Friday, February 1, 2013
Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan zat baru dalam kasus Raffi Ahmad Cs, derivat cathinone yang dinamakan Methylone.
Zat ini rupanya memiliki bahaya melebihi narkotika yang sudah umum beredar di masyarakat, seperti ekstasi, heroin, atau sabu. Bahaya kejang tidak terkontrol sampai dengan meninggal dunia mengintai siapapun korban yang menyalahgunakan zat tersebut.
"Perlu kita waspadai, efeknya ini yang sangat mengerikan. Dampak bahayanya lebih dasyat dan bahaya dibanding ekstasi atau sabu yang struktur dasarnya MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine)," kata ahli Farmasi Kimia Mufti Djusnir, di Kantor BNN, Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (31/1/2013).
"Dia mempengaruhi adrenalin yang kuat, bersifat psikoaktif, sehingga efek farmokologi yang ditimbulkan kejang yang tidak terkontrol sampai dengan mual-mual, muntah, pusing. Kalau sampai OD (over dosis) maka senyawa metilon (Methylone) dapat melakukan debar jantung dan berakibat keram jantung, dan berakibat kematian," papar Mufti.
Zat yang ditemukan di tubuh Raffi Cs itu, terangnya, jauh lebih dulu ditemukan ketimbang zat yang terkandung di dalam ekstasi dan sabu.
Methylone sendiri merupakan gugusan molekul dari struktur dasar molekul Cathinone. Methylone sendiri memiliki sifat adiktif bila dikonsumsi. Namun dosis yang digunakan tergantung tingkat toleransi masing-masing penyalahguna. Bila pecandu itu tidak mampu memenuhi kebutuhan candunya itu, maka dia akan merasa gelisah dan berhalusinasi.
"Jadi adiksinya itu sangat kuat," jelasnya.
Andri Haryanto - detikNews
Zat ini rupanya memiliki bahaya melebihi narkotika yang sudah umum beredar di masyarakat, seperti ekstasi, heroin, atau sabu. Bahaya kejang tidak terkontrol sampai dengan meninggal dunia mengintai siapapun korban yang menyalahgunakan zat tersebut.
"Perlu kita waspadai, efeknya ini yang sangat mengerikan. Dampak bahayanya lebih dasyat dan bahaya dibanding ekstasi atau sabu yang struktur dasarnya MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine)," kata ahli Farmasi Kimia Mufti Djusnir, di Kantor BNN, Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (31/1/2013).
"Dia mempengaruhi adrenalin yang kuat, bersifat psikoaktif, sehingga efek farmokologi yang ditimbulkan kejang yang tidak terkontrol sampai dengan mual-mual, muntah, pusing. Kalau sampai OD (over dosis) maka senyawa metilon (Methylone) dapat melakukan debar jantung dan berakibat keram jantung, dan berakibat kematian," papar Mufti.
Zat yang ditemukan di tubuh Raffi Cs itu, terangnya, jauh lebih dulu ditemukan ketimbang zat yang terkandung di dalam ekstasi dan sabu.
Methylone sendiri merupakan gugusan molekul dari struktur dasar molekul Cathinone. Methylone sendiri memiliki sifat adiktif bila dikonsumsi. Namun dosis yang digunakan tergantung tingkat toleransi masing-masing penyalahguna. Bila pecandu itu tidak mampu memenuhi kebutuhan candunya itu, maka dia akan merasa gelisah dan berhalusinasi.
"Jadi adiksinya itu sangat kuat," jelasnya.
Andri Haryanto - detikNews