<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2107064986175153332\x26blogName\x3dIndonesian+National+Nurses+Associatio...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/\x26vt\x3d-3270315149446403483', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K)


Sambutan Ketua INNA-K Periode 2012 - 2017
Selamat datang di website Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K).
INNA-K terbentuk pada tanggal 11 Mei 2006 dengan kepengurusan yang tersebar di beberapa region negara Kuwait. Persatuan Perawat Indonesia di Kuwait sebelumnya telah terhimpun dalam satu wadah organisasi yang bernama APIK (Assosiasi Perawat Indonesia di Kuwait) sejak tahun 1994, Berdasarkan musyawarah bersama yang dihadiri oleh kepengurusan organisasi periode 2006 - 2008 dan perwakilan anggota dari masing-masing region, Maka APIK berganti dengan nama INNA-K.

Website ini dibentuk dengan tujuan sebagai media informasi dan komunikasi melalui berbagi informasi dan berkomunikasi sesama Perawat tentang profile Perawat, Keperawatan dan Kesehatan dengan komunitas Keperawatan dan masyarakat luas, baik dalam lingkup Kuwait maupun International. Semoga kunjungan Anda bermanfaat dan dapat mengkomunikasikan informasi yang didapat pada rekan sejawat maupun masyarakat luas nantinya.

Atas nama Ketua Organisasi INNA/PPNI cabang Kuwait periode 2012 - 2017, Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. Website ini jauh dari kesempurnaannya, saran dan komentar Anda untuk kesempurnaannya merupakan kontribusi yang berharga bagi kami. Website ini adalah milik kita bersama, untuk itu diharapkan kepada Anda untuk membantu menyebarluaskan website ini kepada rekan sejawat dan masyarakat luas. Selamat bertugas! Semoga menjadi amal ibadah kita semua.

    Hormat Kami,

    Zulkifli Abdullah Usin, SKM
Sunday, December 27, 2009
Sikap tubuh yang kurang tepat dapat memengaruhi postur tubuh. Bila didiamkan atau tidak mendapat penanganan yang semestinya dapat menyebabkan kelainan pada tulang belakang. Namun, ragam kelainan yang ditimbulkan tentunya berbeda-beda, yakni dapat berupa skoliosis (kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping), atau kyphosis (tulang belakang yang membengkok dan kelihatan bongkok dari arah samping).

Berikut beberapa sikap tubuh yang sebaiknya dihindari:

1. Posisi duduk membungkuk

Kebiasaan duduk membungkuk yang membuat anak merasa nyaman dengan posisi tersebut. Atau dapat pula terjadi karena pemakaian kursi yang tidak ergonomis. Kemungkinan lain, kursi yang digunakan lebih tinggi dibanding mejanya hingga anak akan membungkukkan badannya saat menulis. Meja yang terlalu rendah juga akan memaksa anak duduk membungkuk saat menulis ataupun kala melakukan aktivitas di meja tersebut.

Bila kebiasaan ini dibiarkan dapat memunculkan ketegangan otot pada wilayah leher dan punggung yang berujung pada keluhan rasa pegal-pegal atau kaku. Bila keluhan ini dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan terjadinya kyphosis. Untuk mengoreksinya (bila tergolong ringan), dapat dilakukan dengan latihan guna memperbaiki postur tubuh sekaligus menguatkan otot. Di samping melakukan senam untuk mendukung penguatan otot di sekitar wilayah punggung dan bahu. Sedangkan bila tergolong berat perlu dilakukan operasi.

2. Posisi duduk miring

Kursi yang tidak ergonomis atau ketinggian kursi yang tidak sama dapat menyebabkan anak duduk dengan kemiringan tertentu. Bila berlangsung terus-menerus, lambat laun akhirnya membentuk jadi kebiasaan. Otot-otot dan tulang belakangnya dipaksa bekerja ekstrakeras untuk melakukan penyesuaian dengan posisi tubuh. Akibatnya, terjadilah ketegangan otot. Jadi wajar, bila muncul keluhan rasa kaku atau pegal di wilayah punggung dan pinggang karena otot-otot yang tegang.

Bila posisi ini berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kelainan postur yang dikenal dengan nama skoliosis. Namun, bila bengkoknya kurang dari 20 derajat cukup dilakukan senam untuk menguatkan otot dan pembentukan postur. Sedangkan bila tergolong skoliosis menengah, perlu dibantu alat dan bila tergolong berat harus dioperasi.

3. Membawa beban berat

Membawa beban yang berat pada satu sisi, misalnya, membawa tas pada bahu kanan terus-menerus juga dapat menimbulkan ketegangan otot di wilayah bahu kanan. Ditandai dengan rasa pegal-pegal atau kaku, nyeri pada wilayah tersebut. Bahkan, bila kondisi ini berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan terjadinya perubahan postur meski bukan selalu skoliosis.

Bila perubahan postur tersebut sampai mengakibatkan bahu tinggi sebelah, kepala menjadi miring dan panggul tinggi sebelah maka perlu melakukan pemeriksaan rontgen. Bila diketahui tulang belakangnya melengkung hingga membentuk huruf "S", maka dapat dinyatakan menderita skoliosis. Langkah selanjutnya, tinggal menentukan derajat kemiringan lengkungan tersebut guna menentukan terapi atau tindakan yang harus dilakukan.

4. Menulis sambil tiduran

Posisi menulis sambil tiduran di lantai dapat menyebabkan keluhan nyeri pada leher, bahu, dan punggung karena ketegangan otot kendati tidak sampai menyebabkan skoliosis. Akan tetapi, bila posisi tiduran, tengkurap, atau sikap duduk yang salah dibiarkan terus-menerus dan membentuk kebiasaan dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Posisi tengkurap, contohnya, akan menekan dada dan juga paru-paru yang berarti akan menghambat sirkulasi oksigen. Padahal, kelancaran pasokan oksigen sangat diperlukan otak dalam berkonsentrasi. Akibat lainnya adalah mudah mengantuk. Selain itu, posisi tiduran atau tengkurap juga menyebabkan jarak pandang mata dan buku pelajaran menjadi lebih dekat sehingga kurang baik untuk kesehatan mata.

Labels:


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 11:52 PM | 0 comments ShareThis
Friday, December 25, 2009
Diduga korban malpraktik, kondisi Evi Kaduri kritis setelah menjalani operasi amandel, 8 Desember silam. Ia mengalami infeksi pada luka bekas operasi di leher. (Liputan6.Com)

Dia adalah Evi Kaduri yang mengalami infeksi pada luka bekas operasi di leher. Warga Kelurahan Surabaya, Bandar Lampung, tergolek lemah di ruang Intensive Care Unit, Kamis (24/12). Keluarga Evi menduga ada tindakan malpraktik.



Untuk bernapas gadis berusia 25 tahun harus dibantu tabung oksigen. Setelah beberapa hari pascaoperasi, terjadi pendarahan pada luka bekas operasi. Dokter lalu melakukan tindakan untuk menghentikan pendarahan. Namun kondisi Evi bukannya membaik justru memburuk hingga menderita gagal ginjal.

Petugas RS Advent menampik keras ada tindakan malpraktik. Mereka menganggap kasus ini merupakan risiko medik yang bisa terjadi pada seseorang usai menjalani operasi.

Meski demikian, keluarga korban tak menerimanya. Mereka berharap kasus ini segera diselesaikan. Selain berupaya di jalur hukum keluarga meminta pihak rumah sakit bertanggung jawab.(AIS)

Bagaimana komentar atau tanggapan Anda mengenai hal ini? Terutama penjelasan dari pihak Advent. Permasalahan pelayanan kesehatan di Indonesia sangat kita harapakan dapat berkembang lebih baik dan penanganan terhadap pasien dapat dilakukan secara profesional, tidak hanya pendapatan pihak rumah sakit, klinik, dan praktek personal yang membaik.

Labels:


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 1:28 PM | 1 comments ShareThis
Tuesday, December 22, 2009
Kuwait, Sejumlah 17 orang Perawat Indonesia yang terdiri dari 15 wanita dan 2 pria tiba di Bandara International Kuwait pagi hari ini (Selasa) pukul 06.25 WK. Mereka adalah Perawat yang tergabung dalam group PT. Binawan Inti Utama.


Kedatangan mereka disambut Perwakilan Binawan, Pengurus INNA-K dan Staff Ministry Of Health Kuwait serta beberapa rekan perawat Indonesia yang sudah lebih dulu berada di Kuwait.

Kehadiran 17 orang ini menambah jumlah Perawat Indonesia yang datang angkatan 2009 sebelumnya, yaitu terakhir group yang tiba pada tanggal 11 November lalu. Dengan demikian, jumlah total Perawat Indonesia angkatan 2009 sampai saat ini telah mencapai 114 orang.

Mereka yang tiba pagi tadi ditempatkan di Guest House Perawat, wanita di Jabriya dan pria di Khaitan. Diharapkan besok pagi semuanya siap memulai formalitasnya di M.O.H Kuwait sebagaimana mestinya.

Mewakili Pengurus INNA-K dan seluruh Perawat yang telah berada di Kuwait sebelumnya, Kami selaku Tim Website mengucapkan "Selamat datang, Selamat berjuang, Semoga formalitas lancar dan dapat bergabung bekerja dengan baik tanpa kendala yang berarti".

Labels: , ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 7:25 PM | 3 comments ShareThis
Monday, December 21, 2009
North Caroline, Hilang keseimbangan, pusing-pusing, sulit menelan dan tubuh mati rasa sering didiagnosa sebagai gejala tumor otak. Tapi bisa jadi itu bukan tumor otak melainkan gejala cysticercosis. Penyebabnya adalah cacing pita yang menggerogoti dan memakan otak manusia.

Gejala awal yang dikeluhkan pasien itu memang mirip dengan gejala tumor otak atau penyakit stroke. Bahkan ketika dilakukan scan MRI, pertumbuhan tidak normal di otak terlihat seperti pertumbuhan tumor.

Namun ketika Dr Peter Nakaji, ahli bedah dari the Barrow Neurological Institute mengoperasi seorang pasiennya dengan kelainan tersebut, ia kaget karena menemukan sesuatu yang aneh pada otak pasiennya.

"Sebagai dokter bedah saya banyak menemukan hal-hal buruk dan aneh, termasuk ketika saya menemukan cacing parasit hidup yang sedang menggerogoti otak pasien. Cacing itu bisa menyebabkan kemunduran otak dengan sangat cepat," ujar Nakaji seperti dikutip dari Livescience, Senin (21/12/2009).

Cacing parasit yang masuk ke dalam otak itu adalah cacing Taenia solium yang hidup pada jaringan hewan babi. "Seseorang yang terinfeksi cacing pita ini bukan berarti jorok, tapi mungkin saja berasal dari makanan yang mengandung parasit cacing tersebut," kata Nakaji.

Kasus cacing parasit pada otak manusia ini semakin meningkat di Amerika. Lebih dari 20 persen ahli saraf di California pernah mendapatkan kasus ini. Cacing parasit yang dikenal dengan cysticercosis ini berasal dari usus babi dan bisa masuk dalam tubuh manusia serta berkembang di organ usus atau otak.

Jika seseorang makan larva cacing yang terdapat dalam daging, maka larva itu akan berujung di usus dan berkembang seperti alien. Seekor cacing bisa menghasilkan 50.000 telur setiap harinya. Tapi jika daging itu tercemar oleh telur dari kotoran babi dan dimasak deengan panas yang tidak sempurna, maka itulah yang memicu tumbuhnya cacing di otak.

"Berbeda dengan larva, telur cacing lebih mungkin untuk melewati aliran darah. Dari sana, telur bisa menjalar ke seluruh bagian tubuh, termasuk otot, permukaan bawah kulit dan otak," Raymond Kuhn, Professor biologi dan ahli parasit dari Wake Forest University, Winston-Salem, North Caroline.

Menurut Kuhn, cysticercosis adalah masalah besar di beberapa negara Amerika Latin dan Meksiko karena kebiasaan orang di sana yang mengonsumsi daging babi setengah matang. Penyakit ini bisa menular jika orang yang terinfeksi punya kebiasaan buruk seperti jarang mencuci tangan.

"Telur-telur cacing Taenia solium itu bisa bertahan hidup di formaldehid, bahan yang keras dan berbahaya sekalipun. Bayangkan jika ia hidup di jaringan yang tidak berbahaya seperti organ tubuh manusia. Jika dibiarkan terus, ia bisa menghabisi organ-organ penting dalam tubuh manusia," ujar Kuhn.

Untuk beberapa kasus, operasi pengangkatan cacing dalam tubuh tidak diperlukan karena cukup dengan obat, cacing tersebut bisa mati. Namun jika cacing tersebut sudah memasuki daerah percabangan pada otak, maka tidak ada lagi langkah yang bisa menyelamatkan pasien selain operasi pengangkatan cacing karena jika dibiarkan risiko kematian pun bisa menghampiri.
(fah/ir)



Sumber : DetikHealth.Com

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 2:57 PM | 0 comments ShareThis
Friday, December 18, 2009
New York: Anak-anak yang lahir prematur dan dengan berat badan yang kurang kemungkinan memiliki resiko dalam masalah perilaku, gejala depresi dan kecemasan. Peneliti menemukan beberapa tantangan jangka panjang yang akan dihadapi bayi prematur seperti IQ rendah dan tingginya masalah perilaku dibandingkan dengan bayi yang lahir normal, demikian hasil kajian yang dilansir Reuters, Rabu (16/12).

Ketua Tim Penelitian Dr. Amy L. Conrad mengambil sampel dari 104 anak-anak yang berusia antara 7-16 tahun untuk kemudian dilakukan tes kecerdasan standar. Sementara orang tuanya mengisi kuesioner standar tentang masalah-masalah perilaku anaknya.

Dari sampel yang diambil 49 anak diantaranya lahir prematur dengan lama kehamilan antara 24 hingga 33 minggu, dibawah kehamilan normal yang 40 minggu. Hasilnya anak-anak prematur memiliki tingkat hiperaktif sebesar 18%, serta masalah gejala depresi dan kecemasan sebanyak 14%.


Temuan pada anak yang lahir prematur dengan berat badan kurang yang bermasalah dengan perilaku dimungkinkan karena faktor biologis yang tidak mudah diperbaiki oleh lingkungan. Conrad mengatakan, "Bukan berarti lingkungan tidak dapat membantu. Hanya saja mungkin dampaknya tidak sekuat pada anak yang lahir dengan berat rata-rata."

Berat badan mereka sangat kurang, yaitu berkisar 2,2-3,3 pound, berdampak pada perkembangan otak yang sangat rentan dengan masalah perilaku. Conrad mengatakan tujuan timnya melakukan penelitian ini untuk membantu menjawab masalah-masalah yang ada pada anak yang lahir prematur, agar dapat segera ditangani secara lebih dini.(Astrid Puspasari - AYB)



Sumber : Liputan6.Com

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 7:39 AM | 0 comments ShareThis
Wednesday, December 16, 2009
JAKARTA, Manfaat Rancangan Undang-Undang Keperawatan atau RUU Keperawatan masih diperdebatkan lantaran RUU Tenaga Kesehatan tengah digulirkan pula. Setiawan Soeparan selaku Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan mengatakan dalam seminar nasional bertajuk Mencari Titik Temu RUU Keperawatan, Senin (14/12/2009), bahwa terdapat 32 jenis tenaga kesehatan.

Sementara itu, telah ada RUU Tenaga Kesehatan sebagai payung untuk semua profesi tenaga kesehatan secara umum yang kemudian dapat dibuatkan peraturan turunannya, seperti peraturan pemerintah untuk masing-masing profesi. "Jika masing-masing jenis tenaga kesehatan dibuatkan undang-undangnya, akan sangat banyak dan memakan waktu lama," ujarnya.

Ketua Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Achir Yani S Hamid mengatakan, RUU Keperawatan dibutuhkan sebagai payung hukum sistem keperawatan, mulai dari pengembangan kompetensi hingga perlindungan terhadap perawat. Terlebih lagi dengan ditandatanganinya Mutual Recognition Agreement (MRA) di 10 negara ASEAN, terutama bidang keperawatan, yang akan diberlakukan tahun 2010. "Tanpa sistem pengembangan profesi yang baik, Indonesia akan menjadi sasaran empuk tenaga kesehatan asing," katanya.

Anggota Komisi IX DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah dari Fraksi PKS, mengatakan bahwa naskah RUU Keperawatan telah menjadi inisiatif DPR dan masuk dalam agenda Badan Legislatif yang disahkan dalam bentuk Prolegnas dengan nomor 26.

Selanjutnya, hal itu diagendakan dalam rapat panitia khusus tahun 2010 agar segera disahkan dalam bentuk UU Keperawatan. Hingga kini, profesi keperawatan belum mempunyai payung hukum dan tata aturan yang membahas kompetensi, standardisasi, "Dan bahkan perlindungan bagi pekerjaan keperawatan," ungkapnya.



Sumber : Kompas.Com

Labels:


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 12:09 PM | 0 comments ShareThis
Monday, December 14, 2009
Kebiasaan tidur mendengkur dinilai berbahaya. Kebiasaan yang dianggap biasa oleh semua orang itu ternyata dapat menyebabkan resiko kematian. Ilustrasi tidurMenurut Dokter Andreas A.Prasadja dari Sleep Disorder Clinic – RS. Mitra Kemayoran, resiko itu bermula dari masalah gangguan tidur yang bernama Obstructive Sleep Apnea (OSA).

Gangguan tidur OSA ditandai dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) atau kalimat populernya rasa kantuk yang berlebihan. Andreas menyebutkan gangguan OSA ini terjadinya penyempitan saluran nafas atas saat tidur. Penyempitan ini menyebabkan bagian lunak saluran nafas sehingga menghasilkan suara dengkuran.

Penyempitan ini mengakibatkan tidak efektifnya pertukaran oksigen dan karbondioksida sewaktu tidur. Lebih jauh lagi, dengan semakin melemasnya otot-otot lidah, menyebabkan lidah terjatuh dan menyumbat sama sekali saluran nafas sehingga terjadi henti nafas (apnea).

Pada saat ini terjadi peningkatan karbondioksida drastis yang akan mengaktifkan sebuah sensor di tubuh yang akan membangunkan si penderita untuk kembali bernafas.

Bayangkan jika ini terjadi berulang kali selama tidur,” ujar Andreas mengingatkan.

Andreas menambahkan, si pendengkur tidak tahu apa yang terjadi di malam sebelumnya sewaktu bangun. Karena periode bangun yang terjadi adalah periode bangun singkat (mini arousal) yang ringan, namun sudah mengganggu tidur penderitanya hingga tidak dapat masuk ke tahapan tidur dalam yang penting untuk istirahat.

Akibatnya di pagi hari si penderita merasa tidak segar dan masih kurang istirahat tanpa tahu bahwa dirinya bangun berulang kali malam sebelumnya. Tidak jarang ia juga mengeluhkan sakit kepala di pagi hari. Sedangkan pada siang harinya, karena kesibukan ia tidak merasakan kantuk, tetapi di saat meeting atau mengendara kantuk bisa menyerang setiap saat dan tak tertahankan.

Kemampuan mental seperti daya ingat dan konsentrasi pun menurun. Berikutnya adalah kualitas emosional yang memburuk, sehingga orang tersebut akan menjadi mudah marah atau tersinggung.

Karena kerasnya dengkuran dan keadaan emosional yang mudah marah ada pasangan yang akhirnya bercerai. Nyawa pun banyak yang melayang karena kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kantuk dan berkurangnya refleks menghindar.

Dua contoh ini sudah menggambarkan betapa besar pengaruh OSA pada hidup manusia.

Saya sering menjumpai penderita OSA yang tidak pernah mau lagi menyetir karena pernah atau hampir mengalami kecelakaan,” ujar Andreas.

Bahkan salah satu penderita sampai menangis ketika menceritakan bagaimana ia hampir mencelakakan seluruh anggota keluarganya karena kantuk yang menyerang saat mengendara.”

Tetapi akibat pada kesehatan juga tidak dapat dianggap remeh. Para ilmuwan telah memutuskan bahwa OSA adalah faktor resiko bagi hipertensi, penyakit jantung dan stroke.

Beberapa penelitian dan juga pengalaman pribadi menemukan adanya penurunan berarti pada tekanan darah setelah perawatan OSA dilakukan. Penderita diabetes yang menderita OSA pun menunjukkan angka gula darah yang lebih terkontrol setelah perawatan.

Untuk mendiagnosa OSA seseorang harus menjalani overnight sleep study. Dimana ia akan direkam dan diamati semalam penuh selama tidur. Yang direkam adalah gelombang otak, tegangan otot, gerakan bola mata, tegangan otot, suara dengkuran, posisi tidur, aliran udara nafas, pergerakan nafas, denyut jantung, kadar oksigen dalam darah, hingga gerakan kaki.

Pemeriksaan ini tidak bersifat infasif maupun menyakitkan, hanya ditempeli beberapa sensor yang terhubung dengan komputer, lalu tidur. Sleep study biasanya dilakukan di sleep laboratory atau sleep disorder clinic dengan menggunakan alat yang bernama polisomnografi (PSG).

Setelah diagnosa OSA ditegakkan, perawatan bisa dimulai. Pada jaman dahulu perawatan OSA dilakukan dengan operasi tracheostomy, dimana leher penderita dilubangi dan diberi sebuah tabung/selang yang akan memberikan jalan nafas baru, menggantikan jalan nafas atas yang sering menyempit saat tidur. Tetapi kini terdapat beberapa pilihan terapi.

Pertama adalah dengan operasi pelebaran saluran nafas atas (UPPP) dengan membuang uvula dan bagian langit-langit mulut yang lunak atau dengan teknik somnoplasty yang aman dan mudah.

Ada pula operasi plastik atau mulut untuk mengatasi penyempitan jalan nafas yang disebabkan oleh kecilnya rahang bawah. Dokter gigi juga menyarankan penggunaan dental appliances untuk mengganjal mulut hingga mencegah lidah terjatuh ataupun melebarkan saluran nafas.

Pilihan lainnya adalah dengan meniupkan udara bertekanan ke jalan nafas selama tidur untuk menjaganya tetap dalam keadaan terbuka. Selama tidur ia menggunakan sebuah masker hidung atau hidung dan mulut yang dihubungkan dengan sebuah alat yang bernama Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).

Beberapa orang yang menggunakan pada awalnya memerlukan adaptasi terlebih dahulu. Kesulitan beradaptasi dengan CPAP bisa diatasi dengan pendampingan serta informasi yang menyeluruh dari ahli kesehatan tidur dan terutama dukungan dari keluarga. Persistensi untuk terus menggunakan CPAP amatlah penting untuk perbaikan penyakit dan kualitas hidup.

Penggunaan CPAP menjadi pilihan utama banyak orang karena mudah, tanpa operasi maupun obat-obatan dan perbaikan yang signifikan sudah dapat langsung dirasakan setelah pemakaian pertama.

Para ahli kedokteran tidur pun menganjurkan penggunaan CPAP sebagai standar terapi. Kekurangannya adalah pengguna CPAP tidak dapat mencium pasangannya karena terhalang masker, tetapi ini biasanya dilakukan sebelum tidur bukan?

Terlepas dari cara perawatan yang dipilih, perbaikan peri laku dan gaya hidup tetap harus dilakukan. Pengurangan berat badan pada penderita OSA dengan obesitas dapat membantu keberhasilan terapi. Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol maupun obat tidur harus dihentikan.

Sedangkan bagi penderita OSA ringan dan pendengkur yang tidak mengalami periode henti nafas, dianjurkan juga tidur dalam posisi miring untuk mencegah jatuhnya lidah ke arah belakang. Salah satu cara yang cukup efektif adalah dengan menempelkan bola tenis di punggung untuk mencegah posisi tidur terlentang.

Masih banyak gangguan tidur lain yang belum bisa dibahas di sini, seperti insomnia, narkolepsi, periodic limb movement dan parasomnia. Akan tetapi gangguan-gangguan ini walaupun tidak kalah seriusnya, merupakan kasus-kasus yang jarang, ataupun jika sering sudah banyak diketahui orang (insomnia).

OSA menjadi prioritas karena banyaknya penderita yang tidak menyadari kondisinya. Semoga tulisan singkat ini dapat menjadi awal bagi kesadaran kita akan kesehatan tidur. (Ilustrasi Ist)



Sumber : Astaga.Com

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 7:10 PM | 0 comments ShareThis
Saturday, December 12, 2009
Setelah kedatangan terakhir sejumlah Perawat Indonesia di Kuwait tanggal 10 November lalu, Akhirnya sebanyak 15 orang yang terdiri dari 8 pria dan 7 orang wanita tiba di Bandara Internasional Kuwait hari Jum'at pagi kemarin tanggal 11 November 2009. Kedatangan mereka menambah jumlah total Perawat baru dari Indonesia angkatan tahun 2009 menjadi 97 orang.

Seperti biasanya, mereka disambut oleh rekan-rekan Perawat yang tiba sebelumnya dan beberapa perwakilan pengurus INNA-K yang sudah berada disana bersama perwakilan staff Ministry of Health Kuwait. Senyum ceria dapat terlihat dari wajah-wajah mereka yang tampak senang sekali telah lulus dari penantiannya untuk segera bisa diberangkatkan ke Kuwait dan bergabung dengan perawat Indonesia lainnya untuk bekerja dibawah Kementerian Kesehatan (M.O.H) Kuwait.

Cuaca di Kuwait sejak akhir bulan November lalu telah memasuki musim dingin. Saat ini diwaktu pagi hari cuaca mencapai kisaran 8 - 10 derajat Celcius, Bahkan mungkin beberapa pekan kedepan cuaca diperkirakan akan terus semakin dingin. Semoga Rekan-rekan Perawat yang baru datang dan belum pernah mengalami situasi yang sama dapat segera beradaptasi dengan cuaca yang ada sehingga tidak sakit dan mampu melakukan aktifitas formalitas dokumen sebagaimana mestinya.

Perawat yang datang kemarin untuk sementara ditempatkan di Guest House Jabriya bagi wanita dan Khaitan bagi yang pria. Hari Minggu besok mereka baru akan melakukan tahapan formalitas awalnya di kantor Ministry Of Health Kuwait.

Perawat yang datang pada Jum'at 06 November lalu khabarnya baru akan mendapatkan penempatan kerja mereka hari Minggu besok, selanjutnya akan menjalani training dilokasi kerja masing-masing dan akan terus memfollow-up formalitas dokumen mereka sampai dengan selesai hingga menerima rapelan gaji bulanan yang terhitung sejak kedatangan mereka di Kuwait.

Sedangkan dari sejumlah 25 orang Perawat Indonesia yang datang sebagai group pertama tahun 2009, tepatnya yang datang pada Jum'at 02 Oktober lalu telah aktif kerja diruangan masing-masing. Beberapa diantara mereka masih ada yang menjalani status training dan lecture dipusat pelatihan dan pembinaan Perawat baru sesuai region penempatannya, Khususnya bagi mereka yang mendapatkan penempatan di Klinik. Sebagian dari mereka telah menyelesaikan tahapan formalitas di M.O.H Kuwait dan menunggu rapelan gaji yang akan diterima.

Selanjutnya informasi yang kami terima adalah bahwa pada tanggal 21 November yang akan datang, sekitar 17 orang Perawat Indonesia kembali akan tiba di Kuwait menyusul group-group yang sebelumnya. Mengenai perihal Issue Visa bagi Perawat yang dikatan sebagai Gelombang ke-II atau kabar mengenai 40 Visa baru, sampai saat ini kami sebagai pengurus INNA-K belum mengetahui dari mana sumber informasi tersebut.

Menurut informasi salah satu staff pegawai Ministry Of Health Kuwait, saat ini pihak mereka sedang disibukkan dengan pembuatan laporan kerja akhir tahun dan beberapa pekerjaan lainnya. Pelaksanaan formalitas Perawat baru di Ministry kemungkinan besar tidak dapat dilaksanakan tiap hari kerja, dengan kata lain mereka hanya akan melayani proses dokumen pada hari-hari tertentu saja. (Semoga kesibukan mereka termasuk pengurusan dan penulisan angka-angka baru sebagai kenaikan gaji bagi Perawat sebelumnya yang konon segera akan dikeluarkan awal tahun 2010 nanti).

Atas nama Pengurus INNA Kuwait atau PPNI cabang Kuwait, kami mengucapkan selamat datang dan bergabung di Kuwait kepada Perawat Indonesia yang baru tiba kemarin. Semoga lancar dan sukses, baik selama proses formalitas maupun selama menjalani rutinitas kerjanya dikemudian hari. Amieen.

Labels: , ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 7:31 AM | 2 comments ShareThis
Friday, December 11, 2009
Jakarta, Di negeri mayoritas Muslim ini, orang begitu gampang melakukan kezaliman terhadap keyakinan dan hak umat Islam untuk beribadah. Menutup aurat bagi Muslimah pun sering jadi sasaran pelanggaran HAM.

Demi mengabdi kepada Allah dengan menutup aurat, tiga perawat RS Mitra Internasional Jatinegara terancam dipecat. Ketiganya mengenakan jilbab syar’i dan menolak mengenakan jilbab gaul yang ditetapkan pihak rumah sakit.

Merasa telah dizalimi keyakinannya, ketiganya menuntut keadilan lewat Komnas HAM, didampingi seorang pengacara, M Luthfie Hakim. Mereka adalah Suharti (42), Sutiyem (36) dan Wiwin Winarti (40). Ketiganya telah bekerja lebih dari 15 tahun.

Saya masih ingin tetap bekerja di RS Mitra Internasional. Saya merasa ini cubitan dari Allah, teguran dari Tuhan karena kelalaian saya di masa lalu. Saya harus tabah menghadapi cobaan ini,” kata Suharti, perempuan yang mulai berjihad mengenakan jilbab sejak 2000 ini.

Suharti dan dua temannya, sudah mendapatkan Surat Peringatan (SP) 1, 2 dan 3 dari RS Mitra Internasional. Artinya, secara administratif ketiganya sudah layak untuk diproses PHK.


Usai melapor, Luthfie mengatakan, mereka mendapatkan SP1 hingga SP3 dalam waktu kurang dari 6 bulan. Bahkan Suharti mengaku dalam waktu kurang dari dua minggu SP1 dan SP 3 keluar sekaligus.

"Padahal dalam perjanjian kerja tiap SP baru bisa keluar dalam waktu 6 bulan," ujar Luthfie. Ia mengatakan, alasan pemecatan yang dilakukan RS Mitra Internasional itu terlalu dibuat-buat.

Alasan pihak perusahaan terlalu dibuat-buat, yaitu menuntut agar kerudung mereka dimasukkan ke dalam baju. Jadi, tidak ada persoalan dalam performance atau keluhan dari pasien,” kata Luthfie.

"Jadi hanya kerudung tidak dimasukan saja. Itu persoalannya. Padahal kerudung dikeluarkan atau dimasukkan tidak diatur dalam SOP," kata Luthfie.

Kendati demikian, ia menuding ada manipulasi sertifikasi jilbab MUI. Karena itu, Luthfie mengaku sedih melihat kondisi tersebut, sehingga membuat seseorang susah mencari pekerjaan.

"...dirinya menolak keharusan memasukkan jilbab ke dalam baju, sehingga terlihat jelas bagian lekukan tubuh bagian dadanya ketika mengenakan baju perawat..."


"Dalam surat pemecatan itu hanya disebutkan melanggar kesepakatan kerja bersama. Tidak spesifik menyebut persoalan kerudung. Jadi perusahaannya tidak berani menyebut secara spesifik persoalan kerudung. Sertifikasi halal pakaian RS Mitra ditinjau kembali, yang dimanipulasi untuk memecat karyawannya," tutur Luthfie.

Sedangkan menurut salah satu komisioner HAM Jhonni Nelson Simajuntak, yang menerima pengaduan ketiganya menjelaskan, pihaknya akan menegur RS Mitra Internasional untuk menghargai keyakinan karyawannya.

Sedangkan Suharti mengaku dirinya mulai diskors per 1 Desember. Padahal, dalam kontrak kerja tertulis 6 bulan. "Tapi sudah masuk dalam proses pemecatan," tuturnya.

Ia mengungkapkan, dirinya menolak karena harus memasukkan jilbabnya ke dalam baju. Sehingga terlihat jelas bagian lekukan tubuh bagian dadanya ketika mengenakan baju perawat. "Saya berkeyakinan kerudung itu harus menutupi payudara, tapi sudah saya modifikasi supaya kerudung itu tidak menempel ke obat atau ke pasien," bebernya.

Dijelaskan dia, di RS Mitra sendiri boleh berkerudung dan bahkan sudah tersertifikasi MUI. "Tapi dalam SOP itu tidak disebutkan kata jilbab dan aturannya dalam SOP itu jilbab yang gaul dan ketat," ungkap Suharti.

Menanggapi kasus PHK itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai pemecatan terhadap 3 perawat berjilbab Rumah Sakit Mitra Internasional melanggar HAM. RS Mitra Internasional dianggap bertindak semena-mena.

"Setiap orang mempunyai hak untuk bekerja, right to work. Dengan memecat semena-semena itu bertentangan dengan HAM," ujar Ketua MUI Amidhan, Selasa (8/12).

"...Dengan memecat semena-semena itu bertentangan dengan HAM," (Ketua MUI Pusat)...


Amidhan mengatakan pemecatan terhadap ketiga perawat itu harus dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Jika tidak, ujarnya, itu juga termasuk pelanggaran HAM.

MUI juga telah mengeluarkan fatwa tentang tata cara berbusana muslim bagi pekerja rumah sakit dan laboratorium. Dalam fatwa itu dijelaskan, pekerja perempuan berjilbab pada bagian-bagian pekerjaan yang disebutkan itu, supaya tidak mengenakan jilbab terlalu panjang.

Tapi yang jelas, imbuh Amidhan, MUI berpandangan prinsip syariah mengenakan jilbab yang terpenting adalah menutup aurat. "Ukuran panjangnya jilbab itu hanya modis saja," jelasnya.

Meski begitu Amidhan tidak membenarkan perbuatan RS Mitra Internasional yang melakukan pemecatan terhadap karyawannya, hanya karena persoalan berbusana. Dia meminta ketiga perawat itu dibawa ke pengadilan. "Kalau perlu dibawa ke pengadilan," tandasnya.

Suharti, Wiwin dan Sutiyem mengisahkan, RS Mitra Internasional mengeluarkan izin bagi karyawatinya untuk mengenakan jilbab sejak bulan Januari 2009, setelah ada tuntutan dari karyawan.

Rupanya, pihak manajemen rumah sakit sudah mempunyai disain sendiri untuk dijadikan aturan bagi karyawati RS Mitra Internasional. Menurut disain pihak rumah sakit, jilbab dimasukkan ke dalam kerah dan baju yang tidak sampai ke pergelangan. Atau, dalam sebutan mereka, itu adalah ”jilbab gaul” karena masih memperlihatkan lekukan bentuk bagian dada. Di sinilah masalah muncul.

...Sepuluh kali dipanggil HRD, diintimidasi dengan pertanyaan: Kamu nggak takut digeser?...


Sebab, disain itu dinilai tidak sesuai dengan aqidah yang diyakini. Beberapa perawat dan karyawati RS Mitra Internasional yang tidak sepakat dengan disain itu, memilih untuk tetap mengenakan jilbab yang mereka yakini benar secara syariah. Yaitu, jilbab menutupi lekukan tubuh di bagian dada.

''Apa yang kami lakukan dan kenakan ini, yaitu jilbab yang lebar hinga menutup dada, adalah sesuai dengan tuntutan syariah seperti yang ada dalam Al-Quran,'' kata Suharti, dan diiyakan oleh dua temannya.

Pilihan ini beresiko. Tiga perawat ini diintimidasi. “Sepuluh kali dipanggil HRD, diintimidasi dengan pertanyaan: Kamu nggak takut digeser? Saya dilarang menggunakan jilbab yang benar menurut keyakinan agama saya. Semua disertai dengan ancaman,'' kata Suharti. [taz/dtk]



Sumber: Voa-Islam.Net.

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 1:05 AM | 3 comments ShareThis
Tuesday, December 8, 2009
Seberapa besarkah kekuasaan atau Otoritas Perawat dalam kaitannya memberikan pernyataan bahwa seorang pasien yang menjalani perawatan telah meninggal atau belumnya?

Meskipun saat ini peran tersebut masih diotoritaskan kepada dokter, Namun Para pembuat Undang-Undang di Ohio sedang melakukan langkah-langkah evaluasi yang memungkinkan bagi Perawat (RNs) memiliki kewenangan dalam menyatakan kematian pasien. Proposal gagasan ide tersebut berlandaskan pada situasi kurangnya tenaga dokter dan tenaga perawat dalam sebuah rumahsakit, terutama untuk wilayah pedesaan dan susah dari jangkauan pelayanan kesehatan.

"Ada begitu banyak situasi, Terutama dalam pemberian perawatan jangka panjang dan panti jompo serta fasilitas perawatan yang menyediakan keterampilan perawat, dimana dokter tidak selalu siap berada di lokasi sedangkan pasien sudah masuk tahapan menjelang kematiannya tiba," demikian disampaikan Jacalyn R. Golden, MSN, CRNP, Wakil Ketua Komite Legislatif di Ohio Association of Advanced Practice Nurses. "Sebuah pernyataan kematian menjadi hal yang tertunda dan menyebabkan tekanan berlebihan pada anggota keluarga dan staf."

Hukum yang ada di Ohio saat ini adalah mengharuskan seorang dokter yang memberikan pernyataan bahwa seseorang telah meninggal dunia, dan itu sudah berlangsung sejak lama. Hal tersebut telah diadopsi sebelum training nurses, register nurses and advance nurses diperluas secara signifikan. Seiring berjalannya waktu, Perawat sangat berperan penting dalam tanggungjawabnya memberikan perawatan kepada pasien.

"Bertahun-tahun yang lalu, Perawat hanya dipandang sebagai perpanjangan tangan (handmaidens) dari dokter," kata Golden. "Dimana semua keputusan klinis dibuat hanya oleh dokter."

Amandemen pertama ditujukan kepada perundang-undangan di Ohio kemungkinan hanya berisi ketentuan bahwa seorang Perawat (RNs) dapat menyatakan suatu keputusan bahwa pasien telah meninggal bila dalam suatu keadaan tertentu, misalnya bila dokter tidaklah tersedia disana. Kemungkinan Amandemen kedua yaitu seorang Perawat (RNs) cukup berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter apabila ingin mengucapkan pernyataan kematian.

Sementara itu beberapa keputusan perawat diperlukan cepat sebagai hal yang urgensi dibandingkan hal lainnya, dimana semua itu menentukan pada hidup dan matinya pasien untuk beberapa derajat kedepan. Maka perawat harus dapat menilai dan bertindak cepat, misalnya setelah mendeteksi perubahan kondisi pasien secara perlahan. Demikian disampaikan oleh Malinda Markowitz, RN, selaku presiden dari California Nurses Association/National Nurses Organizing Committee.

Dewan Keperawatan negara California (California Board of Registered Nursing) menganggap bahwa itu merupakan ruang lingkup perawat untuk dapat mengambil keputusan dan menyatakan seorang pasien telah meninggal dunia, Tentunya bagi perawat (RNs) yang memiliki pengetahuan dan berkompeten dalam hal tersebut.

Meskipun demikian, Markowitz juga mengatakan bahwa setiap rumah sakit memiliki kebijakan dan aturan sendiri untuk perawatnya, dan mereka harus mengikutinya. Aturan juga bervariasi tergantung ruang perawatan. Beberapa rumah sakit memberi kebijakan kepada Perawat (RNs) untuk dapat mengumumkan kematian, tetapi seorang dokter harus menandatangani surat kematian tersebut.

Di rumah sakit,"kita melihat kematian di hampir semua unit apakah diruangan medical, surgical, ICU atau mungkin di unit Onkologi" katanya. "Alasannya adalah bahwa pasien tersebut sakit parah dengan beberapa masalah medis." lanjut beliau.

Banyak pasien yang tidak memiliki asuransi kesehatan atau tidak berkeinginan dirawat secara terencana, sehingga pada saat mereka masuk rumah sakit kondisinya telah memburuk. Begitulah kata Markowitz, yang bekerja di 'Good Samaritan Hospital' bagian unit medical surgical - San Jose.

Keputusan menyatakan pasien telah meninggal apabila telah terjadi tidak adanya tekanan darah, hilangnya denyut nadi dan pernafasan. Semua pasien telah diberikan tindakan resusitasi, kecuali mereka atau wali yang sah telah menandatangani menolak tindakan lanjutan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Golden, yang bekerja di 'internal medicine' - Cleveland Clinic.

Perawat berbicara kepada pasien, keluarga dan dokter mengenai perlu atau tidaknya tindakan rutin tersebut jika dianggap sia-sia, tentunya dengan mempertimbangkan manfaat dan beban pasien. "Sering kali, mereka memberikan gambaran lengkap dari apa yang mungkin terjadi selama resusitasi," kata Beverly Paukstis, RN, MS, CHPN, CHPCA, direktur operasional panti jompo pada acara 'The Washington Home and Community Hospices serving Washington, D.C., Virginia and Maryland'.

Ini merupakan jenis interaksi pada semua unit, baik itu untuk perawatan akut maupun perawatan jangka panjang. Dalam kasus pasien dengan Alzheimer misalnya, seorang perawat (RNs) dapat membicarakan dengan keluarga pasien mengenai 'apakah pemasangan selang pemberian makanan (sonde) kepada pasien sudah merupakan solusi atau kepentingan terbaik', katanya.

"Mereka memberikan menu dan membiarkan pasien dan keluarga membuat keputusan tentang apa yang mereka inginkan dari menu itu," kata Paukstis.



Sumber : NurseZone.Com


Lalu Bagaimana Otoritas Perawat di indonesia???

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 7:12 PM | 0 comments ShareThis
Thursday, December 3, 2009
Jakarta, BNP2TKI (3/12) - Setelah Jepang dan sejumlah negara lain, Belanda juga membutuhkan ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk dipekerjakan sebagai perawat di rumah-rumah sakit negara tersebut. Guna menindak lanjuti permintaan ini, akhir November lalu, sejumlah pejabat Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia mengadakan kunjungan ke Belanda.

“Kami berusaha menjajaki kemungkinan kerjasama dalam penempatan TKI ke Belanda, khususnya untuk sektor kesehatan (Perawat dan Care-worker),” ungkap Direktur Promosi dan Kerjasama Luar Negeri BNP2TKI, DR. Endang Sulistyaningsih, Rabu (2/12).

Dalam kunjungan sepekan di negeri Kincir Angin, 22-26 November lalu, Endang yang didampingi oleh Kepala Pusat Penelitian dan Informasi (Kapuslitfo) BNP2TKI, Ir. Benyamin Suprayogo berdialog dengan Ketua Indonesian Nurse Association in Netherlands (Persatuan Perawat Indonesia di Netherland, PPNI), Syafiih Kamil, di Sekretariat PPNI di Louweschoek 201, Amsterdam.

Direktur Promosi dan Kerjasama Luar Negeri BNP2TKI, Endang Sulistyaningsih memaparkan bahwa, kebutuhan tenaga perawat di Belanda hingga tahun 2012 mendatang mencapai 5.000 orang, mengingat banyak fasilitas kesehatan tersedia, tetapi tidak banyak tenaga kerja muda yang menginginkan bekerja sebagai perawat di rumah-rumah sakit atau di panti-panti jompo.


Endang Sulistyaningsih memaparkan, kebutuhan tenaga perawat di Belanda hingga tahun 2012 mendatang mencapai 5.000 orang, mengingat banyak fasilitas kesehatan tersedia, tetapi tidak banyak tenaga kerja muda yang menginginkan bekerja sebagai perawat di rumah-rumah sakit atau di panti-panti jompo.

Diakuinya, hingga kini memang masih banyak tenaga kerja asing dari Eropa Timur, tetapi kebanyakan dari mereka tidak memenuhi persyaratan sebagai tenaga perawat di Belanda. Kondisi ini memberikan peluang bagi TKI Perawat untuk memanfaatkan kekosongan tersebut.

“Namun untuk penempatan ke Belanda ini, diperlukan payung hukum yang jelas agar memudahkan bagi tenaga kerja muda dari Indonesia yang ingin menjadi perawat di negeri tersebut,” katanya.

Endang juga menyebutkan, menurut rencana tahun 2010 nanti, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2010 mendatang dijadwalkan berkunjung ke Belanda. Karena itu, kerangka kerjasama yang jelas untuk penempatan TKI ke negeri Kincir Angin diharapkan sudah bisa diselesaikan sebelum kunjungan tersebut.

Kapuslitfo BNP2TKI, Benyamin Suprayogo menambahkan, para perawat asal Eropa Timur umumnya bekerja di Belanda hanya sebagai batu loncatan. Begitu mereka mendapat tawaran pekerjaan lain, mereka akan meninggalkan profesinya sebagai perawat.

“Karena itu, wajar jika Belanda kekurangan perawat. Mereka lebih suka perawat asal Indonesia karena diyakini tidak akan pindah ke profesi lain,” tutur Pak Ben, sapaan akrabnya.

Pak Ben menambahkan, selain perawat , Belanda yang terkenal dengan pengobatan kanker membutuhkan banyak dokter umum Indonesia untuk dipekerjakan di beberapa kota di negara tersebut.

Pak Ben juga menyebutkan, sejak 26 Februari 2008 Persatuan Perawat Indonesia di Netherlands (PPNI) telah terbentuk dan diresmikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag. Meski baru berdiri, kiprah PPNI sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh anggota dan masyarakat Indonesia tidak hanya dalam mencarikan informasi kerja, pengurusan dokumen bagi calon perawat, melakukan advokasi, kegiatan social, budaya hingga workshop (zul).



Sumber : BNP2TKI.

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 11:17 PM | 1 comments ShareThis
Tuesday, December 1, 2009
Sejauh ini, PMI telah melaksanakan program dukungan penanggulangan HIV & AIDS di Indonesia. Berdasarkan sejarah perkembangannya, program dukungan ini mulai berjalan di PMI sejak 1994 hingga sekarang.

Terkait program pencegahan HIV&AIDS yang dijalankan oleh PMI, Kepala Sub Divisi Program HIV & AIDS Markas Pusat PMI, Exkuwin Suharyanto menjelaskan, “Sejak digulirkannya kerja sama Aliansi Global, program HIV & AIDS PMI terus dikembangkan. Hingga tahun 2009, program HIV & AIDS telah berjalan di 18 daerah di Indonesia dengan tetap konsisten menitikberatkan kalangan remaja sebagai sasaran program.”

Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada hari ini, Selasa (1/12) diperingati PMI dengan mengerahkan 500 relawannya dalam aksi-aksi simpatik dan orasi ilmiah. Hingga berita ini diturunkan, terdata beberapa aksi simpatik PMI dan orasi ilmiah sedang berjalan di berbagai kota.

Beberapa PMI Cabang menggelar aksi simpatik peringatan Hari AIDS Sedunia. Termasuk di dalamnya, PMI Cabang Langkat (Sumatera Utara), PMI Cabang Kota Samarinda (Kalimantan Timur), PMI Cabang Kabupaten Serang (Provinsi Banten), dan PMI Daerah Bali.

Aksi simpatik yang mengusung tema Hari AIDS Sedunia “Akses Universal dan Hak Asasi Manusia” dimulai pada pagi ini (1/12) di Kota Langkat, melibatkan 15 sekolah (SMA) se-kota Langkat dan 100 relawan PMI termasuk dari PMR Madya PMI Cabang Langkat. Mereka berjalan kaki berkeliling kota Langkat sambil menyebarkan sticker dan brosur tentang kampanye cegah HIV & AIDS kepada masyarakat luas. Rute yang ditempuh dimulai dari Gedung Markas PMI Cabang Langkat, menyusuri jalan Imam Bonjol, jalan Proklamasi, pusat Kota Langkat, dan berakhir kembali di Markas PMI Cabang Langkat.


“Peserta aksi simpatik pada pagi ini, terbanyak dari kalangan pelajar. Masing-masing sekolah (SMA), mengerahkan 20 orang siswanya untuk ikut dalam acara ini. Hari ini adalah puncak dari rangkaian acara peringatan Hari AIDS Sedunia yang digelar oleh PMI Cabang Langkat,” ungkap Kepala Markas PMI Cabang Langkat, Heri Enjang Saputra saat acara aksi simpatik digelar di pusat kota Langkat (1/12).

Beralih ke kota Samarinda, aksi simpatik peringatan Hari AIDS Sedunia akan digelar siang ini (1/12) dan melibatkan 90 orang anggota PMR Madya PMI Cabang Kota Samarinda (Kalimantan Timur), serta sekitar 20 relawan PMI Cabang Kota Samarinda selaku panitia acara.

“Aksi simpatik ini melibatkan siswa SMA di Kota Samarinda, para mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman ditambah dengan beberapa anggota LSM. Dalam acara ini, PMI Cabang Kota Samarinda bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Samarinda. PMI juga menyampaikan hasil talkshow yang digelar pagi ini di Hotel Swissbelle Samarinda, dalam orasi ilmiah di pusat Kota Samarinda saat ini," tutur Suntoro, selaku project officer program pencegahan HIV & AIDS PMI Cabang Kota Samarinda di tengah acara talkshow pagi ini (1/12) di Samarinda.

Para pelajar dan mahasiswa ini akan berjalan kaki dan menempuh rute sepanjang jalan Pramuka, jalan Juanda, jalan Pangeran Antasari, dan berakhir di bundaran Lembu Suana kota Samarinda. Mereka juga akan menyebarkan brosur dan sticker kepada masyarakat kota Samarinda.

Konvoi turun ke jalan ini juga dilakukan oleh PMI Daerah Bali mulai pagi hingga siang ini, berpusat di wilayah Renon, Denpasar, Bali.

“Sekitar 70 orang relawan PMI Daerah Bali sekarang sedang menyebarkan sekitar 1.000 pesan yang ditujukan kepada 1.000 pemuda di Bali. Pesan-pesan ini tercantum dalam setiap lembar pembatas buku yang dibagikan gratis. Kegiatan ini digelar di tiga titik lokasi di Renon. Selain itu, Unit Korps Relawan PMI di Denpasar juga sedang melakukan aksi simpatik berupa pembagian bunga mawar dan brosur pencegahan HIV & AIDS kepada masyarakat luas,” ucap Kepala Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat PMI Daerah Bali, Eko Wardani (1/12).

Diperkirakan kegiatan peringatan Hari AIDS Sedunia di Bali kali ini melibatkan sekitar 300 orang relawan PMI Daerah Bali. Aksi simpatik yang serupa juga digelar di Provinsi Banten. Sejak pagi tadi hingga siang ini, sebanyak 200 peserta berjalan kaki menempuh rute yang dimulai di Alun-alun Kota Serang (Provinsi Banten), jalan Veteran, jalan Ahmad Yani, dan diakhiri dengan orasi ilmiah di bundaran Ciceri Kota Serang, Banten.

“Acara yang digelar oleh PMI Cabang Kabupaten Serang ini, melibatkan sebanyak 136 siswa yang juga anggota PMR Wira dan Madya dari 23 sekolah (SMA dan SMP) se-kota dan kabupaten Serang, peserta dari tiga institusi perguruan tinggi di Serang, ditambah dengan 25 orang pembina PMR Wira dan Madya serta 30 relawan PMI Cabang Kabupaten Serang selaku panitia acara. Sekitar 200 orang ikut aksi simpatik peringatan Hari AIDS Sedunia hari ini,” ungkap Staf Humas PMI Daerah Banten, Neni Hendrawati di Serang (1/12).

Konvoi jalan kaki menyusuri jalan-jalan menuju pusat kota Serang ini, dilakukan sambil menyebarkan sticker dan brosur kampanye cegah HIV & AIDS, dan pembagian pita merah AIDS. Mereka juga mengusung spanduk besar bertajuk “Stop HIV & AIDS, Keep a Promise Serious” . Acara diakhiri dengan gelar pentas seni hasil kreasi para anggota PMR Kota Serang.*



Sumber : Palang Merah Indonesia.

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 2:29 PM | 0 comments ShareThis



WWW.SMART-PIN-KUWAIT.BEC.BNI

Contact Us at email : admin@inna-k.org or Call: +96560739733