<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2107064986175153332\x26blogName\x3dIndonesian+National+Nurses+Associatio...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/\x26vt\x3d-3270315149446403483', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K)


Sambutan Ketua INNA-K Periode 2012 - 2017
Selamat datang di website Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K).
INNA-K terbentuk pada tanggal 11 Mei 2006 dengan kepengurusan yang tersebar di beberapa region negara Kuwait. Persatuan Perawat Indonesia di Kuwait sebelumnya telah terhimpun dalam satu wadah organisasi yang bernama APIK (Assosiasi Perawat Indonesia di Kuwait) sejak tahun 1994, Berdasarkan musyawarah bersama yang dihadiri oleh kepengurusan organisasi periode 2006 - 2008 dan perwakilan anggota dari masing-masing region, Maka APIK berganti dengan nama INNA-K.

Website ini dibentuk dengan tujuan sebagai media informasi dan komunikasi melalui berbagi informasi dan berkomunikasi sesama Perawat tentang profile Perawat, Keperawatan dan Kesehatan dengan komunitas Keperawatan dan masyarakat luas, baik dalam lingkup Kuwait maupun International. Semoga kunjungan Anda bermanfaat dan dapat mengkomunikasikan informasi yang didapat pada rekan sejawat maupun masyarakat luas nantinya.

Atas nama Ketua Organisasi INNA/PPNI cabang Kuwait periode 2012 - 2017, Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. Website ini jauh dari kesempurnaannya, saran dan komentar Anda untuk kesempurnaannya merupakan kontribusi yang berharga bagi kami. Website ini adalah milik kita bersama, untuk itu diharapkan kepada Anda untuk membantu menyebarluaskan website ini kepada rekan sejawat dan masyarakat luas. Selamat bertugas! Semoga menjadi amal ibadah kita semua.

    Hormat Kami,

    Zulkifli Abdullah Usin, SKM
Tuesday, February 24, 2009
ANAK Anda mungkin mengidap kanker jika merasakan salah satu dari 7 keluhan berikut ini seperti pusing dan muntah di pagi hari, ada pembesaran kelenjar, nyeri pada tulang, ada benjolan di rongga perut, benjolan di rongga dada, pendarahan, atau pansitopenia.

Hal tersebut dikemukakan Devisi Hematologi Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Endang Windiastuti di Jakarta (18/2). "Yang tergolong anak-anak adalah mereka yang di bawah 18 tahun. Kita mesti mengamati perubahan fisik anak, kerena mereka masih sulit mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya," kata Endang.

Menurut Endang kanker pada anak hanya 2-4 persen dari seluruh kanker pada manusia. Sedangkan tingkat kematian anak yang disebabkan kanker sebesar 10 persen Dua jenis kanker yang banyak diidap oleh anak adalah kanker darah (leukemia) dan kanker retina mata (retinoblastoma).

Endang memaparkan anak yang terkena kanker, 40 persen di antaranya terserang leukemia. Anak berumur 3-6 tahun adalah yang paling beresiko terkena. Gejala yang menyertai seperti anak tampak pucat, lesu, lemah, demam yang penyebabnya tidak jelas, mengalami pendarahan yang tidak normal, merasa nyeri tulang atau sendi, dan terjadi pembengkakan di perut dan kelenjar.

Peringkat kedua, lanjut Endang, adalah retinoblastoma. Biasanya kanker jenis ini menyerang anak berusia 6 bulan – 2 tahun. Gejala yang dapat dideteksi seperti terdapat bercak putih di dalam bagian hitam mata seolah bersinar (seperti mata kucing), mata tampak menonjol dan juling.

Menurut Endang penyebab pasti kanker belum diketahui. Tetapi ada beberapa faktor resiko yang bisa menyebabkan kanker seperti zat kimia, zat polutan, dan infeksi virus.


Sumber : Kompas.com

Labels:


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 10:38 AM | 1 comments ShareThis
Thursday, February 19, 2009
Kecelakaan di Palembang, Sumatra Selatan. Mobil yang dievakuasi warga dengan ditarik dan diderek. Kondisi mobil rusak total terutama di bagian atapnya. Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan. Diperkirakan mobil ini terjungkal ke Sungai Lubai karena sopir mengantuk.

Rombongan Perawat yang juga berstatus sebagai biarawati tersebut berniat hendak pergi melayat ke rumah salah satu rekan kerja mereka yang orang tuanya meninggal dunia di Belitung, Oku Timur. Namun ditengah perjalanan mobil jatuh kedasar sungai, sampai berita ini diturunkan belum diketahui penyebab kecelakaan tersebut.

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 6:12 AM | 0 comments ShareThis
Wednesday, February 18, 2009
Komputer dan printer adalah sahabat dekat kita saat bekerja di kantor. Namun tahukah Anda bahwa printer dapat membahayakan jantung. Printer laser dengan daya cetaknya yang cepat memang menjadi primadona di setiap kantor. Printer model tersebut dapat membuat waktu kerja menjadi semakin efisien.

Namun menurut ahli kesehatan Lidia Morawska dari Universitas Queensland, Australia printer laser dapat membahayakan jantung. Dikutip dari News, Rabu (18/2/2009), setiap bekerja, printer laser mengeluarkan partikel-partikel yang berbahaya.

Partikel itu keluar saat tinta mulai tercetak di kertas. Partikel berbahaya itu menurut penelitian yang dilakukan Lidia hanya sebesar asap rokok serta asap yang keluar dari kendaraan bermotor.

Bahaya yang ditimbulkan pun hampir sama dengan asap tersebut. Partikel-partikel itu dapat masuk lewat saluran pernafasan dan kemudian menimbulkan iritasi. Iritasi itu akan memicu peredaran darah di jantung, dan mengakibatkan gangguan pada jantung.

Lidia kemudian memberi saran kepada para pengelola perkantoran untuk tidak menaruh printer di meja pekerjanya. Ada baiknya printer tersebut ditaruh jauh dari tempat pekerja duduk sehingga tidak menimbulkan efek samping ( kee / ash ). Sumber : detik.com

Sebenarnya artikel mengenai bahaya printer terhadap kesehatan telah dimuat dalam sebuah situs (http://www.theage.com.au) pada bulan Juli 2007 lalu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor Lidia Morawska sebagai "the Queensland University of Technology" - Australia, bahwa printer laser beresiko menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada jantung dan paru.

Printer laser pada proses kerjanya menghasilkan partikel yang disebut "Ultra-fine" yang kemudian berbaur dengan udara, Partikel ini sama hal nya dengan asap rokok yang secara perlahan dapat merusak paru-paru. Bahkan lebih jauh lagi dapat menyebabkan gangguan peredaran darah serta pemicu terjadinya penyakit kanker.

Partikel akan lebih banyak dihasilkan ketika tinta printer (toner cartridge) dalam kondisi baru, dan penyebarannya keudara lebih banyak lagi ketika seseorang mencetak hasil kerjanya dengan hasil berkualitas gambar dan grafik terbaik.

Nah, bagi teman-teman yang kebetulan memiliki printer pribadi dirumah untuk kepentingan kuliah jarak jauhnya dan mungkin untuk keperluan lainnnya semoga dapat memperhatikan hal ini. Jangan sampai menghindar jauh dari asap rokok tetapi sangat akrab dengan kegiatan print me-ngeprintnya.


Oleh : Travel_jump@yahoo.com

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 3:09 PM | 1 comments ShareThis
Sunday, February 15, 2009
MENJELANG ujian akhir sekolah menengah atas, jerawat bermunculan di wajah Tiara Savitri. Tak hanya itu, ia sering terserang panas tinggi disertai bercak-bercak merah. Rambutnya rontok dan timbul rasa nyeri pada persendian. Berbagai keluhan fisik itu membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan.

Tiara dinyatakan positif terserang penyakit lupus. Selama belasan tahun, ia harus berjuang melawan penyakit otoimun yang menyerang jaringan dan organ-organ tubuhnya.

Efek samping pengobatan yang dijalani antara lain pembengkakan organ tubuh sehingga bobot Tiara meningkat drastis. Wajahnya pun membengkak atau dikenal sebagai moon face. Bila kondisinya membaik, dosis obat yang dikonsumsi diturunkan.

Meski harus secara rutin berobat, Tiara tetap memiliki semangat hidup tinggi. Setelah membina rumah tangga, ia sempat keguguran tiga kali hingga akhirnya dikaruniai seorang anak lelaki. ”Saya juga sempat mengalami bocor ginjal,” tuturnya.

Kini sudah sekitar 10 tahun ia hidup tanpa obat-obatan lupus. Tiara yang saat ini genap berusia 40 tahun mengabdikan hidupnya untuk menyosialisasikan tentang lupus dan mendampingi mereka yang terkena penyakit itu.

  • Kekebalan Tubuh

  • Lupus merupakan penyakit otoimun yang telah tersebar luas dan dapat menyebabkan sistem imunitas tubuh berbalik menyerang jaringan dan organ tubuh kita sendiri.

    ”Beberapa organ tubuh yang bisa terkena adalah ginjal, jantung, paru-paru, otak, darah, atau kulit,” kata Prof Zubairi Djoerban dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) -Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

    Sistem imunitas tubuh biasanya melindungi tubuh kita dari virus, bakteri, dan jaringan dari luar lainnya. Dalam kondisi otoimun seperti lupus, sistem imunitas tubuh ini kehilangan kemampuan membedakan mana substansi dari luar dan yang merupakan jaringan dan sel itu sendiri. ”Akibatnya, sistem imunitas ini malah membuat antibodi yang menyerang sel sehat dalam tubuh,” ujarnya.

    Secara global, diperkirakan terdapat 5 juta orang dengan lupus. Di Amerika Serikat, terdapat 1,2 juta orang yang terkena lupus. Adapun di Indonesia, jumlah kasus lupus yang tercatat mencapai 8.693 orang hidup dengan lupus (odapus) atau meningkat dua kali dibandingkan dengan tahun 2004. Jumlah ini diyakini adalah puncak gunung es karena banyak odapus tidak terdiagnosis.

    Menurut suatu survei, 9 dari 10 odapus adalah perempuan. Lupus terdapat dalam dua sampai tiga kasus lebih banyak pada ras Afrika, Asia, Hispanik, dan Amerika asli. Lupus terdeteksi lebih banyak pada masa produktif yaitu usia 15-44 tahun.

    Sejauh ini, hanya 10 persen dari odapus yang memiliki saudara dekat (orangtua atau saudara) yang juga terkena atau mungkin terserang lupus. Hanya sekitar 5 persen dari bayi yang dilahirkan oleh odapus kemungkinan akan terkena penyakit ini.

    Lupus tak menular, langka, bersifat seperti kanker. Belum diketahui secara pasti penyebab lupus. Namun, para peneliti meyakini faktor genetik meningkatkan risiko terkena lupus. Faktor lingkungan juga bisa memicu lupus di antaranya infeksi, obat-obatan, sinar ultraviolet, bahan kimia, stres, dan hormon.

    Sejauh ini ada beberapa tipe lupus. Meski tampak serupa, tiap tipe lupus punya perbedaan gejala dan pengobatan. Menurut situs Mayoclinic, systemic lupus erythematosus dapat menyerang beberapa bagian tubuh termasuk kulit, paru-paru, ginjal, dan darah. Adapun discoid lupus erythematosus hanya menyerang kulit.

    Tipe lain adalah drug induced lupus erythematosus yang terjadi setelah penderita mengonsumsi obat. Gejala lupus hilang begitu penderita berhenti memakai obat penyebab lupus. Sementara itu, neonatal lupus menyerang bayi baru lahir.

  • Berbeda

  • Lupus dikenal sebagai penyakit dengan seribu wajah sehingga menyulitkan proses diagnosis. Tidak ada dua kasus lupus yang serupa. Hal tersebut disebabkan organ tubuh yang diserang antibodi dalam tubuh bisa beragam dan itu juga menimbulkan manifestasi klinis berbeda.

    Sinyal dan gejala berkembang perlahan atau kadang akut, bisa sementara atau permanen, tergantung dari organ tubuh mana terserang. Gejalanya dapat tersamar, bahkan bisa masuk masa remisi hingga mencapai beberapa tahun sebelum terdiagnosis.

    Beberapa gejala yang dijumpai adalah sakit pada sendi, demam, sendi bengkak, lelah berkepanjangan, ruam pada kulit, anemia, dan gangguan ginjal. Sejumlah gejala lain adalah sakit di dada saat tarik napas dalam, ruam bentuk kupu-kupu melintang pada pipi dan hidung, sensitif pada matahari atau sinar, rambut rontok, jari jadi putih atau biru saat dingin, stroke, dan sariawan.

    Lupus bisa menyebabkan trombosit jadi rendah, sakit kepala, stroke, dan keguguran. Penyakit otoimun ini juga bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah kecil. ”Lupus mengganggu mekanisme pembekuan darah, darah mudah membeku yang menyebabkan stroke,” ujarnya.

    ”Lupus sulit didiagnosis. Bila perempuan muda sakit dan tak juga sembuh meski bolak-balik berobat ke dokter, ia patut diduga kena lupus,” kata Zubairi. Sebagai contoh, penderita didiagnosis demam berdarah karena trombositnya rendah dan ada bercak merah, tetapi tak juga pulih.

  • Pengobatan

  • Pada mayoritas odapus, pengobatan yang efektif dapat meminimalkan gejala, mengurangi inflamasi, serta menjaga fungsi tubuh secara normal. Pendekatan pengobatan berdasar pada kebutuhan spesifik serta gejala pada tiap orang karena gejala dan karakteristik lupus sangat beragam pada tiap individu.

    Oleh karena itu, evaluasi dan kontrol medis menyeluruh dan berkelanjutan penting untuk memastikan ketepatan diagnosis dan pengobatan. ”Terapi yang diberikan tergantung dari organ mana yang terkena dan tingkat keparahannya,” kata Zubairi.

    Pada umumnya, obat yang diberikan termasuk obat nonsteroidal antiinflammatory, kortikosteroid, acetaminophen, antimalaria dan immunomodulating. ”Pada era 1980-an, tingkat kematian penderita lupus tinggi. Kini angka kematiannya di bawah 10 persen total kasus,” ujarnya.


    Sumber : Kompas.com by. EVY

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 11:10 AM | 0 comments ShareThis
    Monday, February 9, 2009
    MATARAM, KAMIS - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan memeriksa setiap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang dari luar negeri untuk mencegah peningkatan kasus HIV dan AIDS di NTB.

    "Besar kemungkinan penyakit HIV dan AIDS dibawa oleh TKI yang telah bertahun-tahun berada di luar negeri," kata Wakil Sekretaris KPA NTB Drs. H. Arsyad Abdul Gani kepada wartawan di Mataram, Kamis.

    Pelayanan satu atap bagi calon TKI akan mempermudah melakukan tes bagi TKI yang baru tiba, namun kendalanya tidak semua TKI yang baru datang melapor ke Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB.

    Untuk mengatasi hal tersebut, kemungkinan akan ditempatkan petugas baik di Bandara Selaparang Mataram, maupun di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat untuk mengantisipasi kedatangan TKI dari luar negeri.

    Jumlah masyarakat yang menderita penyakit HIV dan AIDS di NTB terus bertambah dan terakhir hingga Desember 2008 jumlah penderita tercatat 220 orang yang terdiri atas HIV 137 orang dan AIDS 83 orang.

    "Dari jumlah tersebut Kota Mataram menempati urutan teratas dengan jumlah penderita HIV 65 orang dan AIDS 54 orang, menyusul Lombok Timur dengan 25 HIV dan 11 AIDS, Sumbawa Barat 18 HIV dan empat AIDS dan LOmbok Barat 13 HIV dan 11 AIDS," katanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Dr. Made Lania mengatakan sejak 2001 hingga 2008 tercatat 22 orang meninggal dunia akibat HIV/AIDS di Kota Mataram.

    Jumlah korban meninggal selama delapan tahun terakhir ini terus meningkat dan terbanyak pada 2008 yakni sebanyak sembilan orang sementara pada 2007 meninggal delapan orang, dan 2001 hanya satu orang.

    Jumlah kasus HIV tercatat 64 kasus dan AIDS sebanyak 42 kasus dan sebagian besar menimpa usia produktif mulai 20 tahun hingga 45 tahun. Sementara penyebab terbesar adalah dari jarum suntik dan seks dengan pasangan berganti-ganti.

    Untuk mencegah meningkatnya jumlah pederita HIV/AIDS antara lain dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan kualitas hidup.

    "Sementara kegiatan yang akan dilakukan untuk menyambut Hari AIDS Sedunia antara lain dialog interaktif melalui Radio RRI dan swasta, sosialisasi HIV/AIDS bagi tenaga struktural dan meningkatkan mutu pelayanan HIV/AIDS," katanya.


    Sumber : Kompas.com

    Labels: ,


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 12:42 AM | 0 comments ShareThis
    Thursday, February 5, 2009
    Seiring berkembangnya teknologi kedokteran, kini ditemukan alat untuk mengatasi kanker, yaitu linier akselator sinergi. Alat ini mampu memberikan efek terapi radiasi maksimal pada sel kanker tanpa merusak jaringan normal di sekitarnya.



    Sumber : Liputan6.com

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 11:59 AM | 0 comments ShareThis
    OSAKA, RABU - Sedikitnya 47 rumah sakit di seluruh Jepang pada pertengahan Februari 2009 mulai mempekerjakan para perawat (nurses) asal Indonesia, menyusul berakhirnya pelatihan mereka di berbagai pusat pelatihan di Negeri Sakura itu.

    Hal tersebut mengemuka dalam paparan yang disampaikan General Manager Kansai Kenshu Center AOTS Hideo Yoshihara di Osaka, Rabu, saat Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar dan Acting Konsul Jenderal RI Osaka Mozes Tandung Lelating meninjau kondisi para perawat Indonesia.

    "Para perawat dari pusat pelatihan Osaka akan ditempatkan di 18 rumah sakit, sedangkan yang dididik di Kobe akan ditempatkan di 22 rumah sakit," kata Yoshihara.

    Perawat Indonesia akan ditempatkan di rumah sakit rumah sakit di Provinsi Kanagawa, Kyoto, Nara, Wakayama, Hyogo, Yamaguchi, Fukuoka, Oita, Saga dan Kumamoto.

    KBRI Tokyo dan KJRI Osaka sejak awal kedatangan para perawat dan caregivers Indonesia pada Agustus 2008 terus memantau perkembangan mereka, terutama di tahun 2009 saat tenaga profesional itu mengikuti ujian Bahasa Jepang dan ujian keperawatan yang terkenal sulit.

    Para caregivers (perawat untuk para jompo) memang sudah mendapatkan sertifikasi Bahasa Jepang pada 27 Januari lalu dan langsung diberangkatkan ke 21 panti jompo yang tersebar di beberapa provinsi Jepang. Kini giliran para "nurses".

    Sedangkan para perawat, selain ujian Bahasa Jepang (pada 22 Februari mendatang) juga diharuskan mengikuti ujian keterampilan keperawatan. Kegiatan pelatihan itu sendiri baru akan berakhir pada 12 Februari 2009.

    Kesiapan para perawat secara keluruhan dinilai oleh manajemen AOTS (Association for Overseas Technical Scholarship) sangat baik sehingga dalam menghadapi ujian nanti pihaknya optimis bisa melewatinya dengan baik, sama seperti rekan-rekannya yang caregivers.

    "Kondisi mental dan kesehatan mereka sangat baik. Mereka juga disiplin, dan penuh semangat," kata Yoshihara menjawab pertanyaan Dubes soal kondisi kesehatan para perawat.

    Kunjungan Dubes Jusuf Anwar dan Acting Konjen Osaka Mozes Lelating bertujuan untuk menyemangati para perawat, mengingat mereka menjadi "pintu gerbang" bagi kelanjutan program pengiriman perawat yang berada dalam skema perjanjian kerja sama Economic Partenership Agreement (EPA) Indonesia dan Jepang.

    Dubes sendiri menekankan bahwa para perawat mulai akan memasuki kehidupan nyata setelah tanggal 12 Februari nanti, saat dimulainya penempatan kerja di rumah sakit Jepang.

    "Berikan yang terbaik dan jagalah citra Indonesia, karena anda-anda sekalian juga merupakan duta bangsa yang membawa nama baik Indonesia," kata mantan menteri keuangan itu yang kedatangannya juga membagi-bagikan alamat KBRI Tokyo, KJRI Osaka dan organisasi kemasyarakatan Indonesia di seluruh Jepang.

    Sirnanya Keraguan
    Pada kesempatan itu, disampaikan juga bahwa KBRI Tokyo dan KJRI Osaka sudah menyiapkan tim monitoring yang akan memantau perkembangan para perawat Indoensia yang sudah tersebar ke berbagai daerah di seantero Jepang, termassuk sambungan telepon "hotline".

    Selain meninjau fasilitas pelatihan AOTS di Osaka, Jusuf Anwar dan Mozes Lelating melanjutkan peninjauan ke pusat pelatihan serupa di Kobe.

    "Saya yakin keraguan publik Jepang akan sirna dengan sendirinya begitu melihat kemampuan perawat Indonesia bekerja," kata Lelating di Kobe.

    Salah seorang perawat, Suwarti (30) mengakui bahwa dirinya sudah tidak sabar untuk mengikuti ujian, karena sebetulnya materinya sama saja dengan yang pernah diajarkan di Indonesia.

    "Tantangannya adalah di penggunaan kanji-nya. Itu sebetulnya bisa kita atasi jika tercantum juga petunjuk soal dalam tulisan hiragana dan katakana yang sudah cukup kami pahami dengan baik," kata perawat yang mengikuti pelatihan di Kobe. Ia sendiri akan ditempatkan di RS Palang Merah Himeji (Himeji Sekijuji Byoin).

    Optimisme senada juga disampaikan Hervina Widha (24), perawat yang pernah bekerja di RS Pondok Indah Jakarta. Untuk membuktikan bahwa mereka bisa berbahasa Jepang, baik Suwarti dan Hervina tidak segan-segan menjawab dengan cepat pertanyaan yang diajukan Dubes dan Acting Konjen.

    "Coba apa Bahasa Jepangnya silahkan makan," tanya Dubes. "Dozo meshiagatte kudasai," jawab Suwarti cepat yang langsung disambut tepuk tangan rombongan KBRI dan KJRI.

    Pelatihan bagi 104 perawat Indonesia tersebar di Tokyo, Osaka dan Kobe. Pihak AOTS dan juga Japan Foundation, dua lembaga yang ditugasi pemerintah Jepang, menargetkan kemampuan dasar yang harus bisa dikuasasi selama enam bulan, yakni penguasaan dasar-dasar Bahasa Jepang, pemahaman budaya, dan peningkatan keterampilan.

    "Kemajuan selanjutnya tergantung pada kemampuan perawat Indonesia sendiri serta dukungan lembaga yang menerima mereka," kata Dirut AOTS Kazuo Kaneko.


    Sumber : Kompas.com.

    Labels: ,


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 1:56 AM | 0 comments ShareThis
    Tuesday, February 3, 2009
    Minggu lalu perwakilan dari agency tenaga kerja "PT. Binawan Inti Utama" telah datang ke Kuwait dengan tujuan menindak lanjuti proses administrasi calon Perawat baru di Kuwait, yang merupakan hasil dari pada rekrutment pihak MOH Kuwait yang dilangsungkan di Indonesia dibulan Oktober 2008.

    Kedatangan Direktur PT. Binawan Inti Utama "Saleh Alwani" yang hanya beberapa hari saja di Kuwait, selanjutnya diikuti oleh kedatangan pihak agency PT. RIM "Ibu Yuli" pada minggu ini. Rencananya Pimpinan PT RIM tersebut baru akan kembali ke Indonesia pada malam hari ini waktu Kuwait, 03-02-2009.

    Kedatangan kedua perwakilan agency tenaga kerja tersebut bertujuan membawa sejumlah berkas atau file para Perawat Indonesia yang telah lulus seleksi untuk diserahkan kepada pihak MOH Kuwait, dan melakukan berbagai lobi-lobi kepada pihak MOH Kuwait mengenai kemungkinan tahapan rekruitmen selanjutnya.

    Dari sejumlah berkas yang disampaikan kepada pihak MOH Kuwait, ada beberapa persyaratan administrasi yang masih perlu dilengkapi. Hal ini tidak akan menunda pihak MOH memproses berkas-berkas tersebut hingga "Visa Sementara" dikeluarkan, akan tetapi kelengkapan berkas tersebut harus disusulkan ketika para Perawat Indonesia sampai di Kuwait nanti.

    Menurut informasi yang kami terima, setidaknya 2 bulan kedepan Calon Perawat baru yang akan bekerja dibawah Ministry Of Health Kuwait dari Indonesia segera bisa diterbangkan ke Kuwait dan menjalani formalitas ADM nya.

    Menyinggung mengenai peluang tenaga Perawat Indonesia untuk dapat juga mengisi peluang kerja di Rumah Sakit swasta di Kuwait, Pimpinan PT. RIM mengatakan telah melakukan beberapa lobi terhadap sejumlah Matron dari berbagai Region di Kuwait.

    Hasilnya, bahwa dengan melihat perkembangan pembangunan pelayanan kesehatan di Kuwait yang cukup pesat, dapat dipastikan Kuwait memerlukan tenaga kesehatan yang cukup banyak pada masa yang akan datang. Hal ini akan menjadi pertimbangan para perwakilan MOH dan Matron mengadakan suatu kerjasama terhadap pihak swasta, khususnya dalam hal perekrutan tenaga Perawat.

    Bekerja sebagai Perawat pada Rumah Sakit swasta di Kuwait merupakan peluang yang cukup baik bagi Perawat Indonesia, terutama bagi mereka yang merasa penghasilannya masih minim dengan bekerja di Rumah Sakit swasta dinegeri sendiri. Sebagian besar Perawat yang bekerja pada sektor swasta sampai saat ini dari segi penghasilan memang lebih kecil jika dibandingkan dengan Perawat yang bekerja di bawah Ministry of Health Kuwait.

    Namun beberapa Rumah Sakit swasta yang berada di Kuwait, Perawat akan diberikan gaji yang cukup besar bahkan melebihi penghasilan yang dimiliki Perawat MOH Kuwait. Terutama mereka yang bekerja di Rumah Sakit swasta sektor pertambangan, seperti Kuwait National Petroleum Company (KNPC) Hospital dan Kuwait Oil Company (K.O.C) Hospital.

    Terlepas dari perihal rencana kedatangan Perawat baru, INNA-K melalui beberapa perwakilannya berkunjung menemui Direktur Binawan (Saleh Alwani - red) untuk mendapatkan penjelasan mengenai permasalahan verifikasi ijazah yang sedang dihadapi Perawat Indonesia di Kuwait. Seperti yang kami (pengurus INNA-K) ketahui bahwa Beliau cukup prihatin dengan permasalahan yang ada dan telah mengadakan lobi kepada Duta Besar Kuwait yang berada di Indonesia.

    Saleh Alwani saat menyerahkan berkas calon Perawat Indonesia yang akan bekerja di MOH Kuwait sempat menyinggung permasalahan verifikasi ijazah kepada Madam Awatif Al-Qattan sebagai Directur of Nursing di Kuwait.

    Informasi yang diperoleh adalah bahwa penyelesaian masalah tersebut dapat diatasi jika ada upaya pro-aktif dari pihak Pemerintah Indonesia. Hal ini berdasarkan dari beberapa kasus yang sama, dimana pernah dialami Perawat Philipina. Maka ketika itu pihak Pemerintah Philipina sangat pro-aktif membantu para TKI nya yang mengalami permasalahan verifikasi ijazah.

    Perihal tersebut secara langsung sudah disampaikan Saleh Alwani kepada pihak KBRI, dalam hal ini Bambang Sugeng (Head of Chancery) sebagai orang nomor 2 di KBRI setelah Duta Besar. Pihak KBRI mengatakan mereka akan terus mem-follow-up dan mencari jalan keluar penyelesaian persoalan tersebut, Perawat diminta bersabar.

    Info tambahan dari Pimpinan Binawan Inti Utama, adalah keterkaitan dengan peluang kerja Perawat Indonesia. Beliau telah mengadakan lobi kepada pihak MOH Kuwait dan membuahkan kesepakatan bahwa dalam tahun ini (2009) sekitar 4 bulan setelah kedatangan Perawat baru dari Indonesia maka pihak MOH Kuwait akan kembali mengadakan rekruitmen ke Indonesia.

    Selain itu Beliau secara langsung menghubungi pimpinan K.O.C via telephon dalam hal peluang kerja, khususnya Perawat. Hasilnya cukup menggembirakan, Pihak K.O.C meminta beliau menyediakan atau mengirim 7 orang Perawat Indonesia untuk bergabung menjadi tenaga kesehatan (Perawat) disana.


    Admin@inna-k.org

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 2:55 PM | 0 comments ShareThis



    WWW.SMART-PIN-KUWAIT.BEC.BNI

    Contact Us at email : admin@inna-k.org or Call: +96560739733