<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2107064986175153332\x26blogName\x3dIndonesian+National+Nurses+Associatio...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/\x26vt\x3d-3270315149446403483', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K)


Sambutan Ketua INNA-K Periode 2012 - 2017
Selamat datang di website Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K).
INNA-K terbentuk pada tanggal 11 Mei 2006 dengan kepengurusan yang tersebar di beberapa region negara Kuwait. Persatuan Perawat Indonesia di Kuwait sebelumnya telah terhimpun dalam satu wadah organisasi yang bernama APIK (Assosiasi Perawat Indonesia di Kuwait) sejak tahun 1994, Berdasarkan musyawarah bersama yang dihadiri oleh kepengurusan organisasi periode 2006 - 2008 dan perwakilan anggota dari masing-masing region, Maka APIK berganti dengan nama INNA-K.

Website ini dibentuk dengan tujuan sebagai media informasi dan komunikasi melalui berbagi informasi dan berkomunikasi sesama Perawat tentang profile Perawat, Keperawatan dan Kesehatan dengan komunitas Keperawatan dan masyarakat luas, baik dalam lingkup Kuwait maupun International. Semoga kunjungan Anda bermanfaat dan dapat mengkomunikasikan informasi yang didapat pada rekan sejawat maupun masyarakat luas nantinya.

Atas nama Ketua Organisasi INNA/PPNI cabang Kuwait periode 2012 - 2017, Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. Website ini jauh dari kesempurnaannya, saran dan komentar Anda untuk kesempurnaannya merupakan kontribusi yang berharga bagi kami. Website ini adalah milik kita bersama, untuk itu diharapkan kepada Anda untuk membantu menyebarluaskan website ini kepada rekan sejawat dan masyarakat luas. Selamat bertugas! Semoga menjadi amal ibadah kita semua.

    Hormat Kami,

    Zulkifli Abdullah Usin, SKM
Tuesday, June 30, 2009
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) menjelaskan, saat ini, Indonesia merawat enam kasus baru positif Influenza A H1N1. Keenam kasus tersebut merupakan kasus impor, artinya mereka tertular dari luar negeri.

Mereka itu adalah GC (L, 12 tahun), MT (P, 14 tahun) dan JA (L, 10 tahun) ketiganya Warga Negara Australia dan kedatangannya ke Bali dalam satu pesawat. Saat ini kondisinya membaik dan dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. Kasus ke-4 dan 5 adalah kakak beradik WNI bernama Ag (P, 18 th) dan TP (L, 19 th), sebelum sakit melakukan perjalanan ke Singapura. Kasus ke-6, AM (P, 22 th) juga WNI, sebelum sakit bepergian ke Australia.

Ketiganya dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) Jakarta dan kondisinya membaik. Hal itu disampaikan Menkes kepada para wartawan dalam dan luar negeri di kediaman Jl. Denpasar Raya No. 14 Jakarta, hari Minggu, 28 Juni 2009.

Dalam jumpa pers yang didampingi Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen P2PL, Prof. dr. Agus Purwadianto, SH, Kepala Badan Litbangkes dan dipandu dr. Lily Sulistyowati, Kepala Pusat Komunikasi Publik, Menkes menegaskan bahwa sampai saat ini di Indonesia sudah terdapat 8 kasus positif Influenza A H1N1 ( 4 orang WN Asing dan 4 orang WNI ), namun semuanya merupakan kasus impor.

Dari 8 kasus positif, satu orang dinyatakan sembuh dan sudah pulang yaitu BM (W, 22 tahun) WN Inggris. Sampai saat ini belum terjadi penularan antar manusia di Indonesia, ujar Menkes.

Menkes menambahkan, selain merawat kasus positif, Depkes juga telah memeriksa 47 orang yang kontak dengan penderita maupun yang habis bepergian dari negara terjangkit, tetapi semuanya negatif.

Indonesia sudah siap menanggulangi Influenza A (H1N1). Untuk itu, Departemen Kesehatan telah menetapkan langkah-langkah mengatasi penyakit yang sudah merebak di 105 negara di dunia, dengan:
  1. Meningkatkan kewaspadaan di seluruh jajaran kesehatan serta mengirimkan Surat Edaran baru dari Menkes dan Dirjen P2PL yang menyatakan adanya kasus influenza H1N1 baru di Bali dan Jakarta
  2. Meningkatkan aktivitas semua fasilitas kesehatan di RS, KKP, Laboratorium dan sarana kesehatan lainnya
  3. Meningkatkan kesiapan logistik serta kemampuan SDM
  4. Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat (Jumpa Pers, Iklan Layanan Masyarakat, Talkshow di Radio dan Televisi, Poster dan Leaflet)
  5. Masyarakat dapat menghubungi Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) : Telp. 021 4257125; Fax : 021 42877588 ; Email : poskoklbp2pl@yahoo.com ; Call Center : 021 30413700; Website Depkes : www.depkes.go.id dan www.penyakitmenular.info
Dalam kesempatan tersebut, Menkes menegaskan kembali bahwa Influenza A Baru (H1N1) ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Menkes menghimbau masyarakat untuk senantiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan mengeringkan dengan tisue atau lap bersih. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sakit dan berhati-hati bila berkunjung ke luar negeri.
----//----


Untuk Cegah Flu Babi : Penumpang Wajib Kenakan Masker


Untuk mencegah penularan Influenza A H1N1 (flu babi) di Indonesia, Pemerintah mewajibkan semua penumpang dari negara terjangkit mengenakan masker setibanya di terminal kedatangan luar negeri. Mereka juga diwajibkan melewati thermo scanner (alat pemindai suhu tubuh) sebelum keluar dari bandara. ”Kalau sebelumnya masih banyak penumpang mem-by pass dari thermo scanner, sekarang tidak boleh lagi”, ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Ir. Aburizal Bakrie yang didampingi Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) saat jumpa pers usai memimpin Rakor Kesra di Jakarta tanggal 29 Juni 2009.

Kebijakan tersebut diambil dalam Rapat Koordinasi bidang Kesejahteraan Rakyat yang dipimpin Menko Kesra Ir. Aburizal Bakrie dan dihadiri Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K), Menteri Perhubungan, Ir. Jusman Syafii Djamal, Wakil dari Menlu, Menkeu diwakili Dirjen Anggaran, Depgadri diwakili Dirjen Pemerintahan Umum, Depdiknas diwakili Dirjen Dikti, Ketua Pelaksana Harian Komnas Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (FBPI) Dr. Bayu Krisnamurthi, Dirut PT Angkasa Pura I dan II, serta Kepala Administratur Bandara Soekarno Hatta Cengkareng.

Menko Kesra menambahkan, Pemerintah berupaya mencegah terjadinya penularan influenza A H1N1 antar manusia di Indonesia setelah ditemukannya 8 orang positif karena tertular dari luar negeri. ”Kami memutuskan untuk memonitor, melaporkan dan mengkoordinasi penanggulangan influenza A H1N1 dan mendukung proses penanganan yang dilakukan Menkes dan jajarannya seperti pembentukan Posko Depkes untuk menangani masalah ini”, ujar Aburizal Bakrie.

Menurut Menko Kesra, dalam Rakor juga membahas persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menghadapi beberapa event internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia pada bulan Agustus 2009 seperti Konferensi Internasional AIDS di Bali dan Sail Bunaken di Manado.

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari yang diberi kesempatan menjelaskan penanganan kasus flu babi di Indonesia oleh Menko Kesra menyatakan, saat ini jumlah kasus positif Influenza A H1N1 berjumlah 8 orang. Mereka terdiri dari 4 orang warga negara Indonesia, 3 orang warga negara Australia dan 1 orang warga negara Inggris yang berdomisili di Australia. Kesemuanya tertular dari Australia dan Singapura, jadi merupakan kasus impor.

Dari 8 orang tersebut, 1 orang sudah sembuh dan boleh pulang, sedang 7 orang lainnya masih dirawat di RS yakni 4 orang di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta, dan 3 orang WN Australia dirawat di RS Sanglah Denpasar, Bali.

“Berkat upaya-upaya yang dilakukan Depkes dan jajaran kesehatan di seluruh Indonesia serta kerja sama dengan lintas sektor terkait, alhamdulillah belum terjadi penularan antar manusia di Indonesia”, ujar Dr. Siti Fadilah Supari.

Untuk mencegah penularan virus yang kemungkinan terbawa para pendatang dari negara terjangkit mereka diwajibkan mengenakan masker sebelum keluar dari bandara. Masker akan disediakan oleh pemerintah dan harus dikenakan selama 3 hari, sesuai dengan masa inkubasi penyakit ini yaitu 3 – 7 hari, ujar Menkes.

Sejak WHO menetapkan flu babi sebagai public health emergency international concern (PHEIC) tanggal 25 April 2008, Depkes telah menetapkan 6 langkah antisipasi yaitu :
  1. Penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan yang dilakukan dengan pemasangan thermo scanner, pemberian health alert card, penyiapan alat pelindung diri (APD) dan lain-lain.
  2. Logistik terutama penyediaan obat tamiflu dan pendistribusian sampai ke Puskesmas.
  3. Penyiapan 100 rumah sakit rujukan, obat, APD, keteresdiaan ruang isolasi dll.
  4. Penguatan surveilans epidemiologi yang dilakukan dengan mengintensifkan surveilans ILI di 20 Puskesmas, surveilans SARI di 15 RS sentinel dll.
  5. Penguatan laboratorium dengan mengintensifkan laboratorium regional dan pemenuhan reagensia.
  6. Komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan dengan penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas melalui berbagai saluran komunikasi yang ada.
Menkes menegaskan, Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Menkes menghimbau masyarakat untuk senantiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan mengeringkan dengan tisue atau lap bersih. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sakit dan berhati-hati bila berkunjung ke luar negeri.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.


Sumber : Depkes.go.id

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 9:36 PM | 0 comments ShareThis
Saturday, June 27, 2009
Rapat Kerja Nasional Luar Biasa (RAKERNASLUB) PPNI dilaksanakan untuk menyikapi kondisi yang mendesak dan genting mengenai pengesahan RUU Keperawatan Indonesia. Hasil keputusan RAKERNASLUB adalah sebagai berikut:
  1. Apresiasi terhadap DPR RI yang telah merespon tuntutan PPNI sehingga aksi mogok nasional belum dilaksanakan.
  2. Aksi mogok nasional akan dilakukan apabila :
    • Sampai dengan tanggal 4 Juli 2009 tidak dilakukan pembahasan RUU Keperawatan.
    • Undang Undang Keperawatan tidak disyahkan pada periode DPR RI 2004-2009.
    • Pelaksanaan mogok nasional ditentukan oleh Pengurus Pusat PPNI
  3. Perawat yang tidak mengikuti aksi mogok, akan diberikan sangsi organisasi.
  4. Aksi mogok nasional akan mengikuti aturan PP PPNI dan Internasional Council of Nurses dan mengikat semua perawat yang melakukan aksi mogok nasional.
  5. Pengurus Propinsi PPNI siap menyuarakan rancana mogok nasional
  6. Pengurus Pusat wajib mengirim surat kepada Presiden RI ditembuskan kepada Ketua DPR, MPR, Menkes, Ka POLRI, Gubernur seluruh Indonesia, PERSI, ARSADA, YLKI, ICN, dan stakeholder lainnya.
PPNI terpaksa melakukan mogok nasional sebagai jalan terakhir yang kami tempuh. Untuk itu, kami Perawat Indonesia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia yang memerlukan jasa perawatan akan tidak bisa kami penuhi seperti biasanya pada periode mogok yang kami rencanakan.


Gerakan Sukseskan UU Keperawatan PP PPNI :

Harif Fadilah, SKp, SH (HP. +628161435752)
Masfuri, Skp, MN (HP. +6281318965892)
M Hadi, SKM, MKep ( HP. +62818488139)


Jakarta, 22 Juni 2009.
Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Ketua Umum,


Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc.

Labels:


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 8:31 PM | 0 comments ShareThis
Saturday, June 20, 2009
Nama-nama yang terdaftar dibawah ini adalah nama Perawat yang mengurus verifikasi ijazahnya melalui INNA-K dan sudah mengumpulkan namanya dalam bahasa Arab. Alhamdulillah dari daftar nama yang disubmit filenya telah masuk dan diproses Higher Education, bahkan sebagian ada yang sudah selesai sampai di Ministry of Health Kuwait.

Tim verifikasi INNA-K sudah mensubmit nama-nama yang berbahasa Arab tersebut sebanyak 4 tahap, Sedangkan untuk tahap ke-5 kami masih menunggu masukan nama dari teman-teman yang belum menyerahkannya kepada INNA-K.

Kepada teman-teman sekalian silahkan di cek, bagi yang namanya (berbahasa Arab) belum masuk ke data INNA-K maka diharapkan untuk segera mengumpulkannya melalui perwakilan Region masing-masing yang kemudian akan diserahkan kepada Suharwoko (Reggae) sebagai Pejabat Sementara (PJS) Ketua INNA-K.

Perlu diketahui bahwa langkah Tim verifikasi INNA-K ini hanya sebatas memeriksa atau mencari info untuk memastikan bahwa file yang bersangkutan sudah masuk dan diproses di Higher Education. jadi masing-masing TETAP harus mem-follow-up secara personal sampai file selesai di M.O.H. Bagi yang sudah mem-follow-up dan ternyata belum ada atau belum selesai, diharap untuk bersabar dan terus mem-follow-up nya.

Tahap I :
  1. ADITIYA WARMAN
  2. ANGGER LOROSAYUM
  3. ARMAWAN
  4. BERTI YUSRIATI
  5. DEDI SUPARYADI
  6. DICKEY INDRA KAHAYANA
  7. DINA SUSANTI
  8. DUDIH HIDAYAT SAJIDIN
  9. DWI YOGI AL AZIZ
  10. EKO PRIYANTO
  11. FRANCISCUS BERGIA DWI RIWANTO
  12. HANAFI AFRIYANTO
  13. IIN INARDI
  14. INDRA JUNIARTO
  15. IRFAN
  16. IRWANSYAH
  17. KACUNG SUGIARTO
  18. KAMAL HERMANTO
  19. MOHD. JOHAN FAIZ
  20. MONAJATI YULIANTI
  21. MUHAMMAD HERMAWAN
  22. NONO SUHARTONO
  23. NURUZZAMAN
  24. RAHAYU SETIA NINGSIH
  25. RIDWAN JAMALUDIN
  26. RIYANTO BIN PAWIRODIMEJA
  27. ROMEZ ANDALUSIA
  28. RUDI HERMAWAN
  29. SANTO BIN DUL RAHMAN
  30. WAHIDNO
  31. YETI PAULA PALANGAN
  32. YUSRIZAL SIDI ALININ

Tahap II :
  1. AAN YULIANINGSIH
  2. ABDUL AZIZ JUMADANG
  3. AFI LUTFIYATI
  4. AGUS SURYADI SUDIHARJO
  5. BAGINDA RAJA FAISAL SIREGAR
  6. BUDI ARIYANTO SUBRIN
  7. DASEP DASEU HOLIL
  8. DWI SANYOTO
  9. ERPAN NURJAMAL ALI ISMAIL
  10. HARRI SANTOSO
  11. HIVER JUNIATUN
  12. INDRIT KOMALASARI
  13. KARYANI WADI KIMIN
  14. LUKMAN WAHYU NUGRAHA
  15. MARLINSA SAHAR TANJUNG
  16. MOHD AEDIL FITRI
  17. MUSLIADI ISMAIL
  18. NOVITA ENDAH PALUPI
  19. RIYAN HADIYANTO
  20. ROBI ALI MOHD ALI
  21. ROKAYA SADLI
  22. SRI UTAMI METASARI RAKUN TARIM
  23. SUDIRMAN MAMING BIN MAMING
  24. SUGIARSO BIN SANAN SAMIN
  25. SUMARNO KANTUN
  26. WAWAN TARYANTO SARIMAN
  27. YULIANI UNTUNG DARJONO
  28. YULIASARI HALWAN
  29. ZAENUL MUTAQIN AHMAD
  30. ZUMI ROHMANI

Tahap III :
  1. AMIRUL NAPPOE
  2. ARI HARIYANI
  3. ARIF MUDHOFI MAHFUD
  4. ASTERIUS MARIANUS PATI BELO
  5. ATHOAINI MASUM
  6. BUDI RESTIYOWATI NURYO
  7. CAHYADI FITRIANSYAH
  8. CARWA
  9. DUDI NURDIMAN
  10. DWI SUGIANTO
  11. EMI AL KADRI
  12. ETY WURYANI TEKAT RIADI
  13. HARTATI
  14. HAYATI
  15. HENDARTI RAHMAWATI
  16. HENDI BUDI SANTOSO
  17. I MADE HARIYADI I NYOMAN
  18. JULI ABDUL HAMID
  19. JUMNASIH
  20. KARYANI
  21. KUKUH WARDOYO
  22. LELLYANA SETIAWATI
  23. MAFTUH FAQIH
  24. MAHFUD ALMAHDALI
  25. MAHMUD SALEH UDIN
  26. MUMTAZUL FIKRI
  27. MUSTIQOYANI
  28. NOVITA ENDAH PALUPI
  29. NURMAYESI NURSUHUD
  30. NURSIAH
  31. PUJI SARTONO
  32. RAHAYU WIDODO
  33. RINI SEDYANINGRUM
  34. ROMEZ ANDA LUCIA
  35. RUSLAN
  36. SAPTA WIJAYA
  37. SENO AJI SUKAMTO HERMAN
  38. SIDIK SETIA MARGANA
  39. SLAMET ARYADI
  40. SRI RANI DEWI
  41. SUTARNO NARYADI WIRANA
  42. SUTIKNO MOHD YUSUF
  43. SUYONO SASTROREJO
  44. TENDI RUSTANDI
  45. WAHYUNI NURHAYATI
  46. WARIDI SARPAD
  47. WIDYANINGSIH HARJO WAJIB
  48. WINNARNY
  49. YOSEP MURLISTYO AGUNG TRISNADI
  50. YOSSI BAGUS MAHARTO
  51. ZAINAL ABIDIN SUBAWI MISDI

Tahap IV :
  1. ABDURAHMAN
  2. ADITYAWARMAN
  3. AGUNG PURANAMA ALAM
  4. AGUNG SUDARYONO
  5. AGUS INDRIONO
  6. AHMAD ANHAR
  7. ARMAN FAJRI
  8. ASEP MAEKEL IWAN
  9. DENI NASRULLAH SAIFULLAH
  10. DEVI ARIYANTI IMAM SUBARI
  11. DEWI SULISTIYOWATI
  12. DINA SUSANTI SUPARMAN
  13. EMILLA ZOLLA
  14. EVA SUSANTI ZAINUDDIN
  15. HARIYANTO
  16. HARTATI BINTI AMBOTANG
  17. HENDAR SUNANDAR
  18. HENDARTI RAHMAWATI
  19. IDHAM CHOLID
  20. JUMNASIH TARJONO
  21. JUNAIDI SAHAMUDDIN
  22. KHOIRUL IMAM
  23. LELLYANA SETIAWATI
  24. LULUK INDAH KHOLIFATUN
  25. NURSIAH MUH'D NURDIN
  26. NURVITA HANDAYANI
  27. PRIHATIN BUDY SETIAWAN
  28. RAHMAD MULYAWAN S
  29. RETNO UTAMI DYAH MUSFIROH
  30. RIDWAN T.TARANG
  31. RINA ARIES
  32. RIRIN NUR ENDAH ENDANG
  33. RUDIN MUSLIM
  34. SAFRIZAL BIN ESKOR
  35. SAPTA WIJAYA
  36. SUBIYANTORO HADI SURATNO
  37. SUSI IRWASIH
  38. SYAHRIDA BINTI ABDULMUIN
  39. WAHIB AGUNG BIN SUGIARTO
  40. WAHYUNI NURHAYATI
  41. WASIS BUDITOMO
  42. WINNARNY MOHD NASSER
  43. WIYONO HADI
  44. YOSE IRFAN
  45. YULI PURWANTINI

Tahap V (belum disubmit):
  1. ANTOK HERMAWAN SISWO DIHARJO
  2. HIERMA FARITA MURDIMAN TAHIR
  3. MUHAMMAD ALI PULUNGAN
  4. SUDARSO HERU WIHARTO
  5. TATI INDRIATI SOEJITNO
  6. ZUBAIDAH BINTI MUHAMMAD JATI
  7. ANDI FAISAL KHAIRUDDIN
  8. SRI WAHYUNINGSIH WALOEYO
  9. SARDI BIN SABOEN BIN TUGIMAN
  10. RINI FIDIA SARI SENORIFDI
  11. UMARNO BIN DARDJO
  12. SUSWATI SAN SUWITO NAJASRI
  13. SUTA KUSEN SAID
  14. ARTANASARI A. BINTI JAMANGKIM
  15. MUSLIKHA OFID
  16. HALILAH HAFNI
  17. USMAN ABU BAKAR
  18. DEDI MULYADI
  19. MUHARANI BINTI DARMAN SUTANHUR
  20. TONI ISMARSUDI SUMARTO
  21. TRI UTAMI DEWI MUHAMMAD
  22. MUHAMMAD ZAKARIYA RAHARJO
  23. MUSTAR LATIEF ABU BAKAR
  24. SELPI ROZA MARTUNUS












Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 9:28 PM | 2 comments ShareThis
Wednesday, June 17, 2009
Penularan influenza A-H1N1 kian meluas. Di Selandia Baru, kasus flu ini telah meningkat hingga tiga kali lipat menjadi 109 kasus, Selasa (16/6). Sebagian besar sekolah sudah ditutup karena penyebaran flu yang mulai mengkhawatirkan.

Publik diimbau tetap tinggal di dalam rumah. Wakil Direktur Kesehatan Publik Fran McGrath mengatakan, pemerintah tetap berusaha menghambat penyebaran virus sehingga tak bertambah parah saat memasuki musim dingin. Musim panas biasanya merupakan saat paling tepat memberantas flu. Sebaliknya, musim dingin merupakan era penyebaran paling cepat.

McGrath menambahkan, gejala influenza A-H1N1 biasanya ringan, tetapi yang akan terkena dampak negatif dari penyebaran virus ini adalah kelanjutan usaha, sekolah, dan perkantoran.

Menteri Kesehatan Tony Ryall menyatakan penyebaran virus itu akan memicu ketegangan di berbagai rumah sakit di Selandia Baru. ”Jika penyebaran virus ini semakin parah, kemungkinan bisa ada 35.000 orang yang masuk rumah sakit,” ujarnya.


Thailand Tutup Sekolah

Thailand mengumumkan kenaikan kasus hingga 50 persen. Pemerintah memutuskan menutup puluhan sekolah setidaknya selama sepekan mendatang. Departemen Kesehatan Thailand memastikan munculnya 109 kasus baru. Ini jumlah kasus terbanyak hanya dalam satu hari. Kini di Thailand ada 310 kasus influenza A-H1N1.

Untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang influenza A-H1N1, Pemerintah Thailand akan membagikan satu juta buklet kesehatan tentang flu A-H1N1. ”Buklet ini berisikan cara menghindari virus A-H1N1 itu,” kata Wakil Menteri Kesehatan Publik Manit Nopamornbodi.

Nopamornbodi juga mengimbau masyarakat untuk memakai masker pelindung mulut dan hidung. Pemerintah saat ini masih memiliki persediaan obat antivirus A-H1N1 yang cukup.

Kini influenza A-H1N1 telah mencapai Jordania. Untuk pertama kalinya Pemerintah Jordania mengumumkan tindakan mengarantina dua perempuan yang baru saja pulang dari AS. Menteri Kesehatan Jordania Nayef al-Fayez menyatakan, dua perempuan itu masing-masing berusia 11 tahun dan 17 tahun.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia Margaret Chan mengingatkan, pandemi influenza A-H1N1 bisa melumpuhkan negara berkembang dan miskin. ”Negara berkembang akan menjadi kelompok paling rentan dengan kondisi paling parah. Kelompok ini bisa lama mencapai pemulihan. Negara-negara seperti ini tak hanya menderita gara-gara pandemi, tetapi juga akibat penyakit yang mematikan lainnya,” ujarnya. Negara berkembang dan miskin itu antara lain terdapat di subsahara Afrika.(REUTERS/AFP/AP/LUK)



Sumber : Kompas.com

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 9:34 PM | 0 comments ShareThis
Saturday, June 13, 2009
Satu hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan terjadinya pandemi, perusahaan farmasi Swiss, Novartis AG, menyatakan telah memproduksi vaksin eksperimen pertama khusus untuk flu Meksiko (virus A-H1N1), Jumat (12/6). Namun, vaksin itu belum diuji coba dan belum bisa digunakan untuk manusia. Vaksin eksperimen itu dibuat di dalam sel dan tidak tumbuh di dalam telur seperti yang biasa terjadi dengan vaksin.

WHO menyebutkan, perusahaan-perusahaan farmasi diperkirakan akan memiliki vaksin untuk melawan virus A-H1N1 yang sudah siap jual setelah September mendatang. Juru bicara WHO, Fadela Chaib, mengatakan, Novartis akan menggunakan 10 liter vaksin eksperimen untuk keperluan uji coba di laboratorium. Kemungkinan vaksin itu juga akan diujicobakan ke manusia.

Novartis menyatakan sampai saat ini sudah ada 30 negara yang meminta jatah persediaan vaksin, termasuk Departemen Kesehatan Amerika Serikat yang telah memberikan uang muka sebesar 289 juta dollar AS sejak Mei lalu.

Belum ada vaksin

Meskipun di Indonesia belum ada vaksin untuk memerangi influenza A-H1N1, masyarakat Indonesia diminta jangan panik. Influenza A-H1N1 telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO, sementara vaksin A-H1N1 belum tersedia di Indonesia.

Hal itu dinyatakan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam sebuah konferensi pers, Jumat di ruang VIP Bandar Udara Juanda, Surabaya.

Sebelumnya, Fadilah bertemu dengan kepala dinas kesehatan di seluruh Indonesia untuk menyosialisasikan peningkatan status A-H1N1 menjadi waspada.

”Masyarakat agar tidak panik walau status dinaikkan menjadi waspada. Sampai hari ini belum ada kasus influenza A-H1N1 di Indonesia. Namun, saya minta masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga perilaku bersih dan sehat,” ujar Fadilah yang didampingi Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.

Menurut Fadilah, Indonesia belum memiliki vaksin influenza A-H1N1. Ia mengatakan, penyediaan vaksin influenza A-H1N1 sepenuhnya menjadi tanggung jawab WHO. Hanya beberapa negara maju yang memiliki vaksin tersebut.

”Walau di Indonesia belum tersedia vaksin influenza A-H1N1, kita relatif lebih siap menghadapi pandemi influenza ini karena memiliki pengalaman mengantisipasi virus flu burung. Untuk sementara, kita hanya menyediakan tamiflu,” kata Fadilah.

Virus influenza A-H1N1, ujarnya, dapat menyebar melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Fadilah menganjurkan masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan tangan dengan sabun serta tidak bersin atau batuk di depan banyak orang. Bila ada yang menderita influenza, dianjurkan mengenakan masker.

Tjandra menambahkan, influenza A-H1N1 sudah menginfeksi 74 negara di dunia. Tercatat delapan negara yang memiliki kasus influenza A-H1N1 terbesar, yakni Amerika Serikat, Cile, Meksiko, Kanada, Spanyol, Inggris, Jepang, dan Australia. Adapun negara tetangga Indonesia yang terinfeksi influenza A-H1N1 adalah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

”Kami tidak mengeluarkan travel warning terhadap negara tertentu. Namun, kami menyarankan, yang tengah sakit influenza sebaiknya menunda bepergian ke luar negeri, terutama ke negara-negara yang terinfeksi influenza A-H1N1,” ungkap Tjandra. (AP/LUK/APO)


Sumber : Kompas.com

Labels:


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 9:50 PM | 0 comments ShareThis
Wednesday, June 10, 2009
Siapun orangnya, akan menjadi bangga menjadi Seorang..Perawat, apabila dia menjadikan Keperawatan ini menjadi kebanggaannya. Sebagaimana dengan Profesi lainnya, tentunya menjalankan Keperawatan ini haruslah dengan Sempurna, apalagi jika dilihat apa yang menjadi wilayah jaminan yang diberikannya.

Sedikit tersentak..ketika media tanah Air menyorot kasus Ibu Prita dengan keluhan yang beliau berikan tentang kualitas layanan yang diperolehnya. Sesuatu yang manusiawi sekali bila rasa kecewa itu dialaminya. kemana harus bertanya?..untuk menjawab selaksa gundah yang ada didalam hati?...mungkin itu yang membuat beliau menuliskan rasa tertuang di emailnya, yang menjadi smirip buku Diary moderen bagi penggunanya. melihat situasi tersebut?

Katanya Perawat 24 jam Ada bersama pasien, memainkan perannya sebagai care giver, pendidik, advocad, kolaborator, fasilitator buat pasien yang dilayaninya. jika memang Kit (perawat) ada buat pasien selama 24 jam...mungkinkah muncul tanya..Kemana harus bertanya...?

Saya teringat pada Salah Seorang Dosen ketika Kuliah KDM I (Kebutuhan Dasar Manusia), beliau terus mengingatkan: sebelum tindakan keperawatan diberikan, harus terlebih dahulu Perawat menjalaskan Prosedur tindakan yang ada, sehingga pasien dan keluarga menjadi tahu dan memahami tindakan tersebut, sehingga aksi/reaksi/interaksi/transaksi yang kooperatif akan terjalin antara pasien dan perawat. jika Sudah melakukan itu selain peran care giver yang terlaksana, perawat juga mampu memainkan perannya sebagi pendidik, bagi pasiennya.

Kembali kepada kasus yang lagi trend ini..
muncul sebuah pertanyaan Kemana Perawat RS tersebut....?
mengapa diam..seribu..bahasa..(Saya tidak pernah melihat, di media Massa), sudah seheboh ini..berita yang ada,!!!

atau...
Perawat tidak tau sama-sekali letak permasalahan yang ada? (Wah...gawat kalau sampai hal ini terjadi...berarti kita tidak 24 jam berada disisi Pasien)

atau...
Perawat lebih baik diam saja..karena Perawat hanya menjalankan order dari Dokter saja? (Ini lebih gawat lagi...tujuan Profesionalisme adalah membangun kemitraan, menghapus kata perhambaan..jika sikap kita seperti ini...kapan tujuan ini tercapai...?)

atau...
Dari pada Ribet..repot..udah..lebih baik diam..saja...menjadi penonton..atas situasi yang ada..(katanya Peran kita Advocad bagi..pasien..Fasilitator..apalagi...) terus kapan kita memainkan peran ini...

atau...
Kita masih..belum percaya diri untuk tampil dimedia massa, bersuara dengan keadaan yang sebenarnya...toh kita juga sudah pernah nampang.. masih ingat:
Ada ribuan, tahun lalu kita berteriak meminta..Undang-undang buat profesi ini diadakan. buat apa kita berteriak..? untuk menjamin..layanan kita?

atau...
Perawat, pura-pura..tidak paham....takut bicara..nanti..dipecat...susah buat melamar kerja...(Waw...Melayani..adalah..dasar profesi kita...mengapa harus takut jika dasar pelayanan yang sudah kita berikan..tepat..menjamin sebuah kualitas...?)

atau...
Perawat..benar-benar..tidak..paham..apa..adanya..(Jika memang ini adanya...mari..teman..temanku,..jangan berpuas diri..dengan keadaan yang ada saat ini. sudah banyak Intitusi Pendidikan, banyak Buku yang siap dibaca, banyak Pelatihan guna peningkatan Potensi diri, banyak mpakar tempat bertanya. Agar semakin terasa warna kita, agar semakin bermakna kehadiran ini, bukan hanya untuk bagian yang terlupakan, hanya sebagi pelengkap rutinitas belaka.)

Wah..wah..wah...
Menjadi perenungan kita..bersama..
Dimana Perawat saat itu?...


(By : Oy-Mora. PSIK Universitas Jember)
Sumber : PPNI Pusat Jakarta.

Labels:


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 11:23 AM | 0 comments ShareThis
Monday, June 8, 2009
Perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengancam mogok nasional jika Rancangan Undang-Undang (RUU) keperawatan tak segera disahkan.

Acaman oleh sekitar 5.000 perawat dari Jabodetabek, Bandung dan Banten itu dilakukan dengan aksi untuk rasa di depan gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (8/6). Koordinator aksi dari PPNI Mas Furi mengatakan acaman mogok akan betul-betul dilakukan jika DPR tidak segera membahas dan mengesahkan UU Keperawatan tahun 2009.

"Kami memberikan waktu 15 hari agar DPR memberikan tanggapan yang pasti. Jika kembali diabaikan maka mogok massal perawat secara nasional betul-betul kami lakukan," katanya saat dikonfirmasi.

Menurut dia, agar pembahasan dilakukan dengan serius oleh DPR pihaknya akan terus memonitor kerja dari wakil rakyat itu. Pihaknya menilai saat ini kinerja DPR mulai menurun.

Dengan tidak dibahasnya RUU Keperawatan, kata dia, maka perawat sengaja dibiarkan bekerja tanpa perlindungan hukum yang kuat padahal tenaga kesehatan ini telah memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia.

Ia menambahkan isi RUU Keperawatan itu antara lain lingkup kewenangan perawat, sistem registrasi dan lisensi perawat, kehidupan profesional perawat serta lembaga yang menaungi perawat atau konsil.

"Perawat selama ini telah bekerja secara maksimal. Mereka juga memberikan pelayanan di desa-desa tertinggal, pulau-pulau terluar dan perbatasan. Namun hingga saat ini perawat belum terlindungi dari berbagai risiko dan tuntutan hukum," katanya menegaskan.

Sesuai data PPN, jumlah perawat yang ada di Indonesia mencapai 500 ribu orang atau sekitar 60 persen dari total tenaga kesehatan yang ada di Indonesia.

Indonesia merupakan tiga dari 10 anggora ASEAN yang belum memiliki UU Keperawatan bersama dengan Laos dan Vietnam. Kondisi ini akan menjadi sasaran tenaga-tenaga kesehatan asing sehingga tenaga perawat dalam negeri akan terpinggirkan.

"Desakan dan tuntutan kami telah direspon oleh Komisi IX dan Fraksi Partai Demokrat. Kami akan terus mengawal proses pembahasan dan pengesahan RUU ini," katanya menegaskan.


Sumber : Kompas.com

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 10:13 PM | 0 comments ShareThis
Hari ini Senin (8/6), Lebih dari seribu Perawat Indonesia yang terhimpun dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan BEM Ilmu Keperawatan Seluruh Indonesia melakukan aksi demo di depan gedung DPR RI. Mereka menuntut agar DPR segera men-sahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keperawatan yang sudah lama terkatung-katung.

Salah satu Poin yang paling penting dari isi RUU Keperawatan adalah untuk melindungi Perawat dan pasien agar tidak terjadi kasus hukum, sebagaimana kasus hangat yang terjadi saat ini yang pada rumah sakit Omni International.


Aksi demo ini merupakan bentuk unjuk rasa yang dipicu oleh terhentinya pembahasan RUU Keperawatan di DPR dan tidak diprioritaskan untuk disahkan pada tahun 2009, Padahal materi RUU Keperawatan telah masuk ke dalam agenda Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sejak tahun 2008.


Sejumlah perwakilan Perawat yang diterima Anggota Komisi IX yang mengurus tentang kesehatan mengatakan bahwa "pengesahan RUU Keperawatan itu sangat penting agar Perawat dapat lebih professional dalam bekerja. Aturan ini juga dianggap penting untuk melindungi Perawat Indonesia karena pada tahun 2010 Perawat asing sudah diizinkan bekerja di Indonesia".(Liputan6.com).

"Apabila ini tidak ditanggapi DPR maka perawat Indonesia akan melakukan aksi mogok nasional," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Achir Yani S Hamid, di depan Gedung Dewan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 8 Juni 2009.

Aksi demo ini tidak mengganggu arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto yang menuju Semanggi. Massa juga membentangkan spanduk, poster, dan baliho yang mendesak agar pimpinan Dewan mengetok palu untuk undang-undang ini.

"Perawat sengaja dibiarkan bekerja tanpa perlindungan hukum yang kuat. Perawat Indonesia juga tidak mau dijajah oleh perawat asing," ujar koordinator aksi yang bergelar profesor ini. (metro.vivanews.com).

Pendemo bergantian beorasi. Ada yang menyikapi anggaran untuk pendidikan sudah sampai 20 persen namun untuk kesehatan masyarakat masih minim. Tidak itu saja, anggaran 20 persen untuk pendidikan itu ternyata sebagian besar untuk operasional sekolah sedangkan untuk kesejahteraan sangat minim.


“Sebetulnya anggaran pendidkan 20 persen hanya pemanis saja. Anggaran itu justru untuk komuditi kampanye politik, padahal guru tidak menikmatinya,”teriak satu pendemo.

Ratusan perawat yang sabagian besar perempuan itu datang ke Senayan dengan menggunakan beberapa bus. Agar tidak macet, bus diparkir di Stadion Gelora Bung Karno Senaya lalu longmarch atau jalan kaki ke DPR.(Poskota.co.id).

Labels: , ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 9:17 PM | 0 comments ShareThis
Saturday, June 6, 2009
Teman Sejawat Perawat Indonesia,

Perjuangan untuk menegakan harkat dan martabat profesi sedang mengalami ujian, dibutuhkan semangat dan tekad yang kuat untuk tepat bahu-membahu memperjuangkan hal yang baik bagi kita dan masyarakat secara luas. Bila kita tidak mendesak mereka, tahun ini UU keperawatn (UUK) terancam tidak pernah dibahas.

Untuk itu, Kumpulkan segala apa yang kita miliki. Bersegeralah menghimpuan kekuatan dan merapatkan barisan di segala penjuru negeri. Dari perawat, Dosen, Mahasiswa, Masyarakat, meneriakan satu kata "SAHKAN UU KEPERAWATAN SEKARANG JUGA" di gedung dewan perwakilan daerah propinsi dan pusat pada tanggal 8 Juni 2009. Panduan aksi dapat di download di situs PPNI Pusat.


Salam Perjuangan,
BERGERAK SEKARANG ATAU TERSIAKAN SELAMANYA
Masfuri (masfuri@yahoo.com).

Admin INNA-K : Baca panduan bisa disini.

Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 7:06 PM | 0 comments ShareThis
Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) kecewa terhadap Detik Com karena beritanya tanggal 5 Juni 2009 dengan judul “ Menkes : Saya tidak bisa menjewer RS Omni” telah menimbulkan komentar masyarakat yang nadanya menghujat. Hal itu dikarenakan cara Detik Com mengutip pernyataan Menkes yang ditulis tidak utuh, hanya sepotong-sepotong sehingga beritanya ditafsirkan secara tidak benar.

Kepada para wartawan Menkes menjelaskan bahwa dalam kasus Sdri. Prita terdapat dua masalah yang berbeda. Pertama, masalah pencemaran nama baik terhadap RS Omni. Kedua, ketidakpuasan Sdri. Prita Mulyasari terhadap pelayanan RS Omni selama dia dirawat. Masalah pertama, karena diluar masalah kesehatan, Menkes tidak bisa campur tangan. Kasus inilah yang dimaksud/dikomentari Menkes, pihak Depkes tidak bisa menjewer RS Omni karena menyangkut masalah hukum (pencemaran nama baik).

Sedangkan kasus kedua, ketidakpuasan Sdri. Prita Mulyasari terhadap pelayanan RS Omni selama dia dirawat, mestinya dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat, atau ke Majelis Kehormatan Disiplin Kesehatan Indonesia (MKDKI) atau bisa juga ke Departemen Kesehatan.

“Kalau sebuah rumah sakit atau dokter terbukti melakukan malpraktik oleh MKDKI, Depkes baru bisa bertindak memberikan sanksi. Tetapi kalau kasusnya masalah pencemaran nama baik, Depkes tidak bisa berbuat apa-apa karena bukan masalah pelayanan kesehatan”. Seperti itu yang saya sampaikan, jangan diputus-putus, ujar Menkes.

Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang penyakitnya/keadaan kesehatannya dan tidakan medis yang telah dilakukan yang terdapat dalam rekam medis tetapi rekam medis tersebut tetap milik rumah sakit, ujar Menkes.

Dalam kasus Sdri. Prita, Depkes selama ini tidak pernah menerima laporan dari mana pun. “Saya mengetahui ada kasus ini dari media massa “, ujarnya. Kendati begitu, Menkes tidak tinggal diam karena telah mengirimkan tim ke RS Omni untuk memperoleh penjelasan tentang kronologis kejadian sebagai dasar untuk penerapan sanksi yang akan diberikan.

Selanjutnya, Depkes akan menelaah hasil temuan Tim. Apabila terdapat dugaan pelanggaran disiplin kedokteran akan dilimpahkan ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) sesuai dengan ketentuan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, kata Menkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id. (Depkes.go.id).


Sekilas Mengenai MKDKI :

Profil Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran, dibentuklah MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA (MKDKI)

MKDKI adalah lembaga yang berwenang untuk :
1. Menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi
2. Menetapkan sanksi disiplin

MKDKI merupakan lembaga otonom dari konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang dalam menjalankan tugasnya bersifat independen

Tujuan penegakan disiplin adalah :
  1. Memberikan perlindungan kepada pasien
  2. Menjaga mutu dokter / dokter gigi
  3. Menjaga kehormatan profesi kedokteran / kedokteran gigi

Anggota MKDKI terdiri dari dokter, dokter gigi, dan sarjana hukum

Susunan anggota MKDKI periode 2006 - 2011 :
  • Merdias Almatsier, dr, SpS(K) (Ketua MKDKI)
  • Dr. Sabir Alwy, SH, MH (Wakil Ketua MKDKI)
  • Dr. Hargianti Dini Iswandari, drg, MM (Sekretaris MKDKI)
  • Suyaka Suganda, dr, SpOG
  • Prof. Budi Sampurna, dr, SpF, SH
  • Mgs. Johan T Saleh, dr, MSc
  • Edi Sumarwanto,drg, MM
  • Muryono Subyakto, drg, SH
  • Ahmad Husni, drg, MARS
  • Prof. Dr. Indriyanto Seno Adji, SH, MH
  • Dr. Otto Hasibuan, SH, MM

MKDKI berkedudukan di : Jalan Hang Jebat III Blok. F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120. Telp. (021) 72800920, Fax. (021) 72800743, E-mail di : mkdki@inamc.or.id

Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 6:53 PM | 0 comments ShareThis
Thursday, June 4, 2009
Assalamu'alaikum Wr.Wb

Kami beritahukan kepada Bapak-bapak dan Saudara-saudara seiman yang dicintai dan dirahmati oleh Allah SWT,

PERKIBAR bekerja sama dengan pihak KBRI Insya Allah akan mengadakan sholat Jum'at dengan Khutbah berbahasa Indonesia pada :

Hari/Tanggal : Jum'at, 26 Juni 2009
Bertempat di : KBRI Kuwait (Kaifan area)
Khotib & Imam: Ustadz Farouq.
Muadzin oleh : Bapak Bambang Heru.

Dengan demikian kami menghimbau Anda semua untuk dapat beramai-ramai menghadiri sholat Jum'at ini yang juga sebagai upaya bersilaturahmi diantara kita. Kami juga mengharapkan Anda semua untuk dapat menyebarluaskan berita ini.

Bagi anda yang bersedia untuk menjadi Khatib dan Imam sholat Jum'at di bulan-bulan selanjutnya (minggu ke-empat) dapat menghubungi kami se-segera mungkin. (Johan, Hp.66212564, telp. rumah: 23732375, atau e-mail: ajohan912@yahoo.com atau Ridwan Fakih, Hp.. 65019893, email: rfakih@kockw.com).

Demikianlah pengumuman ini, semoga Allah SWT memberi segalanya yang terbaik buat kita semua dan keluarga, Amin.



Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Johan
Sie Rohani PERKIBAR

Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 3:43 PM | 1 comments ShareThis
Wednesday, June 3, 2009
Berikut ini perkembangan terakhir mengenai 33 nama Perawat yang proses verifikasi Ijazahnya sudah selesai (sudah sampai di Ministry of Health Kuwait). Nama-nama ini adalah mereka yang sebelumnya tercantum sebagai kelompok 138 nama di Higher Education Kuwait, Namun ada diantaranya yang diluar jumlah 138 tersebut.

Diharapkan masing-masing agar dapat mengurus dan mengambilnya di Mr. Salem (tempat alm. Mr. Wahman) untuk di fotocopy dan dimasukkan ke file section;

  1. Agung Purnomo Alam
  2. Agung Sudaryono
  3. Aidil Suyabutar Sinagalang
  4. Budi Aryanto
  5. Carwa bin Wartono
  6. Dasep daseu
  7. Eka Mulyadi
  8. Emi Alkadri
  9. Emilia Zolla
  10. Eva Susanti
  11. Hari Prabowo Muhammad
  12. Hendar Sunandar
  13. Hendarti Rohmawati
  14. Henri Purnomo
  15. Kukuh Wardoyo
  16. Priyo Setyadi
  17. Misrudin
  18. Muhidin Haji Ali
  19. Mumtazul Fikri
  20. Nevi Suroni Luqman Hakim
  21. Rahayu Sulama Sinaga
  22. Ridwan Taji Fakih
  23. Sahrida binti Abdul Main
  24. Saparudin Muhammad Soleh
  25. Sanyoto Moh Sangi
  26. Slamet Haryadi
  27. Sumarno Kartono
  28. Sutikno bin Muhdi Yusuf
  29. Suyono bin Sastrorejo
  30. Tasdana Wahab
  31. Widya sanusi Wiguna
  32. Yulia Sari Hakim
  33. Yunita Jadiha Jawis

Maaf apa bila ada kekeliruan penulisan/kesalahan nama sehubungan dengan keterbatasan kami dalam mentranslate bahasa arab ke latin. Bagi yang ragu-ragu/namanya mirip tidak ada salahnya untuk mengecek langsung di Ministry.

Demikian kami harapkan kerjasamanya karena proses higher education dianggap selesai setelah berkas masuk ke file section.

Labels: , ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 11:35 PM | 0 comments ShareThis
Empat dendeng dalam kemasan berlabel dendeng sapi ternyata positif mengandung DNA babi. 4 produk dendeng/abon dinyatakan positif mengandung DNA babi. Keempat produk tersebut adalah:
  1. Dendeng Sapi Dua Daun Cabe Kwalitet Istimewa, kemasan 200 gram, no. pendaftaran PIRT 201357303247, produksi Malang
  2. Dendeng Sapi Brenggolo Kwalitet Istimewa, kemasan 200 gram, no. pendaftaran PIRT 201357303247, produksi Malang
  3. Dendeng Sapi Brenggolo Kwalitet Istimewa–Giling, kemasan 200 gram, no. pendaftaran PIRT 201357303247, produksi Malang
  4. Dendeng/Abon Sapi Spesial Dua Dinar, kemasan 80 gram, no. pendaftaran 0365/10/01/95, produksi Bandung.

Selanjutnya Badan POM telah memerintahkan Balai Besar/Balai POM RI di seluruh Indonesia untuk melakukan penarikan dan pemusnahan terhadap keempat produk tersebut. Demikian penjelasan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI (Badan POM RI), Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, Mkes, SpFK, kepada para wartawan tanggal 1 Juni 2009 di Jakarta.


Menurut Dr. Husniah, keempat produk yang mengandung DNA babi tersebut ditemukan setelah Badan POM melakukan sampling dan pengujian lanjutan atas 34 produk hasil olah daging yang terdiri dari 14 dendeng sapi dan 20 abon sapi. Padahal keempat produk yang diharamkan umat Islam tersebut mencantumkan logo “Halal” pada kemasannya.

Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) selaku institusi yang berwenang menentukan halal atau tidaknya sebuah produk tidak pernah mengeluarkan sertifikat halal kepada produsen dendeng/abon tersebut, ujar Dr. Husniah.

Bagi masyarakat yang memerlukan informasi lebih lanjut atau yang menemukan produk tersebut dapat menghubungi Badan POM RI melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau melalui e-mail ulpk@pom.go.id dan uplkbadanpom@yahoo.com atau melihat di website Badan POM, www.pom.go.id

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau e-mail puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id.


Sumber : Depkes.go.id

Labels: ,


Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 8:08 PM | 0 comments ShareThis
Monday, June 1, 2009
Video rekaman salah seorang oknum dosen Akademi Keperawatan (Akper) di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, yang melecehkan mahasiswanya baru-baru ini beredar di masyarakat. Merasa dilecehkan, salah seorang mahasiswa Akper korban kejadian tersebut melapor ke polisi.

Video berdurasi 20 menit itu menggambarkan, Asmana, dosen mata kuliah Etika Keperawatan memaksa salah satu mahasiswanya mengeluarkan air seninya sambil direkam menggunakan telepon seluler kamera oleh mahasiswa lainnya. Ironis, aksi itu dilakukan di hadapan 48 mahasiswa Akper lainnya.

Tak hanya itu, sang dosen lantas memaksa mahasiswa lainnya mencium dan menghirup air seni tersebut secara bergiliran. Sedangkan mahasiswa pemilik air seni dipaksa untuk meminum air seninya sendiri. Aslin, mahasiswa Akper kelas 1B yang menjadi korban pelecehan mengaku dipaksa meminum air seninya sendiri karena dituduh mengencingi mobil dinas Direktur Akper.

Menurut Ajun Komisaris Polisi Hendrik Rumbajan, video tersebut mulai beredar pada pertengahan Mei ini. Rencananya, polisi akan segera memanggil dosen yang bersangkutan beserta sejumlah saksi.

Hingga kini pihak akademisi belum bersedia memberikan komentar terkait kejadian tersebut. Kuat dugaan Direktur Akper ikut terlibat dalam kasus ini. Pihak keluarga korban mengancam akan mendesak institusi legislatif untuk mengeluarkan rekomendasi pemecatan terhadap para pelaku dan meneruskan kasus ini secara hukum.(UPI)


Mahasiswa Konawe Kecam Pelecehan Rekan Mereka

Puluhan mahasiswa dari unsur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Universitas Lakidende dan Akademi Keperawatan (Akper) Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara menggelar unjuk rasa di depan kampus Akper Konawe, Kamis (28/5) pagi. Aksi ini sebagai buntut merebaknya video rekaman kamera telepon seluler berdurasi dua menit yang menggambarkan pelecehan mahasiswa oleh dosen.

Dalam aksinya tersebut, para aktivis mahasiswa membakar atribut akademik. Para demonstran mengecam tindakan tidak terpuji salah seorang dosen mata kuliah etika keperawatan bernama Asmana. Sang dosen memaksa puluhan mahasiswanya mencium air seni, serta memaksa salah seorang di antaranya untuk meminumnya.


Keluarga Korban Pelecehan Datangi Anggota Dewan

Sejumlah aktivis mahasiswa Universitas Lakidende dan Akademi Keperawatan Konawe bersama keluarga korban pelecehan oknum dosen, Kamis (28/5) siang, mendatangi Kantor DPRD Konawe, Sulawesi Tenggara. Massa langsung merangsek ke dalam ruang rapat dan minta dipertemukan dengan anggota Komisi C yang menangani masalah pendidikan.

Melihat massa telah menguasai ruang rapat, anggota Komisi C akhirnya bersedia menerima aspirasi mereka. Para pendemo kemudian menyerahkan barang bukti berupa rekaman video oknum dosen Akper yang memaksa siswanya mencium dan menenggak air seni sendiri. Terkait dengan itu para pendemo minta anggota Dewan segera mengambil tindakan untuk mendesak Akper menonaktifkan oknum dosen tersebut.

Menanggapi tuntutan para pengunjuk rasa, anggota Dewan berjanji akan segera mengambil tindakan terkait permasalahan yang terjadi di institusi keperawatan tersebut. Setelah aspirasinya tersalurkan, massa kemudian mendatangi Markas Kepolisian Resor Konawe. Mereka mendesak agar tersangka dan para saksi dalam kasus ini segera dipanggil dan diperiksa. Rencananya, hari ini polisi akan memeriksa para saksi sebelum melakukan pemanggilan terhadap tersangka.


Dosen Akper Jadi Tersangka

Dosen Akademi Keperawatan Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (30/5), akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Asmana pun akhirnya ditahan di sel tahanan Polres Konawe. Rencananya, sejumlah saksi juga turut diperiksa terkait masalah pemaksaan mahasiswa Akper untuk meminum air kencing [Baca: Mahasiswa Akper Konawe Diperiksa Lagi].

Asmana yang diperiksa penyidik Reserse Kriminal Kepolisian Resor Konawe tidak menyangkal kebenaran video rekaman yang beredar luas di masyarakat. Menurutnya, tindakan itu merupakan pelajaran etika bagi seorang calon perawat. Namun Ia menepis tudingan telah memaksa salah seorang mahasiswanya menenggak air kencing.

Dalam pemeriksaan itu, Asmana juga melaporkan tindak pemerasan yang menimpa dirinya. Oknum polisi yang mengatasnamakan Kepala Satuan Reskrim Polres Konawe meminta uang Rp 2,5 juta untuk ditrasfer via rekening. Uang itu akhirnya dikirim Asmana.



Sumber : Liputan6.com

Baca Selengkapnya...
 
posted by inna-k at 1:48 AM | 0 comments ShareThis



WWW.SMART-PIN-KUWAIT.BEC.BNI

Contact Us at email : admin@inna-k.org or Call: +96560739733