Wednesday, June 10, 2009
Siapun orangnya, akan menjadi bangga menjadi Seorang..Perawat, apabila dia menjadikan Keperawatan ini menjadi kebanggaannya. Sebagaimana dengan Profesi lainnya, tentunya menjalankan Keperawatan ini haruslah dengan Sempurna, apalagi jika dilihat apa yang menjadi wilayah jaminan yang diberikannya.
Sedikit tersentak..ketika media tanah Air menyorot kasus Ibu Prita dengan keluhan yang beliau berikan tentang kualitas layanan yang diperolehnya. Sesuatu yang manusiawi sekali bila rasa kecewa itu dialaminya. kemana harus bertanya?..untuk menjawab selaksa gundah yang ada didalam hati?...mungkin itu yang membuat beliau menuliskan rasa tertuang di emailnya, yang menjadi smirip buku Diary moderen bagi penggunanya. melihat situasi tersebut?
Katanya Perawat 24 jam Ada bersama pasien, memainkan perannya sebagai care giver, pendidik, advocad, kolaborator, fasilitator buat pasien yang dilayaninya. jika memang Kit (perawat) ada buat pasien selama 24 jam...mungkinkah muncul tanya..Kemana harus bertanya...?
Saya teringat pada Salah Seorang Dosen ketika Kuliah KDM I (Kebutuhan Dasar Manusia), beliau terus mengingatkan: sebelum tindakan keperawatan diberikan, harus terlebih dahulu Perawat menjalaskan Prosedur tindakan yang ada, sehingga pasien dan keluarga menjadi tahu dan memahami tindakan tersebut, sehingga aksi/reaksi/interaksi/transaksi yang kooperatif akan terjalin antara pasien dan perawat. jika Sudah melakukan itu selain peran care giver yang terlaksana, perawat juga mampu memainkan perannya sebagi pendidik, bagi pasiennya.
Kembali kepada kasus yang lagi trend ini..
muncul sebuah pertanyaan Kemana Perawat RS tersebut....?
mengapa diam..seribu..bahasa..(Saya tidak pernah melihat, di media Massa), sudah seheboh ini..berita yang ada,!!!
atau...
Perawat tidak tau sama-sekali letak permasalahan yang ada? (Wah...gawat kalau sampai hal ini terjadi...berarti kita tidak 24 jam berada disisi Pasien)
atau...
Perawat lebih baik diam saja..karena Perawat hanya menjalankan order dari Dokter saja? (Ini lebih gawat lagi...tujuan Profesionalisme adalah membangun kemitraan, menghapus kata perhambaan..jika sikap kita seperti ini...kapan tujuan ini tercapai...?)
atau...
Dari pada Ribet..repot..udah..lebih baik diam..saja...menjadi penonton..atas situasi yang ada..(katanya Peran kita Advocad bagi..pasien..Fasilitator..apalagi...) terus kapan kita memainkan peran ini...
atau...
Kita masih..belum percaya diri untuk tampil dimedia massa, bersuara dengan keadaan yang sebenarnya...toh kita juga sudah pernah nampang.. masih ingat:
Ada ribuan, tahun lalu kita berteriak meminta..Undang-undang buat profesi ini diadakan. buat apa kita berteriak..? untuk menjamin..layanan kita?
atau...
Perawat, pura-pura..tidak paham....takut bicara..nanti..dipecat...susah buat melamar kerja...(Waw...Melayani..adalah..dasar profesi kita...mengapa harus takut jika dasar pelayanan yang sudah kita berikan..tepat..menjamin sebuah kualitas...?)
atau...
Perawat..benar-benar..tidak..paham..apa..adanya..(Jika memang ini adanya...mari..teman..temanku,..jangan berpuas diri..dengan keadaan yang ada saat ini. sudah banyak Intitusi Pendidikan, banyak Buku yang siap dibaca, banyak Pelatihan guna peningkatan Potensi diri, banyak mpakar tempat bertanya. Agar semakin terasa warna kita, agar semakin bermakna kehadiran ini, bukan hanya untuk bagian yang terlupakan, hanya sebagi pelengkap rutinitas belaka.)
Wah..wah..wah...
Menjadi perenungan kita..bersama..
Dimana Perawat saat itu?...
(By : Oy-Mora. PSIK Universitas Jember)
Sumber : PPNI Pusat Jakarta.
Sedikit tersentak..ketika media tanah Air menyorot kasus Ibu Prita dengan keluhan yang beliau berikan tentang kualitas layanan yang diperolehnya. Sesuatu yang manusiawi sekali bila rasa kecewa itu dialaminya. kemana harus bertanya?..untuk menjawab selaksa gundah yang ada didalam hati?...mungkin itu yang membuat beliau menuliskan rasa tertuang di emailnya, yang menjadi smirip buku Diary moderen bagi penggunanya. melihat situasi tersebut?
Katanya Perawat 24 jam Ada bersama pasien, memainkan perannya sebagai care giver, pendidik, advocad, kolaborator, fasilitator buat pasien yang dilayaninya. jika memang Kit (perawat) ada buat pasien selama 24 jam...mungkinkah muncul tanya..Kemana harus bertanya...?
Saya teringat pada Salah Seorang Dosen ketika Kuliah KDM I (Kebutuhan Dasar Manusia), beliau terus mengingatkan: sebelum tindakan keperawatan diberikan, harus terlebih dahulu Perawat menjalaskan Prosedur tindakan yang ada, sehingga pasien dan keluarga menjadi tahu dan memahami tindakan tersebut, sehingga aksi/reaksi/interaksi/transaksi yang kooperatif akan terjalin antara pasien dan perawat. jika Sudah melakukan itu selain peran care giver yang terlaksana, perawat juga mampu memainkan perannya sebagi pendidik, bagi pasiennya.
Kembali kepada kasus yang lagi trend ini..
muncul sebuah pertanyaan Kemana Perawat RS tersebut....?
mengapa diam..seribu..bahasa..(Saya tidak pernah melihat, di media Massa), sudah seheboh ini..berita yang ada,!!!
atau...
Perawat tidak tau sama-sekali letak permasalahan yang ada? (Wah...gawat kalau sampai hal ini terjadi...berarti kita tidak 24 jam berada disisi Pasien)
atau...
Perawat lebih baik diam saja..karena Perawat hanya menjalankan order dari Dokter saja? (Ini lebih gawat lagi...tujuan Profesionalisme adalah membangun kemitraan, menghapus kata perhambaan..jika sikap kita seperti ini...kapan tujuan ini tercapai...?)
atau...
Dari pada Ribet..repot..udah..lebih baik diam..saja...menjadi penonton..atas situasi yang ada..(katanya Peran kita Advocad bagi..pasien..Fasilitator..apalagi...) terus kapan kita memainkan peran ini...
atau...
Kita masih..belum percaya diri untuk tampil dimedia massa, bersuara dengan keadaan yang sebenarnya...toh kita juga sudah pernah nampang.. masih ingat:
Ada ribuan, tahun lalu kita berteriak meminta..Undang-undang buat profesi ini diadakan. buat apa kita berteriak..? untuk menjamin..layanan kita?
atau...
Perawat, pura-pura..tidak paham....takut bicara..nanti..dipecat...susah buat melamar kerja...(Waw...Melayani..adalah..dasar profesi kita...mengapa harus takut jika dasar pelayanan yang sudah kita berikan..tepat..menjamin sebuah kualitas...?)
atau...
Perawat..benar-benar..tidak..paham..apa..adanya..(Jika memang ini adanya...mari..teman..temanku,..jangan berpuas diri..dengan keadaan yang ada saat ini. sudah banyak Intitusi Pendidikan, banyak Buku yang siap dibaca, banyak Pelatihan guna peningkatan Potensi diri, banyak mpakar tempat bertanya. Agar semakin terasa warna kita, agar semakin bermakna kehadiran ini, bukan hanya untuk bagian yang terlupakan, hanya sebagi pelengkap rutinitas belaka.)
Wah..wah..wah...
Menjadi perenungan kita..bersama..
Dimana Perawat saat itu?...
(By : Oy-Mora. PSIK Universitas Jember)
Sumber : PPNI Pusat Jakarta.
Labels: Opini