Friday, November 13, 2009
Sejumlah 362 Perawat yang sebelumnya mengikuti test dan pelatihan bahasa Jepang selama 4 bulan di Kampus Universitas Pembangunan Indonesia (UPI) di Bandung - Jawa Barat, Akhirnya merasa lega dan puas setelah secara resmi diadakannya acara pelepasan oleh BNP2TKI di Hotel Nikko Jakarta, Kamis (12/11).
TKI Perawat ini segera akan diberangkatkan ke Jepang, ke-362 Calon Perawat dan Caregiver itu berangkat dalam paket kerjasama Indonesia – Jepang atau Indonesia Jepang Economics Parnertship Agreement (IJEPA), dan telah mengikuti pendidikan bahasa Jepang di Universitas Pembangunan Indonesia Bandung sejak 13 Juli lalu.

Acara pelepasan itu juga dihadiri oleh Deputi Penempatan BNP2TKI Drs Ade Adam Noch, Direktur Advokasi dan Perlindungan Kerjasama Luar Negeri Kawasan Asia Pasifik dan Amerika DR. Haposan Saragih, Dirjen Binalatas Mashir Hasyar, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri.
Sebelumnya Pemerintah Jepang menginformasikan melalui surat pemberitahuan resmi kepada pemerintah Indonesia mengenai pengurangan jumlah penempatan perawat dari 1.000 orang perawat yang disetujui sebelumnya. Sampai tahap kedua ini, jumlah total perawat yang sudah ditempatkan sebanyak 570 orang.
"Pengurangan penempatan perawat terjadi karena Jepang terkena krisis global," Begitulah yang dikatakan Ketua BNP2TKI, Moh Jumhur Hidayat saat sambutan pelepasan tersebut. Namun demikian beliau mengatakan kesiapannya untuk menempatkan tenaga perawat dan caregiver yang dibutuhkan pemerintah Jepang dalam jumlah berapapun.
“Kami punya banyak lulusan perawat terbaik dari Indonesia dan mereka siap ditempatkan kapanpun,” paparnya.
"Pengiriman 365 TKI Government to Government (G to G) ini merupakan tahap kedua dari penempatan 1.000 TKI bidang kesehatan yang diminta pemerintah Jepang secara bertahap selama dua tahun (2008-2010)," tutur Jumhur.
Jumhur mengakui, kini di Jepang, selain perawat dari Indonesia juga sudah ada perawat dari negara Filipina sebanyak 200 orang. “Tapi jumlah perawat kita tetap lebih banyak dari perawat asal Filipina,” ungkapnya Jumhur.
Menjawab pertanyaan wartawan, Jumhur mengungkapkan, Jepang puas dengan perawat kita. Ke-207 orang perawat yang telah bekerja sejak Agustus tahun lalu, hampir tidak ada masalah yang berarti.
Kalau ada masalah, saran Jumhur, sebaiknya perawat mendatangi ke KBRI, atau Jicwells.
Dia menambahkan, rencananya tahun 2010, pemerintah Jepang akan melakukan penambahan jumlah perawat dari Indonesia. “Kita belum tahu persis jumlahnya. Tapi berapapun yang mereka butuhkan, kita siap menempatkannya.” Lanjut Jumhur sebagai Ketua BNP2TKI disambut tepuk tangan meriah dari tamu dan semua yang hadir pada acara tersebut.
Sumber : BNP2TKI.
TKI Perawat ini segera akan diberangkatkan ke Jepang, ke-362 Calon Perawat dan Caregiver itu berangkat dalam paket kerjasama Indonesia – Jepang atau Indonesia Jepang Economics Parnertship Agreement (IJEPA), dan telah mengikuti pendidikan bahasa Jepang di Universitas Pembangunan Indonesia Bandung sejak 13 Juli lalu.

Acara pelepasan itu juga dihadiri oleh Deputi Penempatan BNP2TKI Drs Ade Adam Noch, Direktur Advokasi dan Perlindungan Kerjasama Luar Negeri Kawasan Asia Pasifik dan Amerika DR. Haposan Saragih, Dirjen Binalatas Mashir Hasyar, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri.
Sebelumnya Pemerintah Jepang menginformasikan melalui surat pemberitahuan resmi kepada pemerintah Indonesia mengenai pengurangan jumlah penempatan perawat dari 1.000 orang perawat yang disetujui sebelumnya. Sampai tahap kedua ini, jumlah total perawat yang sudah ditempatkan sebanyak 570 orang.
"Pengurangan penempatan perawat terjadi karena Jepang terkena krisis global," Begitulah yang dikatakan Ketua BNP2TKI, Moh Jumhur Hidayat saat sambutan pelepasan tersebut. Namun demikian beliau mengatakan kesiapannya untuk menempatkan tenaga perawat dan caregiver yang dibutuhkan pemerintah Jepang dalam jumlah berapapun.
“Kami punya banyak lulusan perawat terbaik dari Indonesia dan mereka siap ditempatkan kapanpun,” paparnya.
"Pengiriman 365 TKI Government to Government (G to G) ini merupakan tahap kedua dari penempatan 1.000 TKI bidang kesehatan yang diminta pemerintah Jepang secara bertahap selama dua tahun (2008-2010)," tutur Jumhur.
Jumhur mengakui, kini di Jepang, selain perawat dari Indonesia juga sudah ada perawat dari negara Filipina sebanyak 200 orang. “Tapi jumlah perawat kita tetap lebih banyak dari perawat asal Filipina,” ungkapnya Jumhur.
Menjawab pertanyaan wartawan, Jumhur mengungkapkan, Jepang puas dengan perawat kita. Ke-207 orang perawat yang telah bekerja sejak Agustus tahun lalu, hampir tidak ada masalah yang berarti.
Kalau ada masalah, saran Jumhur, sebaiknya perawat mendatangi ke KBRI, atau Jicwells.
Dia menambahkan, rencananya tahun 2010, pemerintah Jepang akan melakukan penambahan jumlah perawat dari Indonesia. “Kita belum tahu persis jumlahnya. Tapi berapapun yang mereka butuhkan, kita siap menempatkannya.” Lanjut Jumhur sebagai Ketua BNP2TKI disambut tepuk tangan meriah dari tamu dan semua yang hadir pada acara tersebut.
Sumber : BNP2TKI.