Wednesday, May 4, 2011

Hari ini Rabu pukul 16.30 WK, perwakilan INNA-K beserta Ketua Eko Priyanto mengadakan pertemuan dengan pihak KBRI yang dalam hal ini diwakili oleh Atase tenaga kerja Haryadi dan rekannya Budi sebagai Tim Verifikasi dari KBRI.. Adapun pokok pembicaraannya adalah mendengarkan penyampaian gagalnya pertemuan pihak KBRI dengan Higher Education (HE) pagi hari tadi.
Telah diberitakan kemarin bahwa lima rekan perawat yang dideportasi menghadap pihak HE dengan membawa salinan surat Nota Diplomatik dari Pemerintah RI. Tujuan mereka adalah mempertanyakan kelanjutan proses yang harus mereka jalani sekaligus membuatkan appointment pertemuan dengan pihak KBRI. Kedatangan mereka seolah menimbulkan sedikit kelegaan dimana informasi yang mereka terima bahwa pihak HE mempersilakan dan memberikan appointment keesokan harinya (hari ini).
Namun kenyataannya pagi ini perwakilan KBRI menemui jalan buntu karena pihak pejabat HE tidak bersedia untuk ditemui dengan alasan tidak adanya surat resmi perihal kedatangan mereka dari Kemenlu Kuwait. Akhirnya pihak KBRI beserta lima perawat kembali dengan hasil ZERO, bahkan mengenai surat Nota Diplomatik dari Pemerintah RI pun masih kabur. Apakah surat tersebut benar sudah masuk HE atau masih tertahan di Kemenlu Kuwait. Berdasarkan Konfirmasi dari pihak Kemenlu setelah dipertanyakan oleh Sekretaris Duta Besar RI (Magda) menyatakan bahwa Kemenlu Kuwait sudah menerima Nota Diplomatik terbaru dari Jakarta dengan Topik "Top Urgent".
Konon diberitahukan bahwa proses administrasi dan birokrasi di Kemenlu Kuwait berjalan lambat, hal tersebut jualah yang menyebabkan langkah KBRI mencoba langsung berkomunikasi dengan HE mengingat permasalahan bersifat URGENT untuk diselesaikan..
Delegasi Republik Indonesiapun yang rencananya dari Qatar akan datang langsung ke Kuwait akhirnya bertolak pulang ke Jakarta karena belum adanya respon dari Kemenlu Kuwait dalam hal kunjungan mereka. Harapan sebagian besar perawatpun atas kedatangan mereka dalam waktu dekat akhirnya pupus, bahkan bisa dipastikan sampai senin depan belum ada beritanya.
Sehubungan dengan kegagalan pihak KBRI menemui pejabat HE, mereka sesegera mungkin merencanakan dan mengadakan pertemuan dengan pejabat MOH Kuwait yang berkaitan mengeluarkan surat-menyurat deportasi. Tujuannya adalah berharap MOH Kuwait dapat memberikan kesempatan izin tinggal sampai proses klarifikasi berjalan di HE.
Bahkan pahitnya jika kelima perawat harus meninggalkan Kuwait dengan tidak adanya solusi, pihak KBRI akan berupaya mengusahakan agar pihak MOH Kuwait memberikan kesempatan mereka re-join dengan panggilan visa baru meskipun harus melalui tahapan formalitas awal kembali.
Demikianlah berita kelangsungan proses verifikasi ijazah untuk saat ini. Semoga besok yang juga masih hari kerja di Kuwait akan memberikan kita berita yang mencerahkan bagi pemecahan permasalahan yang terjadi.Amin...
Labels: INNA-K, verifikasi ijazah