Sunday, October 12, 2008
Oleh : Kurnia77@gmail.com
Dalam rangka memperingati kemerdekaan RI yang ke 63, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuwait mengadakan acara Indonesian Day. Acara yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai region itu diisi dengan berbagai kegiatan dan pentas kebudayaan, selain itu diisi pula dengan pagelaran berbagai hidangan makanan khas daerah di Indonesia.
Bertempat di Jleeb Shuyoukh, daerah pinggiran ibu kota yang cukup padat. Sekitar kurang lebih 20 Km arah Barat dari Kuwait City, Tepatnya di laksanakan di Gedung serbaguna Co.Op Jleeb Shuyoukh. Scara tersebut dihadiri kurang lebih 1000 orang yang membuat meriah dan semarak acara ini. Apalagi daerah ini di kenal berdekatan dengan daerah basis populasi masyarakat Indonesia.
Seyokyanya acara peringatan kemerdekaan ini dilaksanakan pada bulan Agustus kemarin, karena Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya pada bulan tersebut. Namun Sehubungan bertepatan dengan bulan Ramadahan, maka acara Indonesian Day ini diundur setelah hari raya Idul Fitri sekaligus merayakan silaturahim halal bihalal.
Ada sesuata yang perlu di renungkan pada acara Indonesian Day kemarin, apabila kita menarik benang merah antara Indonesian Day dan tujuanya dalam memperingati proklamasi kemerdekaan RI yang ke 63. Memperingati kemerdekaan Republlik Indonesia identik dengan meresapi, mempelajari, merenungkan dan mengambil pelajaran bagaimana orang-orang tua kita terdahulu yang gigih berjuang, rela berkorban untuk merebut kemerdekaan.
Tidak hanya itu, para pahlawan pada waktu itu bahkan rela mempertaruhhkan nyawanya sendiri untuk merebut kemerdekaan dengan semboyan yang kita kenal ”MERDEKA ATAU MATI“. Inilah semangat pendahulu-pendahulu kita dalam rangka mempertahankan tanah airnya, harga dirinya dan martabat sebagai bangsa yang independent dimana tidak mau terjajah dinegeri sendiri.
Sudah Berapa banyak pahlawan yang telah meninggal dalam rangka merebut kemerdekaan, Kita mengenal pahlawan Pangeran Diponegoro yang telah berjuang dan berperang selama lima tahun dengan gigih dan berani mengusir kolonialisme Belanda. Kita mengenal pula Cut Nyak Dien pahlawan dari Serambi Mekkah, Serta masih banyak lagi nama-naam besar yang tidak akan cukup untuk disebutkan disini.
Sebenarnya jauh lebih banyak para pahlawan yang meninggal yang tidak disebutkan namanya karena tidak dikenal dimasyarakat, tidak diketahui oleh sejarah, bahkan kematianyapun tidak diketahui rimbanya. Inilah pahlawan tanpa tanda jasa.
Kembali kepada benang merah antara Indonesian Day dan tujuan memperingati kemerdekaan Republik Indonesia, Seandainya tadi disebutkan bahwasanya memperingati kemerdekaan identik dengan menghayati, merenungi dan mempelajari bahkan harus mampu memperaktekan spirit dan semangat juang para pahlawan terdahulu, maka dalam acara Indonesian Day kemarin juga seharusnya seperti itu.
Kenapa saya katakan harusnya seperti itu, karena secara pribadi saya tidak melihat acara Indonesian Day ini mempunyai ruh, semangat nilai dan obsesi serta program kearah sana. Semoga selintas harapan ketertarikan dunia luar akan kebudayaan pakaian dan masakan tidak pupus dan berlalu begitu saja.
Acara yang dimulai pada pukul 11 siang sampai dengan pukul 9 malam lebih banyak didominasi oleh hiburan-hiburan, karokean, dangdutan bahkan joget melayunya yang kesohor.
Terus terang secara pribadi saya tidak allergy dengan dangdutan dan hiburan-hiburan seperti itu. Tetapi dalam moment memperingati hari kemerdekaan seperti yang saya sebutkan tadi, kenapa hal-hal seperti itu yang harus mendominasi, kenapa bukan sesuatu yang bisa memberikan manfaat yang jauh lebih banyak dan jangka panjang untuk masyarakat Indonesia di Kuwait.
Misalnya, kenapa tidak menyisipkan seminar pada acara tersebut yang berkaitan dengan pemenuhan tenaga kerja skill Indonesia, Sehingga tidak terkesan hanya mengirim PRT saja, atau seminar pemenuhan kebutuhan beasiswa bagi pelajar-pelajar disini, atau mungkin pembahasan bidang ekonomi lainya. Jika mungkin, mengundang Menteri tenaga kerja atau Menteri pendidikan Kuwait.
Setidaknya dapat seperti peringatan sebelumnya, yaitu memperkenalkan Tourism place di Indonesia kepada pengunjung yang hadir sebagai tamu negara, dimana senantiasa setiap tahun selalu bepergian tour ke Negara-negara Asia. Apalagi tahun ini sedang di gembor-gemborkan program "Visit Indonesia 2008".
Menjadi contoh apa yang dilakukan oleh KBRI di Australia ketika menyelenggarakan Indonesian Day di Australia, Mereka mampu menghadirkan walikota Bankstown, Tania Mihailuk. Paling tidak hal ini bisa menciptakan rasa persaudaraan dan rasa hormat antara kedua belah pihak serta meningkatkan hubungan diplomatis kedua belah pihak.
Memang ada hal positif dari Indonesian day yang baru saja di selenggarakan, seperti pagelaran aneka makanan daerah yang terletak di basement. Diharapkan ini menjadi pemicu kita untuk memperkenalkan dan meningkatkan terus kualitas makanan khas Indonesia, bahkan satu waktu diharapkan adanya restorant Indonesia yang menyajikan makanan-makanan tersebut.
Tidak ada maksud apapun dari tulisan ini, Apalagi niatan untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu. Tulisan ini sebatas ungkapan spontanitas hati yang ter-enyuh ketika menyaksiakan harapan dan kenyataan peringatan kemerdekaan Indonesia di Kuwait pada tahun ini. Semoga pada masa-masa yang akan datang ada perbaikan-perbaikan untuk lebih meningkatkan martabat dan kejayaan Bangsa Indonesia.
Merdeka....Merdeka....Merdeka.....!
Wallahu alam bishowab.
Dalam rangka memperingati kemerdekaan RI yang ke 63, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuwait mengadakan acara Indonesian Day. Acara yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai region itu diisi dengan berbagai kegiatan dan pentas kebudayaan, selain itu diisi pula dengan pagelaran berbagai hidangan makanan khas daerah di Indonesia.
Bertempat di Jleeb Shuyoukh, daerah pinggiran ibu kota yang cukup padat. Sekitar kurang lebih 20 Km arah Barat dari Kuwait City, Tepatnya di laksanakan di Gedung serbaguna Co.Op Jleeb Shuyoukh. Scara tersebut dihadiri kurang lebih 1000 orang yang membuat meriah dan semarak acara ini. Apalagi daerah ini di kenal berdekatan dengan daerah basis populasi masyarakat Indonesia.
Seyokyanya acara peringatan kemerdekaan ini dilaksanakan pada bulan Agustus kemarin, karena Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya pada bulan tersebut. Namun Sehubungan bertepatan dengan bulan Ramadahan, maka acara Indonesian Day ini diundur setelah hari raya Idul Fitri sekaligus merayakan silaturahim halal bihalal.
Ada sesuata yang perlu di renungkan pada acara Indonesian Day kemarin, apabila kita menarik benang merah antara Indonesian Day dan tujuanya dalam memperingati proklamasi kemerdekaan RI yang ke 63. Memperingati kemerdekaan Republlik Indonesia identik dengan meresapi, mempelajari, merenungkan dan mengambil pelajaran bagaimana orang-orang tua kita terdahulu yang gigih berjuang, rela berkorban untuk merebut kemerdekaan.
Tidak hanya itu, para pahlawan pada waktu itu bahkan rela mempertaruhhkan nyawanya sendiri untuk merebut kemerdekaan dengan semboyan yang kita kenal ”MERDEKA ATAU MATI“. Inilah semangat pendahulu-pendahulu kita dalam rangka mempertahankan tanah airnya, harga dirinya dan martabat sebagai bangsa yang independent dimana tidak mau terjajah dinegeri sendiri.
Sudah Berapa banyak pahlawan yang telah meninggal dalam rangka merebut kemerdekaan, Kita mengenal pahlawan Pangeran Diponegoro yang telah berjuang dan berperang selama lima tahun dengan gigih dan berani mengusir kolonialisme Belanda. Kita mengenal pula Cut Nyak Dien pahlawan dari Serambi Mekkah, Serta masih banyak lagi nama-naam besar yang tidak akan cukup untuk disebutkan disini.
Sebenarnya jauh lebih banyak para pahlawan yang meninggal yang tidak disebutkan namanya karena tidak dikenal dimasyarakat, tidak diketahui oleh sejarah, bahkan kematianyapun tidak diketahui rimbanya. Inilah pahlawan tanpa tanda jasa.
Kembali kepada benang merah antara Indonesian Day dan tujuan memperingati kemerdekaan Republik Indonesia, Seandainya tadi disebutkan bahwasanya memperingati kemerdekaan identik dengan menghayati, merenungi dan mempelajari bahkan harus mampu memperaktekan spirit dan semangat juang para pahlawan terdahulu, maka dalam acara Indonesian Day kemarin juga seharusnya seperti itu.
Kenapa saya katakan harusnya seperti itu, karena secara pribadi saya tidak melihat acara Indonesian Day ini mempunyai ruh, semangat nilai dan obsesi serta program kearah sana. Semoga selintas harapan ketertarikan dunia luar akan kebudayaan pakaian dan masakan tidak pupus dan berlalu begitu saja.
Acara yang dimulai pada pukul 11 siang sampai dengan pukul 9 malam lebih banyak didominasi oleh hiburan-hiburan, karokean, dangdutan bahkan joget melayunya yang kesohor.
Terus terang secara pribadi saya tidak allergy dengan dangdutan dan hiburan-hiburan seperti itu. Tetapi dalam moment memperingati hari kemerdekaan seperti yang saya sebutkan tadi, kenapa hal-hal seperti itu yang harus mendominasi, kenapa bukan sesuatu yang bisa memberikan manfaat yang jauh lebih banyak dan jangka panjang untuk masyarakat Indonesia di Kuwait.
Misalnya, kenapa tidak menyisipkan seminar pada acara tersebut yang berkaitan dengan pemenuhan tenaga kerja skill Indonesia, Sehingga tidak terkesan hanya mengirim PRT saja, atau seminar pemenuhan kebutuhan beasiswa bagi pelajar-pelajar disini, atau mungkin pembahasan bidang ekonomi lainya. Jika mungkin, mengundang Menteri tenaga kerja atau Menteri pendidikan Kuwait.
Setidaknya dapat seperti peringatan sebelumnya, yaitu memperkenalkan Tourism place di Indonesia kepada pengunjung yang hadir sebagai tamu negara, dimana senantiasa setiap tahun selalu bepergian tour ke Negara-negara Asia. Apalagi tahun ini sedang di gembor-gemborkan program "Visit Indonesia 2008".
Menjadi contoh apa yang dilakukan oleh KBRI di Australia ketika menyelenggarakan Indonesian Day di Australia, Mereka mampu menghadirkan walikota Bankstown, Tania Mihailuk. Paling tidak hal ini bisa menciptakan rasa persaudaraan dan rasa hormat antara kedua belah pihak serta meningkatkan hubungan diplomatis kedua belah pihak.
Memang ada hal positif dari Indonesian day yang baru saja di selenggarakan, seperti pagelaran aneka makanan daerah yang terletak di basement. Diharapkan ini menjadi pemicu kita untuk memperkenalkan dan meningkatkan terus kualitas makanan khas Indonesia, bahkan satu waktu diharapkan adanya restorant Indonesia yang menyajikan makanan-makanan tersebut.
Tidak ada maksud apapun dari tulisan ini, Apalagi niatan untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu. Tulisan ini sebatas ungkapan spontanitas hati yang ter-enyuh ketika menyaksiakan harapan dan kenyataan peringatan kemerdekaan Indonesia di Kuwait pada tahun ini. Semoga pada masa-masa yang akan datang ada perbaikan-perbaikan untuk lebih meningkatkan martabat dan kejayaan Bangsa Indonesia.
Merdeka....Merdeka....Merdeka.....!
Wallahu alam bishowab.
Labels: Opini
menanggapi tulisan ada cukup mengesankan sekali tapi coba anda untuk merelasasikan akan sulit bukan tidak bisa. mungkin jika anda mengadakan seminar pada acara kemerdekaan dari 100 orang akan hadir 5 orang. kita dapat rasakan pada kegiatan2 innnak misalnya apakah anda selalau hadir! makanya yg realitas aja mas/mbak? karena masyarakat kita disini lebih membutuhkan hiburan(pegawai rendahan) dari pada yg diplomatis seperti yg anda sampaikan0Wasalam