Saturday, October 11, 2008
Lebih dari 54 000 bayi dan balita dilaporkan mengalami permasalahan disaluran pembuangan air kecil (kemih), Hal ini dimungkinkan karena katub ginjal yang tertutup (terblock) atau kemungkinan adanya gumpalan (batu ginjal) yang erat hubungannya dengan terkontaminasinya susu bayi dan cemilan anak-anak produk dari China.
Data dari WHO melaporkan tiga kematian bayi sudah dipastikan penyebabnya, Sebanyak lebih dari 14.000 bayi sedang menjalani perawatan dengan kasus yang sama terduga akibat mengkonsumsi susu atau makanan cemilan yang terkontaminasi oleh melamin. Sedangkan 13.000 orang lagi masih dalam tahap pemeriksaan tim kesehatan. Jumlah yang tidak sedikit, padahal pada bayi kasus batu ginjal terbilang sangat jarang sekali.
Sebuah surat kabar China melaporkan pada awal September 2008 lalu, bahwa susu bayi produk perusahaan Sanlu (Sanlu's Group) yang berbasis di China diketahui tercemar oleh bahan melamin yang dapat membahayakan tubuh. Selain itu, pengembangan pemeriksaan dilakukan terhadap 22 perusahaan atau pabrik disekitar wilayah itu yang memproduksi susu dan makanan ringan. Hasilnya ternyata beberapa produk mereka diketahui turut terkontaminasi bahan melamin tersebut.
Dua perusahaan besar yaitu Guangdong Yashili dan Qingdao Suokang telah mengekspor produk mereka ke negara Bangladesh, Burundi, Myanmar, Gabon dan Yaman. Pihak China sendiri sudah berusaha menarik kembali barang ekspor tersebut, tetapi nyatanya dari beberapa negara lainpun turut melaporkan adanya kontaminasi melamin dari produk china.
Misalnya Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI) secara resmi melaporkan adanya babarapa produk yang tercemar melamin. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), semua sampel produk susu asal Cina positif mengandung melamin antara 8.51 mg/kg (ppm) sampai dengan 945.86 mg/kg. Secara Rinci dapat dilihat pada gambar table dibawah.

klik pada gambar untuk lebih jelasnya
Rencananya pihak Departemen Kesehatan RI akan segera memusnahkan produk-produk tersebut, namun demikian mungkin beberapa produk sudah menyebar diberbagai pasar masyarakat atau warung-warung tradisonal diberbagai penjuru Indonesia. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk membantu memberikan informasi bila menemukan produk susu impor asal Cina ke Unit Layanan Pengaduan Konsumen BPOM dengan nomor telp. 021 – 4263333, 32199000, sms ke No. HP 081511997772 atau email ulpk@pom.go.id dan ulpkbadanpom@yahoo.com.
Menurut Menteri Kesehatan "Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SP.JP(K)", susu formula yang diproduksi di Indonesia dan telah terdaftar di BPOM bahan bakunya bukan berasal dari Cina. Jadi tidak perlu dikhawatirkan untuk dikonsumsi seperti biasanya.
Begitu pula terhadap beberapa produk yang dilaporkan oleh pihak Agri-Food & Veterinary Authority (AVA) Singapura, MenKes menghimbau masyarakat tidak lagi mengkonsumsinya sampai batas pengumuman resmi bahwa barag-barang tersebut bebas melamin oleh pihak yang berwenang.

Produk terkontaminasi laporan dari Singapura.
klik pada gambar untuk lebih jelasnya
Data dari WHO melaporkan tiga kematian bayi sudah dipastikan penyebabnya, Sebanyak lebih dari 14.000 bayi sedang menjalani perawatan dengan kasus yang sama terduga akibat mengkonsumsi susu atau makanan cemilan yang terkontaminasi oleh melamin. Sedangkan 13.000 orang lagi masih dalam tahap pemeriksaan tim kesehatan. Jumlah yang tidak sedikit, padahal pada bayi kasus batu ginjal terbilang sangat jarang sekali.
Sebuah surat kabar China melaporkan pada awal September 2008 lalu, bahwa susu bayi produk perusahaan Sanlu (Sanlu's Group) yang berbasis di China diketahui tercemar oleh bahan melamin yang dapat membahayakan tubuh. Selain itu, pengembangan pemeriksaan dilakukan terhadap 22 perusahaan atau pabrik disekitar wilayah itu yang memproduksi susu dan makanan ringan. Hasilnya ternyata beberapa produk mereka diketahui turut terkontaminasi bahan melamin tersebut.
Dua perusahaan besar yaitu Guangdong Yashili dan Qingdao Suokang telah mengekspor produk mereka ke negara Bangladesh, Burundi, Myanmar, Gabon dan Yaman. Pihak China sendiri sudah berusaha menarik kembali barang ekspor tersebut, tetapi nyatanya dari beberapa negara lainpun turut melaporkan adanya kontaminasi melamin dari produk china.
Misalnya Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI) secara resmi melaporkan adanya babarapa produk yang tercemar melamin. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), semua sampel produk susu asal Cina positif mengandung melamin antara 8.51 mg/kg (ppm) sampai dengan 945.86 mg/kg. Secara Rinci dapat dilihat pada gambar table dibawah.

Rencananya pihak Departemen Kesehatan RI akan segera memusnahkan produk-produk tersebut, namun demikian mungkin beberapa produk sudah menyebar diberbagai pasar masyarakat atau warung-warung tradisonal diberbagai penjuru Indonesia. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk membantu memberikan informasi bila menemukan produk susu impor asal Cina ke Unit Layanan Pengaduan Konsumen BPOM dengan nomor telp. 021 – 4263333, 32199000, sms ke No. HP 081511997772 atau email ulpk@pom.go.id dan ulpkbadanpom@yahoo.com.
Menurut Menteri Kesehatan "Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SP.JP(K)", susu formula yang diproduksi di Indonesia dan telah terdaftar di BPOM bahan bakunya bukan berasal dari Cina. Jadi tidak perlu dikhawatirkan untuk dikonsumsi seperti biasanya.
Begitu pula terhadap beberapa produk yang dilaporkan oleh pihak Agri-Food & Veterinary Authority (AVA) Singapura, MenKes menghimbau masyarakat tidak lagi mengkonsumsinya sampai batas pengumuman resmi bahwa barag-barang tersebut bebas melamin oleh pihak yang berwenang.

klik pada gambar untuk lebih jelasnya
Labels: Kesehatan