Thursday, January 22, 2009
Oleh : travel_jump@yahoo.com
Kopi Cegah Kanker Rahim
Berapa cangkir kopi yang Anda minum dalam sehari? Berapa pun itu, kabar ini baik buat Anda para penggemar kopi. Penelitian Pusat Kanker Nasional Jepang bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan Jepang menemukan bahwa perempuan yang memiliki kebiasaan minum kopi berisiko kecil terkena penyakit kanker rahim.
Dalam penelitian tersebut, perempuan yang minum kopi lebih dari tiga cangkir sehari berisiko 60% lebih kecil mengidap kanker rahim dibandingkan mereka yang meminum kopi kurang dari dua kali seminggu. Ini dikarenakan kopi dapat menekan kadar insulin, sehingga mengurani risiko kanker rahim.
By : Erma Dwi Kusumastuti
Kopi Bikin Halusinasi
LONDON, RABU — Coba perhatikan, kalau ada kawan atau saudara yang mengaku melihat hantu atau mendengar sesuatu yang berbau mistis tanyakan apakah ia pecandu kopi atau bukan. Menurut penelitian di Inggris, orang yang terlalu banyak minum kopi cenderung lebih mudah mengalami efek halusinasi.
Tim peneliti dari Universitas Dunham menyimpulkan, orang yang minum lebih dari tujuh cangkir kopi instan sehari cenderung tiga kali lipat lebih mudah mengalami halusinasi daripada orang yang hanya minum satu cangkir kopi sehari. Kesimpulan tersebut diambil setelah mereka menyurvei 200 mahasiswa mengenai kebiasaan mengonsumsi kopi dan pengalamannya melihat hal-hal mistis.
"Ini merupakan langkah awal untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan halusinasi secara lebih luas," ujar Simon Jones, yang memimpin penelitian tersebut. Ia mengatakan pada penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa tekanan, seperti trauma masa kecil, berhubungan dengan halusinasi.
Menurut James, hubungan antara kopi dan halusinasi mungkin terkait dengan hormon kortisol. Halusinasi sendiri timbul saat tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon tersebut dihasilkan saat seseorang mengalami stres. Konsumsi kafein juga memicu produksi hormon tersebut.
Meski demikian, James menekankan bahwa hubungan tersebut bukan sebab akibat. Kalaupun kafein memicu halusinasi, pengaruhnya mungkin tak sebesar faktor psikologis lainnya. Selain itu, bukan hanya kopi yang berpengaruh, melainkan juga teh, kopi, dan minuman yang mengandung kadar kafein tinggi. Penelitian langsung dan percobaan dibutuhkan untuk mengukur hubungan kafein dengan efek halusinasi.
By : Tri Wahono
Sumber : Kompas.com dan BBC.com

Dalam penelitian tersebut, perempuan yang minum kopi lebih dari tiga cangkir sehari berisiko 60% lebih kecil mengidap kanker rahim dibandingkan mereka yang meminum kopi kurang dari dua kali seminggu. Ini dikarenakan kopi dapat menekan kadar insulin, sehingga mengurani risiko kanker rahim.
By : Erma Dwi Kusumastuti

Tim peneliti dari Universitas Dunham menyimpulkan, orang yang minum lebih dari tujuh cangkir kopi instan sehari cenderung tiga kali lipat lebih mudah mengalami halusinasi daripada orang yang hanya minum satu cangkir kopi sehari. Kesimpulan tersebut diambil setelah mereka menyurvei 200 mahasiswa mengenai kebiasaan mengonsumsi kopi dan pengalamannya melihat hal-hal mistis.
"Ini merupakan langkah awal untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan halusinasi secara lebih luas," ujar Simon Jones, yang memimpin penelitian tersebut. Ia mengatakan pada penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa tekanan, seperti trauma masa kecil, berhubungan dengan halusinasi.
Menurut James, hubungan antara kopi dan halusinasi mungkin terkait dengan hormon kortisol. Halusinasi sendiri timbul saat tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon tersebut dihasilkan saat seseorang mengalami stres. Konsumsi kafein juga memicu produksi hormon tersebut.
Meski demikian, James menekankan bahwa hubungan tersebut bukan sebab akibat. Kalaupun kafein memicu halusinasi, pengaruhnya mungkin tak sebesar faktor psikologis lainnya. Selain itu, bukan hanya kopi yang berpengaruh, melainkan juga teh, kopi, dan minuman yang mengandung kadar kafein tinggi. Penelitian langsung dan percobaan dibutuhkan untuk mengukur hubungan kafein dengan efek halusinasi.
By : Tri Wahono
Sumber : Kompas.com dan BBC.com
Labels: Kesehatan