Tuesday, June 10, 2008

Acara di setting oleh Panitia dengan istilah dibuat ‘sesantai mungkin’ ini, dikemas dengan dialog interaktif antara Lendo Novo dengan Pemandu yang sudah tidak asing lagi Bapak Ananta serta diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta.
Banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh peserta, mulai dari hal mendasar berkaitan dengan sekolah alam. Seperti apa sih yang disebut dengan sekolah alam tersebut? Siapa saja murid-muridnya? Bagaimana proses belajar mengajarnya? Yang berlanjut sampai dengan pertanyaan sudah berapa banyak sekolah alam di indonesia dan lain seterusnya, kebetulan saya tidak bisa mengingat semuanya.
Mungkin saya pada kesempatan ini tidak akan menceritakan atau menjawab pertanyaan–pertanyaan tersebut, karena hemat saya alangkah lebih baik bagi yang penasaran langsung saja menghubungi panitia seminar, dijamin akan diberikan jawaban yang komplet atau diberi artikelnya.
Namun ada hal yang menarik untuk dicermati, salah satu pertanyaan dari peserta yang menanyakan "Mungkinkah kita mendirikan sekolah alam di Kuwait??" mengingat belum ada Indonesian School disini sementara banyak teman-teman disini mempunyai anak sudah cukup besar dan menginjak usia sekolah pada kebingungan untuk mengirimkan anak-anaknya kesekolah yang mana. Artinya sekolah indonesia untuk anak-anak kita sangat dibutuhkan sekarang ini.
Pada kesempatan itu Lendo Novo menjawab diplomatis, beliau menuturkan di indonesia dengan modal 35 juta hasil patungan 6 orang sudah bisa mendirikan sekolah alam. Kenapa disini tidak bisa padahal dengan kesejahteraan yang jauh lebih baik dari saudara kita di Indonesia.
Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwasanya untuk menyelenggaqrakan School of Universe di Kuwait bukan merupakan sesuatu yang mustahil atau sangat mungkin dilakukan disini. Hanya saja menurut hemat saya, ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi atau di perjelas antar lain adalah :
Pertama, System pendidikan yang akan diterapkan disini, karena yang kita pahami School of Universe adalah sekolah alam dimana anaka-anak belajar bebas, berinteraksi di alam terbuka tidak dibatasi oleh bangunan, tetapi kita ketahui alam disini sangat jauh berbeda dengan di Indonesia, cuaca yang tidak nyaman ketika musim panas, karena udara sangat panas dan ketika musim dingin udara bisa sangat dingin, Hal ini sangat memberatkan terutama bagi anak-anak.
Yang kedua, Ada peran dan kesanggupan dari pihak KBRI untuk mengawal serta memfasilitasi serta mendukung program ini. Seperti kita ketahui bagaimanapun kekuatan birokrasi yang formal dan absyah terletak di lembaga ini, mempunyai kewenangan serta kekuatan birokrasi dan lobi yang kuat baik dengan pemerintah Indonesia sendiri maupun dengan pemerintahan Kuwait disini terutama berkaitan dengan masalah perizinan.
Yang ketiga, Mungkin yang tidak kalah pentingnya adalah biaya pendidikan School of Universe ini. Semaksimal mungkin harus bisa dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia yang mencari nafkah dikuwait, Seperti kita ketahui masyarakat Indonesia yang bekerja disini terdiri dari berbagai professional dengan pendapatan yang berbeda-beda.
Yang terakhir, adalah status dan pengakuan Universe School ini. Apakah sejajar dengan sekolah–sekolah formal lainya seperti di Negara kita, misalnya mempunyai hak mendapatkan ijazah yang diakui oleh Negara dan apakah bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini sangat penting jangan sampai ketika sekolah sudah berdiri, pendidikan sudah dimulai tapi status dan pengakuan tidak ada dari pemerintah.
Mungkin itulah beberapa point penting untuk diklarifikasi. Namun demikian, secara umum saya pribadi memberikan appreciate dan mendukung program ini. Mudah-mudahan bisa terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama, paling tidak seminar ini merupakan langkah awal yang bagus serta wacana besar untuk memberikan motivasi kepada masayarakat Indonesia disini untuk memiliki Indonesian school sehingga untuk kedepanya tidak ada lagi alasan bagi teman-teman untuk mengirimkan anaknya pulang kampoeng dengan dalih tidak ada sekolah Indonesia disini, agar keutuhan sebagai keluarga bisa tetap terjaga. Wallahu’alam bishowab.
Ka. INNA-Kuwait
Dudih hidayat
Labels: Opini