<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2107064986175153332\x26blogName\x3dIndonesian+National+Nurses+Associatio...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttps://inna-k.blogspot.com/\x26vt\x3d-3270315149446403483', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K)


Sambutan Ketua INNA-K Periode 2012 - 2017
Selamat datang di website Indonesian National Nurses Association in Kuwait (INNA-K).
INNA-K terbentuk pada tanggal 11 Mei 2006 dengan kepengurusan yang tersebar di beberapa region negara Kuwait. Persatuan Perawat Indonesia di Kuwait sebelumnya telah terhimpun dalam satu wadah organisasi yang bernama APIK (Assosiasi Perawat Indonesia di Kuwait) sejak tahun 1994, Berdasarkan musyawarah bersama yang dihadiri oleh kepengurusan organisasi periode 2006 - 2008 dan perwakilan anggota dari masing-masing region, Maka APIK berganti dengan nama INNA-K.

Website ini dibentuk dengan tujuan sebagai media informasi dan komunikasi melalui berbagi informasi dan berkomunikasi sesama Perawat tentang profile Perawat, Keperawatan dan Kesehatan dengan komunitas Keperawatan dan masyarakat luas, baik dalam lingkup Kuwait maupun International. Semoga kunjungan Anda bermanfaat dan dapat mengkomunikasikan informasi yang didapat pada rekan sejawat maupun masyarakat luas nantinya.

Atas nama Ketua Organisasi INNA/PPNI cabang Kuwait periode 2012 - 2017, Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. Website ini jauh dari kesempurnaannya, saran dan komentar Anda untuk kesempurnaannya merupakan kontribusi yang berharga bagi kami. Website ini adalah milik kita bersama, untuk itu diharapkan kepada Anda untuk membantu menyebarluaskan website ini kepada rekan sejawat dan masyarakat luas. Selamat bertugas! Semoga menjadi amal ibadah kita semua.

    Hormat Kami,

    Zulkifli Abdullah Usin, SKM
Sunday, January 25, 2009
Jepang masih membutuhkan 296 perawat Indonesia, sebagai realisasi kesepakatan Indonesia dan Jepang dalam kerangka IJEPA (Indonesia- Japan Economic Partnership Agreement) yang telah ditandatangani di Jakarta 19 Mei 2008. Dalam kerangka IJEPA, disepakati pengiriman 400 tenaga perawat Indonesia ke Jepang.

Pada angkatan pertama bulan Agustus 2008, 104 perawat Indonesia telah diberangkatkan ke Jepang. Mereka bekerja sebagai perawat (kangoshi) di berbagai Rumah Sakit dengan masa kontrak 3 tahun dan mendapat gaji awal (salary starting) sekitar 200.000 - 250.000 yen atau Rp 17,9 juta per bulan.

Perawat yang dibutuhkan adalah perawat pria dan wanita berusia 23-35 tahun. Pendidikan D-3, D-4 dan S1 Keperawatan (Ners) baik yang baru lulus maupun yang sudah berpengalaman bekerja di Rumah Sakit/klinik sebagai perawat minimal 2 tahun.

Bagi yang berminat dapat mendaftarkan di Pusat pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri (Puspronakes LN) Depkes RI, Jl. Wijaya Kusuma Raya 48, Cilandak Jakarta Selatan, Telp 021-75914747 pswt 115, 117, 112, 102 dan 021 75914730. Dimulai tanggal 19 Januari s/d 14 Maret 2009 di

  • Persyaratan Umum :
    1. Fotocopy Ijazah dan transkrip nilai akademik rangkap dua yang sudah dilegalisir (bahasa Indonesia) dan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris (dari institusi pendidikannya atau penterjemah resmi)

    2. Fotocopy surat keterangan pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam bahasa Indonesia dan terjemahan dalam bahasa Inggris

    3. Fotocopy KTP, paspor, asli Surat Keterangan Catatan Kepolosian/SKCK (asli), kartu tanda pencari kerja/Kartu kuning (asli dan fotocopy yang dilegalisir oleh Disnakertrans

    4. Surat Ijin dari suami/istri/orangtua/wali yang diketahui oleh Lurah/Kepala Desa dengan materai Rp.6000

    5. Pasfoto berwarna terbaru latar belakang biru ukuran 3 x 4 cm = 6 lembar

    6. Bagi yang masih bekerja, mendapatkan izin tertulis dari pimpinan instansi yang berwenang.

    7. Mengisi Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus seleksi (saat pendaftaran)

    8. Good performance (bagi wanita tidak dalam keadaan hamil, bagi pria tidak bertindik, dan baik pria maupun wanita tidak boleh bertato)

    9. Mengisi formulir 5 dan biodata peserta di tempat pendaftaran

  • Persyaratan Khusus :
    1. Bagi Pegawai Negeri Sipil dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun

    2. Tidak terikat perjanjian dari tempat kerja dan tidak dalam ikatan dinas

    3. Memiliki rekomendasi dari pimpinan instansi untuk mengikuti seleksi

    4. Menandatangani persyaratan bersedia melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak

    5. Mendapat Izin dari Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (Gubernur/Bupati/Walikota) bagi PNS daerah, untuk pusat harus mendapatkan izin dari Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat (Menteri)

    6. Adanya persetujuan teknis dari BKN

    Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Setjen Depkes. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5290 7416-9, 5292 1669, 522 3002 atau alamat e-mail puskom.depkes@gmail.com.


    Sumber : Depkes RI.

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 6:18 PM | 0 comments ShareThis
    Thursday, January 22, 2009
    Oleh : travel_jump@yahoo.com

  • Kopi Cegah Kanker Rahim

  • Berapa cangkir kopi yang Anda minum dalam sehari? Berapa pun itu, kabar ini baik buat Anda para penggemar kopi. Penelitian Pusat Kanker Nasional Jepang bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan Jepang menemukan bahwa perempuan yang memiliki kebiasaan minum kopi berisiko kecil terkena penyakit kanker rahim.

    Dalam penelitian tersebut, perempuan yang minum kopi lebih dari tiga cangkir sehari berisiko 60% lebih kecil mengidap kanker rahim dibandingkan mereka yang meminum kopi kurang dari dua kali seminggu. Ini dikarenakan kopi dapat menekan kadar insulin, sehingga mengurani risiko kanker rahim.

    By : Erma Dwi Kusumastuti


  • Kopi Bikin Halusinasi

  • LONDON, RABU — Coba perhatikan, kalau ada kawan atau saudara yang mengaku melihat hantu atau mendengar sesuatu yang berbau mistis tanyakan apakah ia pecandu kopi atau bukan. Menurut penelitian di Inggris, orang yang terlalu banyak minum kopi cenderung lebih mudah mengalami efek halusinasi.

    Tim peneliti dari Universitas Dunham menyimpulkan, orang yang minum lebih dari tujuh cangkir kopi instan sehari cenderung tiga kali lipat lebih mudah mengalami halusinasi daripada orang yang hanya minum satu cangkir kopi sehari. Kesimpulan tersebut diambil setelah mereka menyurvei 200 mahasiswa mengenai kebiasaan mengonsumsi kopi dan pengalamannya melihat hal-hal mistis.

    "Ini merupakan langkah awal untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan halusinasi secara lebih luas," ujar Simon Jones, yang memimpin penelitian tersebut. Ia mengatakan pada penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa tekanan, seperti trauma masa kecil, berhubungan dengan halusinasi.

    Menurut James, hubungan antara kopi dan halusinasi mungkin terkait dengan hormon kortisol. Halusinasi sendiri timbul saat tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon tersebut dihasilkan saat seseorang mengalami stres. Konsumsi kafein juga memicu produksi hormon tersebut.

    Meski demikian, James menekankan bahwa hubungan tersebut bukan sebab akibat. Kalaupun kafein memicu halusinasi, pengaruhnya mungkin tak sebesar faktor psikologis lainnya. Selain itu, bukan hanya kopi yang berpengaruh, melainkan juga teh, kopi, dan minuman yang mengandung kadar kafein tinggi. Penelitian langsung dan percobaan dibutuhkan untuk mengukur hubungan kafein dengan efek halusinasi.

    By : Tri Wahono


    Sumber : Kompas.com dan BBC.com

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 10:58 AM | 0 comments ShareThis
    Monday, January 19, 2009
    Kepada Yth. Semua member PPNI


    Kepmenkes 1239/2001 telah mengatur registrasi dan Praktek Keperawatan sejak 8 tahun yang lalu namun hingga kini kebanyakan Perda didaerah kabupaten2 belum begitu merespon. Salah satu faktor penyebab respon yang lambat tersebut adalah lemahnya empowermen comunity dari organisasi profesi untuk memperjuangkan aktualisasi dari dasar hukum yang telah ada dari kementrian tersebut.

    Terbukti, misal di kab. Gunungkidul +1 tahun yll, dengan kebijakan yang arogan dari pihak kepolisian telah mengharamkan praktik keperawatan, dikabupaten Klaten banyak sejawat profesi kita yang diintimidasi bahkan diperas oleh aparat berkenaan dengan kegiatan praktiknya....

    Sehingga issu tentang pemberdayaan implementasi kepmenkes 1239/2001 perlu didukung dengan gerak proaktif dari organisasi profesi khususya PPNI untuk melakukan pendekatan dan loby politik kepada kalangan legislatif dan eksekutif daerah dalam membuat Perda tentang pelayanan kesehatan, bahkan mungkin pembuatan petisi adalah hal yang positif untuk menggugah kalangan stake holder dalam menentukan kebijakan setempat dan nasional.

    RUU Praktik Keperawatan yang belum juga banyak dimengerti oleh anggota PPNI juga perlu untuk lebih disosialisasikan agar dikemudian hari UU tersebut tidak menjadi bumerang bagi praktisi keperawatan serta dapat melindungi masyarakat terhadap mutu pelayanan yang diberikan.

    Sungguh ironis dengan gerak langkah organisasi profesi bidan, walau Kepmenkes yang mengatur praktek mereka 1 tahun sesudah kepmenkes 1239/2001 tetapi IBI telah lebih dahulu Start-nya dalam mengaktualisasikan kegiatan praktek mandirinya, terbukti telah banyak papan2 nama praktek bidan yang banyak terpampang.

    Oleh karena hal tersebut sebagai insan yang peduli dan loyal terhadapa profesinya, saya secara pribadi dan kelembagaan sebagai pengurus PPNI diKlaten, mohon dengan rendah hati tanggapan dari rekan2 member PPNI untuk menindak lanjuti, sukur dimuat sebagai issu utama dalam Musda atau Munas PPNI mendatang.


    Terimakasih,
    Salam...

    Herlambang Sasmita Aji
    (Pengurus PPNI Klaten)


    Sumber : INNA-PPNI Pusat.

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 3:53 PM | 0 comments ShareThis
    Saturday, January 17, 2009
    Pada tahun 2007 INNA-K bekerja sama dengan Universitas Malahayati Bandar lampung telah melaksanakan program belajar komprehensif yang dilaksanakan secara intensif di KBRI Kuwait sebagai jembatan menghadapi test N-CLEX.

    Pada proses penyaringan akhir setelah dilakukan berbagai test kemampuan anggota training, INNA-K dan INP (International Nursing Program) Universitas Malahayati memutuskan dan memunculkan 26 nama Perawat Indonesia di Kuwait yang dianggap layak untuk diproses secara administrasi berkas-berkas mereka untuk dapat mengikuti ujian N-CLEX.

    Seperti yang kita ketahui, Saat ini Nursing Board yang dijadikan acuan oleh pihak Universitas Malahayati dalam memproses berkas-berkas Perawat untuk mendapatkan "ATT number" adalah Board of Nursing California. ATT (Autority To Test) adalah nomor yang diberikan kepada Perawat sebagai kandidat mengikuti test NCLEX.

    Dari sejumlah 26 orang, Setelah melalui berbagai tahapan administrasi dan masuk ke Board of Nursing California maka feedback terakhir yang ditembuskan kepada Tim INP Universitas Malahayati sebagaimana yang dikabarkan kepada INNA-K melalui suratnya tertanggal 08 Januari 2009 menyatakan bahwa ada 13 nama Perawat kandidat N-CLEX yang berkasnya masih dianggap belum kualifiasi.

    Tim INP Universitas Malahayati terus berusaha mencari solusi dari permasalahan yang ada, Berikut adalah berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses tersebut :
    1. Birokrasi penyelesaian berkas yang terlalu lama.
    2. Pengulangan fingerprint berkali-kali hingga lebih dari 4 kali per orang dengan alasan Board of Nursing California tidak dapat membaca delta fingerprint.
    3. Penambahan biaya fingerprint process.
    4. Sekolah tidak mampu membuat curriculum description dalam bahasa Inggris karena terlalu banyak dan kurikulum kandidat telah berubah.
    5. Sekolah lama kandidat terdapat ada yang telah pindah.
    6. Pada saat pertama Board of Nursing California membutuhkan copy Ijazah dengan berbahasa Inggris, Namun kemudian mereka mengirimkan surat lagi kepada pihak Malahayati untuk mengeluarkan copy Ijazah tersebut dengan berbahasa Indonesia (statement berubah).
    7. Banyaknya kebijakan persyaratan dari Board of Nursing California yang berubah-ubah, syarat tidak sesuai dengan apa yang diumumkan dan banyak syarat yang sifatnya muncul secara tiba-tiba seperti ; KTP yang berbahasa Inggris dan ada deskripsi nama Ibu Kandung, sedangkan Pemerintah Indonesia tidak mengeluarkan KTP seperti itu.
    8. Board of Nursing California eolah-olah memperpanjang waktu proses, sedangkan waktu penyelesaian berkas hanya butuh waktu 1 (satu) tahun.
    9. Kandidat telah mengirimkan dokumen yang berbahasa Inggris yang diterjemahkan oleh penterjemah tersumpah di Indonesia, Namun Board of Nursing California menginginkan penterjemah tersebut di akreditasi oleh The Amarican Translator Association. Hal ini sangatlah sulit dan mahal sekali biayanya.

    Adapun langkah yang akan diambil oleh Pihak Tim INP Universitas Malahayati guna menyikapi permasalahan tersebut antara lain :
    1. Tim INP Universitas Malahayati telah melakukan rapat dan bertemu dengan salah satu mantan Staff di Board of Nursing California, Beliau menyampaikan bahwa Board of Nursing California adalah Board of Nursing tersulit dan penuh birokrasi di America. Beliau menyarankan serta akan membantu agar proses administrasi berkas dipindahkan atau didaftarkan di Nursing Board lainnya, seperti di Alaska dan Kansas.
    2. Kandidat diharapkan dapat mengirimkan ulang berkas-berkas kelengkapan mereka jika Tim INP Universitas Malahayati telah menemukan dan memutuskan untuk didaftarkan pada Board of Nursing yang baru dalam waktu dekat ini.
    3. Tim INP Universitas Malahayati akan senantiasa berusaha memperjuangkan keberhasilan para kandidat test N-CLEX INNA-K.

    Dibawah ini adalah 13 nama Perawat anggota INNA-K sebagai kandidat N-CLEX yang berkasnya masih belum kualifikasi :


    Sedangkan 13 nama yang saat ini prosesnya lancar (semoga tidak ada kendala) dan menunggu pengiriman ATT Number, antara lain :


    Bagi kandidat N-CLEX INNA-K yang memerlukan informasi lanjut, silakan hubungi sekretariat INNA-K di Muhana Building atas nama Eko Priyanto ( Phone : 24887687 atau Mobile : 66942364).


    admin@inna-k.org
    -------a/n--------

    Unit Khusus N-CLEX INNA-K
    .

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 2:59 PM | 0 comments ShareThis
    Friday, January 16, 2009
    Pada bulan November yang lalu disitus INNA-K ini telah dilakukan Polling atau Voting mengenai kinerja INNA-K periode 2008 - 2010 dengan tujuan menjadi cermin untuk meningkatkan peran dan fungsi INNA-K itu sendiri bagi anggotanya.

    Adapun peran dan fungsi INNA-K bagi anggotanya adalah :
    1. INNA-K berperan sebagai fasilitator kehidupan profesi perawat Indonesia di Kuwait dengan fungsi : organisasi, perlindungan hukum, pengembangan hubungan kerjasama dan bermasyarakat, memfasilitasi anggota dengan Kedutaan besar Rebublik Indonesia di Kuwait, pemerintah Kuwait, organisasi profesi Keperawatan di Kuwait dan di Indonesia, dan organisasi masyarakat lainnya, memfasilitasi dalam peran pendidikan dan pelatihan keperawatan, dan fasilitasi sertifikasi/registrasi perawat Indonesia di Kuwait.

    2. INNA-K berperan sebagai fasilitator dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dengan fungsi memfasilitasi pengembangan karir, perlidungan kerja, sistem penghargaan dan pengembangan kegiatan usaha.

    Berikut adalah hasil voting yang telah berjalan selama 2 bulan terpasang disitus ini :


    Semoga hasil ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pengurus INNA-K untuk lebih meningkatkan kinerjanya, dan kepada seluruh anggotanya dapat mendukung serta memberikan masukannya yang sifatnya membangun organisasi Perawat ini.


    admin@inna-k.org

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 1:16 PM | 0 comments ShareThis
    Saturday, January 10, 2009
    ANAK-ANAK yang mengalami kegagapan dalam berbicara, ternyata lebih sering mendapat gertakan dibandingkan anak yang tidak gagap. Semakin parah kegagapan mereka, akan semakin sering pula gertakan yang diterima.

    “Bbbbebebe.......bebe.....” Ari yang berusia sembilan tahun itu tak segera dapat meluncurkan kata “betul” dari mulutnya, saat harus menjawab pertanyaan dari gurunya. Yang terdengar kemudian justru teriakan teman-teman di kelasnya dengan bersama-sama melontarkan satu kata, “Dor!”

    Ari tertunduk malu, ia tampak tidak berdaya menghadapi gertakan keras yang memotong kata yang hendak diucapkannya. Lebih-lebih ejekan dan suara tawa berseliweran dari teman-teman sekelasnya.

    Sayangnya guru di kelas tidak cukup tegas memberikan perlindungan bagi murid yang mengalami gangguan wicara akibat gagap itu. Senyum tipis bahkan tersungging di bibir sang guru, meskipun setelah itu terucap peringatan tanggung, “Ssssttt.... anak-anak tidak boleh begitu. Beri kesempatan Ari untuk menjawab.”

    Dengan situasi seperti itu, yang terjadi hampir setiap saat, Ari akhirnya lebih suka menarik diri dari pergaulan. Ia tumbuh sebagai anak yang pemalu, pendiam, dan lebih suka menghabiskan waktunya untuk belajar, sehingga nilai-nilai rapornya selalu bagus. Ari tumbuh sebagai anak laki-laki yang tampan dan cerdas, dengan bakat melukis yang bagus, tetapi gagap saat berbicara.

    Anak Laki-Laki

    Gagap dapat ditandai dengan ciri-ciri suara mulut yang berulang (terjadi repetisi), jaraknya panjang antara satu kata dengan kata berikutnya, atau mengalami blokade ketika akan mengucapkan sebuah kata.

    "Penyebab gagap ini tidak tunggal, melainkan merupakan kombinasi yang kompleks antara faktor biologis dan kesalahan dalam proses belajar wicara," ujar William Murphy, peneliti di Department of Speech, Language and Hearing Science, Purdue University, AS.

    Seorang anak dapat dideteksi mengalami kegagapan jika selama enam bulan atau setahun ia menunjukkan gejalanya terus-menerus. Biasanya dalam keluarga juga terdapat riwayat orang yang sudah lebih dulu mengalami kegagapan. Dalam hal ini biasanya lebih banyak terjadi pada anak laki-laki.

    Di Indonesia, kita tidak pernah tahu berapa jumlah orang yang mengalami gagap. Namun, di Negara Paman Sam diperkirakan sekitar 5 persen anak pra sekolah dan 1 persen orang dewasa mengalami gagap.

    Tingkat kekacauan saat berbicara ini sangat berbeda-beda pada setiap orang yang mengalami kegagapan. Ada yang tingkat kegagapannya tidak terlalu parah, tetapi hal itu sudah bisa menyebabkan penderitanya menarik diri dari pergaulan dan enggan berpartisipasi dalam percakapan karena merasa minder atau rendah diri.

    Sering Digertak

    Dalam berbagai kesempatan kita bisa menyaksikan bagaimana anak-anak yang sudah mengalami penderitaan akibat gagap dalam berbicara ini, harus semakin tersiksa oleh tingkah laku teman-temannya atau bahkan oleh orang dewasa lain yang tidak cukup bijaksana.

    Anak-anak ini biasanya digertak sedemikian rupa ketika yang bersangkutan sedang mengalami kesulitan untuk mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. Akibatnya, mereka menjadi semakin kecil hati, rendah diri, tidak nyaman, takut dan enggan untuk berbicara.

    Menurut National Stuttering Association, AS, penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang gagap berbicara justru lebih sering mengalami gertakan dibandingkan anak-anak lain. Dan semakin buruk kegagapan yang dialami seorang anak, semakin sering pula yang bersangkutan mendapat gertakan.

    Dalam buku terbaru keluaran Purdue University berjudul Bullying and Teasing: Helping Children Who Stutter, di mana Murphy juga ikut menulis, dijelaskan bahwa bagi anak-anak yang gagap, gangguan dan gertakan dari teman-temannya justru membuat mereka lebih gelisah dan menderita dibanding gangguan wicara itu sendiri.

    Mungkin itu pula sebabnya meskipun anak-anak itu sudah mendapatkan terapi wicara dan telah mengalami kemajuan dalam keterampilan berbicara, persoalan tidak dengan sendirinya terlepas dari mereka.

    Anak-anak itu tetap saja memiliki perasaan negatif tentang dirinya dan kegagapannya, ketika mereka tumbuh semakin besar. Keterampilan mereka berbicara yang boleh jadi sudah tidak memperlihatkan sisa-sisa kegagapan, masih tetap dibayangi oleh rasa malu dan minder, yang diperoleh dari gangguan dan gertakan-gertakan yang telah dialami.

    Sangat Terganggu

    Di sisi lain, orangtua tidak begitu yakin apa yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan jika anak mereka yang gagap mendapat gertakan dan gangguan dari teman-temannya. Sebagian orangtua menyarankan anak-anak supaya membalas gangguan yang diterimanya. Yang lain menganjurkan untuk mengabaikan saja gertakan yang didapat, dan menjauh dari teman-teman yang suka menggertak dan mengganggu.

    Namun, menurut Murphy, anak-anak tidak bisa sungguh-sungguh mengabaikan gangguan dan gertakan yang sering diterimanya itu karena memang mereka merasa sangat terganggu. Melakukan serangan balik terhadap anak-anak atau orang lain yang mengganggu juga tidak menyelesaikan masalah, bahkan mungkin mendatangkan lebih banyak masalah dengan anak-anak yang suka menggertak itu.

    Mengatasi kegagapan tidak semudah yang orang sering ucapkan ketika menghadapi anak gagap: “Pokoknya tenang dan kalem saja kalau mau berbicara.” Saran ini mungkin cocok bagi anak-anak yang grogi, tetapi bukan itu yang diperlukan oleh anak yang gagap. Yang pasti, gagap pada masa anak-anak dapat diatasi dengan terapi wicara.

    Terapi yang dilakukan ketika masih kanak-kanak akan lebih mudah meraih keberhasilan dibanding saat yang bersangkutan sudah dewasa. Salah satu contoh orang yang pernah mengalami kegagapan di masa kanak-kanak adalah Winston Churchill.

    Untuk mengatasi perasaan negatif serta rasa malu akibat kegagapan yang pernah dialami itu, alangkah baiknya jika anak-anak mendapatkan pendampingan dari psikolog, selama diperlukan. Para guru di sekolah sangat diharapkan kontribusinya agar anak-anak yang gagap tidak menjadi semakin terpuruk oleh ulah teman-temannya, akibat sering menerima ejekan dan gangguan dari mereka.

    Ngomong-ngomong, apakah Anda sebagai orangtua juga suka mengganggu dan menggertak anak Anda yang gagap?


    Sumber : Kompas.com by Widya Saraswati.

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 3:05 PM | 0 comments ShareThis
    Wednesday, January 7, 2009
    Pengurus INNA-K, Terutama Tim Verifikasi pada tanggal 26 Desember 2008 kembali mengunjungi Higher Education (HE) Kuwait untuk mencari informasi lebih lanjut dan menindak lanjuti tanggungjawab penyelesaian verifikasi Ijazah anggotanya.

    Disana mereka hanya dapat bertemu dengan Staff HE dan tidak berhasil bertemu dengan Pimpinan HE yang kita kenal sebagai Madam Hayah. Menurut Staff HE, Madam Hayah sedang cuti dan akan join awal bulan Januari ini.

    Berdasarkan informasi tersebut, Maka Tim verifikasi tanggal 4 Januari dengan harapan besar kembali mendatangi Higher Education Kuwait untuk bertemu dengan Madam Hayah. Namun setiba disana, Madam Hayah tidak ditempat. Salah satu Staff mereka mengatakan Madam Hayah baru akan join kerja akhir February yang akan datang.

    Tim Verifikasi menyikapi hal tersebut dengan tanda tanya besar, ada apa sebenarnya dengan permasalahan yang kita "Perawat Indonesia hadapi???

    Pihak KBRI sangat kita harapkan untuk turut memikirkan dan mengambil langkah secepatnya, mengingat banyak rekan Perawat yang segera akan resign dari Kuwait. Jika bukanlah pihak KBRI, lalu siapa lagi yang akan membantu permasalahan warga Indonesia yang berada diluar negeri???

    Ada prosedural atau jalur yang dikatakan pihak KBRI sudah ditempuh dan gagal, namun tentunya masih ada jalan untuk mendobrak permasalahan tersebut. Pengurus INNA-K menerima berbagai masukan dari anggota Perawat yang sifatnya geram, baik via telphon maupun via email, Misalnya ; Surati Presiden, Ekspus ke Media massa, Buatkan Issue Heboh dan sebagainya.

    Namun sampai saat ini Pengurus INNA-K berusaha memahami dan berharap kebijakan dari KBRI Kuwait untuk segera mencari jalan keluar dalam penyelesaian permasalahan tersebut.

    Sebagai informasi tambahan, menurut pihak Kedutaan Kuwait di Indonesia - Jakarta, bahwa semua file verifikasi Ijazah yang masuk ke mereka sudah terkirim ke Kuwait. Jadi hanya kita tunggu permasalahan di Higher Education terselesaikan. Kepada rekan-rekan Perawat Indonesia di Kuwait, semoga bersabar dan berdoa agar verifikasi Ijazah segera terselesaikan.


    admin@inna-k.org

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 11:42 AM | 1 comments ShareThis
    Saturday, January 3, 2009
    INILAH antara lain statistik yang dicatat oleh Prof Ian Robertson, ahli neuropsikologi di Trinity College Dublin, Inggris, sebagaimana dikutip Telegraph.co.uk, seperempat penduduk Inggris lupa nomor telepon rumahnya.

    Hanya sepertiga dari mereka yang ingat ulang tahun saudara kandungnya. Setengah dari mereka menggunakan satu password yang sama untuk sejumlah rekening (account) yang berbeda-beda.

    Menurut Robertson, tuntutan hidup masa kini memang memaksa orang untuk banyak mengingat. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari, rata-rata responden yang disurvei harus mengingat lima password, lima angka PIN (personal identification number), tiga angka ID pengaman, dan tiga rekening bank.

    Untuk memudahkan pekerjaan mengingat itulah responden mengandalkan teknologi semacam telepon seluler. Celakanya, semakin jarang digunakan, daya ingat akan semakin tumpul. Ini bukan cuma teori.

    Sebab dalam penelitian itu terungkap pula, responden berusia di atas 50 yang pada masa pertumbuhannya dipacu mengandalkan daya ingat, dilaporkan memiliki kemampuan mengingat berbagai hal dengan lebih baik dibanding responden berusia di bawah 30 yang lebih banyak mengandalkan teknologi untuk membantu mengingat.

    Kabar baiknya, di dalam telepon seluler umumnya dilengkapi dengan aneka permainan seperti sudoku. Selain memperbaiki mental dan mempertajam ingatan, menurut para ahli, permainan sejenis itu juga bermanfaat mencegah penyakit alzheimer. Jadi jangan cuma asyik kirim SMS saja, ya? Sekali-sekali dipakai main game, gitu.


    Sumber : Kompas.com

    Labels:


    Baca Selengkapnya...
     
    posted by inna-k at 1:15 PM | 0 comments ShareThis



    WWW.SMART-PIN-KUWAIT.BEC.BNI

    Contact Us at email : admin@inna-k.org or Call: +96560739733