Sunday, October 19, 2008
Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara, dimana proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat. Sementara tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari jika mereka mungkin mengalami masalah kesehatan jiwa.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI, dr. H. Syafii Ahmad, MPH saat membuka seminar sehari dalam rangka Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) Tahun 2008 di kantor Depkes, hari ini. HKJS diperingati setiap tanggal 10 Oktober, tahun ini merupakan peringatan ke-15 sejak tahun 1993. Hadir dalam acara ini para Pejabat Eselon I, II di lingkup Depkes RI, Perwakilan WHO Indonesia, LSM, pejabat lintas sektor, tokoh masyarakat, anggota Dharma Wanita, dan PKK.
Lebih lanjut dikatakan dr. Sjafii Ahmad, masalah kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktifitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat yang tidak mungkin ditanggulangi oleh sektor kesehatan saja. Mutu SDM tidak dapat diperbaiki hanya dengan pemberian gizi seimbang namun juga perlu memperhatikan 3 aspek dasar yaitu fisik/jasmani (organo biologis), mental-emosional/jiwa (psikoedukatif), dan sosial-budaya/lingkungan (sosiokultural).
Gangguan jiwa walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, namun akan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena penderita menjadi kronis dan tidak lagi produktif.
Ganguan kesehatan jiwa, bukan hanya “psikotik” saja tetapi sangat luas mulai yang sangat ringan yang tidak memerlukan perawatan khusus seperti kecemasan dan depresi, ketagihan NAPZA, alkohol rokok, kepikunan pada orang tua, sampai kepada yang sangat berat seperti skizophrenia.
Hasil survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995 menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa pada penduduk rumah tangga dewasa di Indonesia yaitu 185 kasus per 1.000 penduduk. Hasil SKMRT juga menyebutkan, gangguan mental emosional pada usia 15 tahun ke atas mencapai 140 kasus per 1.000 penduduk, sementara pada rentang usia 5 - 14 tahun ditemukan 104 kasus per 1.000 penduduk.
Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk di Indonesia, dimana proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyrakat. Sementara tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut.
Kejadian-kejadian tersebut seluruhnya dilatarbelakangi oleh aspek-aspek kejiwaan seperti agresifitas, emosi yang tidak terkendali, ketidakmatangan kepribadian, depresi karena tekanan kehidupan, tingkat kecurigaan yang meningkat, dan persaingan yang tidak sehat.
Masalah-masalah gangguan kesehatan jiwa ini akan dibahas dalam seminar sehari. Menurut Ketua Panitia Seminar HKJS yang juga Direktur Bina Pelayanan Medik Jiwa, dr. H. M. Aminullah, Sp.KJ, MM, pertemuan ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta terhadap kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.
Berkaitan dengan tema peringatan HKJS tahun 2008 Making Mental Health Global Priority: Scaling up Services Trough Citizen Advocacy and Action (Menjadikan Kesehatan Jiwa Melalui Advokasi dan Aksi Masyarakat), pada kesempatan tersebut, materi yang akan dibahas dalam seminar sehari ini adalah Kesehatan Jiwa di Indonesia Kemarin, Sekarang dan Akan Datang oleh dr. Albert Maramis, Sp. KJ., Kejenuhan dalam Bekerja Menurunkan Produktivitas oleh DR. dr. Fahmi Idris, M.Kes dan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak oleh Yenni Rosa Damayanti.
Selain seminar, Departemen Kesehatan juga melakukan berbagai kegiatan dalam peringatan HKJS, diantaranya penyebaran brosur tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa yang mencakup sebab dan penanggulangannya, pameran, pemeriksaaan gratis berupa pemeriksaan derajat stress oleh Tim RS. Dr. Soeharto Herdjan, pemeriksaan gula darah dan kolesterol bekerjasama dengan Direktorat Penyakit Tidak Menular (PTM) dan RS. Marzoeki Mahdi Bogor, serta talk show di salah satu stasiun televisi.
Sementara itu, puncak peringatan HKJS akan dilaksanakan di Kantor Walikota Bogor tanggal 20 Oktober 2008, dengan mengangkat sub tema “Melalui Kesehatan Jiwa Kita Sehatkan Masyarakat Desa”.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon atau Fax : 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.
Sumber : Situs Depkes RI.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI, dr. H. Syafii Ahmad, MPH saat membuka seminar sehari dalam rangka Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) Tahun 2008 di kantor Depkes, hari ini. HKJS diperingati setiap tanggal 10 Oktober, tahun ini merupakan peringatan ke-15 sejak tahun 1993. Hadir dalam acara ini para Pejabat Eselon I, II di lingkup Depkes RI, Perwakilan WHO Indonesia, LSM, pejabat lintas sektor, tokoh masyarakat, anggota Dharma Wanita, dan PKK.
Lebih lanjut dikatakan dr. Sjafii Ahmad, masalah kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktifitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat yang tidak mungkin ditanggulangi oleh sektor kesehatan saja. Mutu SDM tidak dapat diperbaiki hanya dengan pemberian gizi seimbang namun juga perlu memperhatikan 3 aspek dasar yaitu fisik/jasmani (organo biologis), mental-emosional/jiwa (psikoedukatif), dan sosial-budaya/lingkungan (sosiokultural).
Gangguan jiwa walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, namun akan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena penderita menjadi kronis dan tidak lagi produktif.
Ganguan kesehatan jiwa, bukan hanya “psikotik” saja tetapi sangat luas mulai yang sangat ringan yang tidak memerlukan perawatan khusus seperti kecemasan dan depresi, ketagihan NAPZA, alkohol rokok, kepikunan pada orang tua, sampai kepada yang sangat berat seperti skizophrenia.
Hasil survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995 menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa pada penduduk rumah tangga dewasa di Indonesia yaitu 185 kasus per 1.000 penduduk. Hasil SKMRT juga menyebutkan, gangguan mental emosional pada usia 15 tahun ke atas mencapai 140 kasus per 1.000 penduduk, sementara pada rentang usia 5 - 14 tahun ditemukan 104 kasus per 1.000 penduduk.
Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk di Indonesia, dimana proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyrakat. Sementara tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut.
Kejadian-kejadian tersebut seluruhnya dilatarbelakangi oleh aspek-aspek kejiwaan seperti agresifitas, emosi yang tidak terkendali, ketidakmatangan kepribadian, depresi karena tekanan kehidupan, tingkat kecurigaan yang meningkat, dan persaingan yang tidak sehat.
Masalah-masalah gangguan kesehatan jiwa ini akan dibahas dalam seminar sehari. Menurut Ketua Panitia Seminar HKJS yang juga Direktur Bina Pelayanan Medik Jiwa, dr. H. M. Aminullah, Sp.KJ, MM, pertemuan ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta terhadap kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.
Berkaitan dengan tema peringatan HKJS tahun 2008 Making Mental Health Global Priority: Scaling up Services Trough Citizen Advocacy and Action (Menjadikan Kesehatan Jiwa Melalui Advokasi dan Aksi Masyarakat), pada kesempatan tersebut, materi yang akan dibahas dalam seminar sehari ini adalah Kesehatan Jiwa di Indonesia Kemarin, Sekarang dan Akan Datang oleh dr. Albert Maramis, Sp. KJ., Kejenuhan dalam Bekerja Menurunkan Produktivitas oleh DR. dr. Fahmi Idris, M.Kes dan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak oleh Yenni Rosa Damayanti.
Selain seminar, Departemen Kesehatan juga melakukan berbagai kegiatan dalam peringatan HKJS, diantaranya penyebaran brosur tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa yang mencakup sebab dan penanggulangannya, pameran, pemeriksaaan gratis berupa pemeriksaan derajat stress oleh Tim RS. Dr. Soeharto Herdjan, pemeriksaan gula darah dan kolesterol bekerjasama dengan Direktorat Penyakit Tidak Menular (PTM) dan RS. Marzoeki Mahdi Bogor, serta talk show di salah satu stasiun televisi.
Sementara itu, puncak peringatan HKJS akan dilaksanakan di Kantor Walikota Bogor tanggal 20 Oktober 2008, dengan mengangkat sub tema “Melalui Kesehatan Jiwa Kita Sehatkan Masyarakat Desa”.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon atau Fax : 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.
Sumber : Situs Depkes RI.
Labels: Kesehatan