Friday, November 14, 2008
Pengurus INNA-K periode 2008 - 2010 pada Jum'at 14 November 2008 sesuai dengan rencananya telah mengadakan kunjungan silaturahmi ke kediaman Duta Besar RI di Kuwait (Prof. DR. Faisal Ismail), tepatnya di Wisma Duta RI yang berada di Qortuba - Kuwait.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pengurus INNA-K yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Tim Verifikasi dan beberapa perwakilan dari Bidang dan Unit Kerja INNA-K. Sebagai tamu undangan hadir pula Ketua PERKIBAR cabang Kuwait, Sedangkan dari perwakilan KBRI yang mendampingi Duta Besar dan istri adalah R. Wisantoro (Labour attache), M. Kholiq (Treasurer) dan Saeful Anwar (Ambassador Secretary).

Ramah tamah terhadap Duta Besar RI untuk Kuwait ini dimulai pada pukul 18.30 WK. Sebagai kata pembuka, Ketua INNA-K menyampaikan maksud dan tujuan berkunjung ke kediaman Beliau. Selanjutnya adalah penyampaian hasil akhir verifikasi Ijazah dan langkah-langkah yang diharapkan dari pihak KBRI dalam membantu penyelesaian verifikasi tersebut baik terhadap pihak Higher Education maupun kepada pihak Kedutaan Kuwait di jakarta.
Beliau menyampaikan bahwa pada dasarnya peran KBRI dalam proses penyelesaian verifikasi adalah sebatas pengawasan saja, karena yang lebih bertanggung jawab sebenarnya harus datang dari agency tenaga kerja yang memberangkatkan. Namun demikian pihak KBRI sudah berupaya dan akan terus membantu permasalahan yang ada, baik secara tertulis maupun lobi-lobi langsung yang mungkin dapat memperlancar penyelesaian proses tersebut.

Faisal Ismail juga turut menyatakan rasa prihatinnya terhadap permasalahan yang ada, dan berharap semoga dapat terselesaikan dengan segera. Lebih jauh Beliau berharap kasus seperti ini seharusnya dijadikan contoh oleh para agency tenaga kerja, terutama dalam upaya keberangkatan atau datangnya Perawat baru di Kuwait.
Pihak Agency setidaknya dapat mengambil langkah-langkah yang memungkinkan untuk kelancaran verifikasi ijazah, dalam hal ini ditekankan terhadap proses verifikasi yang dilakukan di Indonesia.
Pembicaraan lainnya datang dari R. Wisantoro selaku atase TKI di Kuwait, Beliau menyampaikan adanya pihak swasta yang memberikan proposal permohonan perizinan atau penawaran kerjasama dalam hal perekrutan tenaga Perawat untuk bekerja sebagai Caregiver atau yang lebih kita kenal sebagai Perawat Homecare.

Wisantoro mengatakan hal tersebut kepada INNA-K sebagai upaya mendapatkan tanggapan dan pandangan dari para tamu yang hadir. Hal tersebut mengingat bahwa ini adalah kerja sama swasta, pihak KBRI tidak ingin kedepan nantinya menjadi bertambah permasalahan yang akan muncul bagi Perawat Caregiver itu sendiri tentunya.
Ini merupakan kabar yang cukup menggembirakan bagi INNA-K dan rekan-rekan Perawat lain tentunya, berarti kedepan semakin banyak Perawat yang bekerja di Kuwait. Begitu pula dengan Perawat di Indonesia yang berkeinginan bekerja di luar negeri, Ini merupakan kabar gembira karena standar gaji yang mereka terima di Indonesia belum cukup memuaskan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
Beberapa pengurus INNA-K berusaha menanggapi dengan sikap bijaksana, Bahwa kerjasama dengan swasta merupakan kesempatan yang baik sebagai batu loncatan bagi Perawat Indonesia untuk dapat bekerja di Kementerian Kesehatan Kuwait nantinya. Tentunya setelah 2 tahun masa kerja mereka, para Perawat dapat mengikuti ujian test lokal untuk dapat bekerja di Ministry Of Health (MOH) Kuwait.

Mengapa bekerja dibawah MOH lebih utama? Ya, karena gaji pekerja di Kuwait (swasta) lebih kecil dibandingkan Perawat yang bekerja di Kementerian Kesehatan Kuwait (1 : 2). INNA-K berharap agar pihak KBRI memperhatikan banyak hal sebelum menindak lanjuti dengan kata setuju.
Misalnya berapa jumlah gaji yang akan diberikan kepada Perawat Caregiver, Bagaimana fasilitas yang akan didapatkan, Bagaimana jam kerja mereka nantinya (Shift atau 24 jam) dirumah Pasien dan Bagaimana tanggung jawab pihak swasta (agency di Kuwait) terhadap permasalahan yang mungkin muncul nantinya.
Lebih jauh Ketua INNA-K memberikan sebuah gambaran jangan sampai mereka "Perawat Caregiver" dibebani dengan pekerjaan rumah lainnya, dengan kata lain disamakan pihak keluarga pasien dengan TKW yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga.
Sedangkan pihak agency TKI di Indonesia yang menjalin kerjasama tersebut sebaiknya pihak-pihak agency yang cukup dikenal profesional dan bertanggungjawab serta memiliki reputasi yang baik. Harapannya adalah pihak agency tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi turut mempertimbangkan resiko dan tanggungjawabnya jika terjadi sesuatu terhadap Perawat Caregiver. Mengingat bahwa mereka bekerja didalam rumah, dan karakteristik penduduk Arab yang jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya acara silaturahim dilanjutkan dengan makan malam bersama, hidangan yang sangat menarik telah tersedia di kediaman DUBES tersebut. Setelah acara makan malam selesai, ramah tamah dilanjutkan dengan suasana lebih santai di meja makan.

Tepat pukul 21.00 WK, Pengurus INNA-K beranjak untuk pulang kerumah masing-masing. Namun sebelumnya dilakukan photo bersama dan penyerahan kenang-kenangan sebagai tanda ucapan terima kasih INNA-K kepada KBRI yang sudah banyak membantu berbagai hal yang dihadapi INNA-K periode 2008 - 2010 dalam menjalankan kepengurusannya.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pengurus INNA-K yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Tim Verifikasi dan beberapa perwakilan dari Bidang dan Unit Kerja INNA-K. Sebagai tamu undangan hadir pula Ketua PERKIBAR cabang Kuwait, Sedangkan dari perwakilan KBRI yang mendampingi Duta Besar dan istri adalah R. Wisantoro (Labour attache), M. Kholiq (Treasurer) dan Saeful Anwar (Ambassador Secretary).

Ramah tamah terhadap Duta Besar RI untuk Kuwait ini dimulai pada pukul 18.30 WK. Sebagai kata pembuka, Ketua INNA-K menyampaikan maksud dan tujuan berkunjung ke kediaman Beliau. Selanjutnya adalah penyampaian hasil akhir verifikasi Ijazah dan langkah-langkah yang diharapkan dari pihak KBRI dalam membantu penyelesaian verifikasi tersebut baik terhadap pihak Higher Education maupun kepada pihak Kedutaan Kuwait di jakarta.
Beliau menyampaikan bahwa pada dasarnya peran KBRI dalam proses penyelesaian verifikasi adalah sebatas pengawasan saja, karena yang lebih bertanggung jawab sebenarnya harus datang dari agency tenaga kerja yang memberangkatkan. Namun demikian pihak KBRI sudah berupaya dan akan terus membantu permasalahan yang ada, baik secara tertulis maupun lobi-lobi langsung yang mungkin dapat memperlancar penyelesaian proses tersebut.


Faisal Ismail juga turut menyatakan rasa prihatinnya terhadap permasalahan yang ada, dan berharap semoga dapat terselesaikan dengan segera. Lebih jauh Beliau berharap kasus seperti ini seharusnya dijadikan contoh oleh para agency tenaga kerja, terutama dalam upaya keberangkatan atau datangnya Perawat baru di Kuwait.
Pihak Agency setidaknya dapat mengambil langkah-langkah yang memungkinkan untuk kelancaran verifikasi ijazah, dalam hal ini ditekankan terhadap proses verifikasi yang dilakukan di Indonesia.
Pembicaraan lainnya datang dari R. Wisantoro selaku atase TKI di Kuwait, Beliau menyampaikan adanya pihak swasta yang memberikan proposal permohonan perizinan atau penawaran kerjasama dalam hal perekrutan tenaga Perawat untuk bekerja sebagai Caregiver atau yang lebih kita kenal sebagai Perawat Homecare.


Wisantoro mengatakan hal tersebut kepada INNA-K sebagai upaya mendapatkan tanggapan dan pandangan dari para tamu yang hadir. Hal tersebut mengingat bahwa ini adalah kerja sama swasta, pihak KBRI tidak ingin kedepan nantinya menjadi bertambah permasalahan yang akan muncul bagi Perawat Caregiver itu sendiri tentunya.
Ini merupakan kabar yang cukup menggembirakan bagi INNA-K dan rekan-rekan Perawat lain tentunya, berarti kedepan semakin banyak Perawat yang bekerja di Kuwait. Begitu pula dengan Perawat di Indonesia yang berkeinginan bekerja di luar negeri, Ini merupakan kabar gembira karena standar gaji yang mereka terima di Indonesia belum cukup memuaskan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
Beberapa pengurus INNA-K berusaha menanggapi dengan sikap bijaksana, Bahwa kerjasama dengan swasta merupakan kesempatan yang baik sebagai batu loncatan bagi Perawat Indonesia untuk dapat bekerja di Kementerian Kesehatan Kuwait nantinya. Tentunya setelah 2 tahun masa kerja mereka, para Perawat dapat mengikuti ujian test lokal untuk dapat bekerja di Ministry Of Health (MOH) Kuwait.

Mengapa bekerja dibawah MOH lebih utama? Ya, karena gaji pekerja di Kuwait (swasta) lebih kecil dibandingkan Perawat yang bekerja di Kementerian Kesehatan Kuwait (1 : 2). INNA-K berharap agar pihak KBRI memperhatikan banyak hal sebelum menindak lanjuti dengan kata setuju.
Misalnya berapa jumlah gaji yang akan diberikan kepada Perawat Caregiver, Bagaimana fasilitas yang akan didapatkan, Bagaimana jam kerja mereka nantinya (Shift atau 24 jam) dirumah Pasien dan Bagaimana tanggung jawab pihak swasta (agency di Kuwait) terhadap permasalahan yang mungkin muncul nantinya.
Lebih jauh Ketua INNA-K memberikan sebuah gambaran jangan sampai mereka "Perawat Caregiver" dibebani dengan pekerjaan rumah lainnya, dengan kata lain disamakan pihak keluarga pasien dengan TKW yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga.
Sedangkan pihak agency TKI di Indonesia yang menjalin kerjasama tersebut sebaiknya pihak-pihak agency yang cukup dikenal profesional dan bertanggungjawab serta memiliki reputasi yang baik. Harapannya adalah pihak agency tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi turut mempertimbangkan resiko dan tanggungjawabnya jika terjadi sesuatu terhadap Perawat Caregiver. Mengingat bahwa mereka bekerja didalam rumah, dan karakteristik penduduk Arab yang jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya acara silaturahim dilanjutkan dengan makan malam bersama, hidangan yang sangat menarik telah tersedia di kediaman DUBES tersebut. Setelah acara makan malam selesai, ramah tamah dilanjutkan dengan suasana lebih santai di meja makan.

Tepat pukul 21.00 WK, Pengurus INNA-K beranjak untuk pulang kerumah masing-masing. Namun sebelumnya dilakukan photo bersama dan penyerahan kenang-kenangan sebagai tanda ucapan terima kasih INNA-K kepada KBRI yang sudah banyak membantu berbagai hal yang dihadapi INNA-K periode 2008 - 2010 dalam menjalankan kepengurusannya.
Labels: Kegiatan