Friday, November 7, 2008

CFS menyatakan, sampel dari Select Fresh Brown Eggs (Extra Large), yang dihasilkan oleh Dalian Hanwei Chicken Farmin Limited yang berpusat di China, didapati telur mengandung 4,7Ppm (bagian per juta) melamin.
Menteri Pangan dan Kesehatan Hongkong York Chow menjelaskan, kemungkinan melamin berasal dari pakan untuk ayam petelur. Pemerintah Hongkong juga menemukan melamin dalam kadar tinggi pada cracker Blueberry Cream Sandwich yang diproduksi oleh perusahaan Filipina, Croley Foods MFG Corp.
Pihak Hanwei Group dari China yang disebut-sebut sebagai produsen besar berbagai makanan yang mengandung melamin menyampaikan permintaan maaf. "Kami benar-benat minta maaf kepada konsumen dan distributor. Kami serius menyatakan di sini bahwa perusahaan saya tidak pernah membeli melamin atau menambahkan melamin pada produk-produk," kata Han Wei pemilik perusahaan Hanwei Group di Provinsi Dalian.
Juru bicara Hanwei Group mengatakan bahwa sebenarnya perusahaan mereka telah menemukan bahan kimia melamin tersebut pada bahan pakan yang diberikan ke ayam pada September lalu. Sayangnya mereka tidak menyebutkan dari mana bahan pakan tersebut berasal.
Sehubungan dengan kasus melamin yang menyebar hingga ke telur ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah dalam hal ini Ditjen Peternakan Deptan dan Departemen Perdagangan untuk segera merespon isu telur bermelamin asal China.
Pengurus Harian YLKI Huzna Zahir meminta kepada Ditjen Peternakan dan Depdag untuk segera menjelaskan kepada masyarakat Indonesia, Apakah ada telur dari China yang di import dan diperdagangkan di tanah air sehingga masyarakat tidak menjadi resah.
Beliau (Huzna Zahir, red) mengatakan kalau memang ada import telur dari China, maka pemerintah diminta segera melakukan sampling dari sumber-sumber yang potensial tercemar dan memperjelas bagaimana tanggung jawab importir. Jika memang tidak ada import telur dari China, Maka Pemerintah tetap diminta menjelaskan tentang kemungkinan ditemukannya telur ilegal yang berasal dari China di Indonesia, terkait banyak ditemukannya telur palsu asal China.
Sumber : Kompas.com, Detik.com, Pikiran Rakyat.com.
Labels: Kesehatan